Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Takut Digempur Tsunami, Masyarakat Pasir Ganting Minta Pak Jokowi Merenovasi Shelter

15 Januari 2019   23:45 Diperbarui: 16 Januari 2019   09:26 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Wali Nagari Pulau Rajo Inderapura di Pasir Ganting. Dokumen Pribadi.

Dalam rangka urusan pernikahan keluarga, hari Kamis tanggal 09/01/19 yang lalu saya berkunjung ke Pasir Ganting. Sebuah kampung di kawasan administrasi Kenagarian Pulau Rajo (baca: Kenegerian Pulau Raja) Inderapura, Kecamatan Airpura, Kabupaten Pesisir Selatan.

Begitu memasuki kawasan penduduk, perhatian saya tersedot ke sebuah bangunan warna kuning muda berlantai tiga. Saya minta driver membelot ke sana melewati lapangan sepak bola.

Gedung Shelter Thunami Pasir Ganting. Dokumen Pribadi.
Gedung Shelter Thunami Pasir Ganting. Dokumen Pribadi.
Tiada papan merek yang menjelaskan apa fungsi bangunan tersebut. Kecuali tempelan gambar-gambar hewan pada kaca bagian depan yang mengindikasikan sebagian ruangnya pernah digunakan untuk kegiatan PAUD. Kacanya banyak yang pecah, pintunya sudah hancur, sampah bertebaran luar dan dalam.

Setelah jepret-jepret kami pergi. Saya bertekad mencari informasi tentang gedung yang saya singgahi barusan. Akhirnya di tempat perhelatan saya bertemu Bapak Damrah tokoh masyarakat setempat. 

Bapak Damrah (Dang). Dokumen Pribadi.
Bapak Damrah (Dang). Dokumen Pribadi.
Pria biasa disapa Dang itu tersenyum ramah. "Pucuk dicinta ulam tiba. Sudah lama saya mencari teman curhat masalah ini, Bu," katanya menjawab pertanyaan saya. Terus menjelaskan panjang lebar sejarah pembangunan dan rencana peruntukan gedung tersebut.

Sekarang saya tahu, bahwa bangunan berukuran kurang lebih 40 x 10 meter  tu adalah shelter untuk evakuasi warga yang terdampak bencana tsunami. Dikala itu pula saya baru ngeh, bahwa negeri tempat saya berpijak saat itu termasuk salah satu zona merah rawan gempa dan stunami dalam kabupaten terbarat Provinsi Sumatera Barat.

Kusen dan plafon yang rusak berat. Foto kiriman Damrah.
Kusen dan plafon yang rusak berat. Foto kiriman Damrah.
Menurut pria 44 tahun itu, gedung shelter ini dibangun pada tahun 2011 oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun dia sangat menyayangkan, pihak terkait terkesan setengah hati. 

Selesai dibangun tiada tindak lanjut, terkatung-katung tanpa kejelasan status. Masih milik pemerintah pusatkah, atau sudah diserahkan pada provinsi atau kabupaten? Sehingga barang ini terpapar tidak terurus seperti harta tak bertuan.

Lebih lanjut bapak tiga anak itu memaparkan, "Cobalah ibu masuk dan tengok ke dalam. Semua kusen sudah keropos. Bagian puncaknya yang dirancang untuk helipad juga rusak. Buktinya ada rembesan air sampai ke lantai dua. Padahal untuk membangunnya pemerintah telah menghabiskan dana Rp 3,1 miliar."

Pecahan kaca bertimbunan di setiap lantai. Foto kiriman Damrah.
Pecahan kaca bertimbunan di setiap lantai. Foto kiriman Damrah.
Untuk diketahui bersama, Pasair Ganting adalah negeri tertua di wilayah kerajaan Airpura. Menurut sejarah masyarakat setempat, di sinilah gerbang masuk nenek moyang orang Inderapura, pertama mendarat dari negeri asalnya. 

Sebagiannya menetap di bantaran sungai Muara Sakai-Inderapura. Mereka inilah cikal bakal penduduk sekarang yang hanya berjumlah 240 Kepala Keluarga dengan 1750 jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun