Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kenapa Puisi Sri Mulyani Kalah Bombastis Ketimbang Puisi Neno Warisman?

25 Februari 2019   22:15 Diperbarui: 26 Februari 2019   08:37 1580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca debat ke 2 capres 2019 tanggal 17/2/2019 yang lalu, suhu politik negeri ini semakin memanas. Adu pintar, adu protes, dan adu argumen kedua kubu lebih heboh daripada debat capresnya. Baik di dunia nyata maupun jagat maya, masalah politik paling seksi untuk diperbincangkan. Sehingga berita politik jadi laris manis.

Tidak perlu jauh-jauh. Perhatikan saja di Kompasiana. Artikel politik menjadi primadona, tulisan lain kurang dilirik. Enaknya di sini gesekan-gesekan negatif antar dua kelompok pendukung capres/cawapres tidak separah di media sosial lain. Nyaris tak ditemui kompasianers yang saling serang sampai memaki-maki, seperti di Facebook, Twitter, dan Instagram.

Maklum, warga kompasiana adalah penulis intelektual. Bukan orang sembarangan. He he...

Namun tiga hari terakhir gosip politik seakan berganti pashion. Publik disuguhi drama baru. Terkait puisi yang dibacakan Neno Warisman pada acara munajat 212, malam Jumat 21 Februari 2019 lalu, yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Berikut dua bait puisi tersebut yang dikutip oleh berbagai sumber,

Ya Allah 
Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin
Oleh pemimpin terbaik
Dengan pasukan terbaik
Untuk negeri adil dan makmur terbaik

jangan, jangan Engkau tinggalkan kami 
dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu

Sontak. Nama Neno Warisman menjadi buah bibir. Pro dan kontra tak dapat dibendung.

Pihak yang pro memuji. Salah satu pujian datang dari Fahri Hamzah. Wakil Ketua DPR RI itu menilai, puisi yang dibacakan Neno Warisman pada acara Munajat 212 itu adalah puisi dan harapan semua peserta munajat mengetuk pintu langit. Hal tersebut dia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah pada Jumat (22/2/19). "Bener2 mengetuk pintu langit," tulisnya. (planet.merdeka.com, 23/2/2019 10:23).

Yang kontra malah sebaliknya. Beberapa ulama mengungkapkan bahwa doa yang diucapkan oleh Neno Warisan adalah doa Nabi Muhammad SAW saat menghadapi perang Badar. Perang Badar sendiri merupakan perang terbesar yang dilakukan umat Muslim melawan kafilah Quraisy.

Kafilah Quraisy ini jelas-jelas kaum kafir. Mungkin tersebab itu pula cawapres 01 Ma'ruf Amin angkat bicara, "Menempatkan posisi yang lain sebagai orang kafir. Masa Pak Jokowi dengan saya dianggap orang kafir. Itu sudah tidak tepat. Menyayangkanlah," ucapnya.

Maaruf Amin Juga tidak setuju saat Neno mengatakan bahwa tidak akan lagi ada yang menyembah Tuhan, apabila kalah dalam Pilpres 2019. (idntimes.com, 24/2/2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun