Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Disangka Niat Tulus Disambut Baik oleh Semua Orang

5 September 2018   21:12 Diperbarui: 5 September 2018   22:00 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi masyarakat pedesaan, saling berbagi dan mencicipi makanan antar tetangga adalah tradisi klasik yang masih dipertahankan. Walaupun keluarga satu dengan lainnya tidak terikat hubungan famili. Terlebih salah satu pihak memang dianggap pantas untuk menerima karena alasan ekonomi. Tapi jangan disangka niat tulus untuk berbagi disambut baik oleh semua orang.

Dalam hal ini saya  dan tetangga punya  pengalaman buruk. Tahun 2014, warga RT saya bertambah oleh hadirnya pasangan muda dengan tiga  anak. Mereka  berasal dari daerah lain, ngontrak di sepetak rumah, kurang lebih sepuluh meter dari kediaman saya.

Dari awal, sudah terlihat bahwa kondisi ekonominya kurang mampu. Pakaian yang mereka kenaki  seadanya. Putri pertamanya usia sembilan tahun putus sekolah alasan tak punya seragam.

Pekerjaan suaminya  jual beli barang rongsokan, isterinya ibu rumah tangga biasa. Mungkin, mereka menikah pada usia muda. Tergambar dari wajah isterinya yang masih kayak anak-anak.

Celakanya, si suami kurang serius memperhatikan kebutuhan keluarga. Karena dia perokok berat, dirinya lebih mengutamakan membeli  Gudang Garam Merah, mengabaikan kebutuhan anak isterinya.

Beberapa kali saya menyaksikan, anak-anaknya makan nasi putih bercampur garam plus sedikit ajinomoto. Aduh, menyedihkan. Bagaimana andaikan  anak saya yang melakoninya.

Melihat kondisi ini kami para tetangga tak tinggal diam. Bukankah Rasul SAW bersabda, Tidak beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang,  padahal tetangga di sampingnya  dalam keadaan lapar sedangkan dia mengetahuinya. (HR. al-Bukhoriy).

Tanpa diminta, secara sukarela beberapa  tetangga menyumbangkan apa saja yang bisa bermanfaat untuk meringankan kesulitan mereka. Ada ibu-ibu yang menyedekahkan  pakaian harian anak-anak dan  seragam, sekalian memotivasi putrinya agar mau bersekolah. Untuk isterinya diberikan baju muslimah yang masih layak pakai dan merangkulnya bergabung dalam kelompok pengajian.

Sesekali ada pula yang mengantarkan sambal, dan makanan lainnya yang layak dikonsumsi, (dalam artian bukan sisa).

Rupanya kepedulian warga tidak disambut  baik oleh ayah mereka. Jika ada orang yang berkunjung  mengantarkan sesuatu, mukanya masam. Disapa dan dikasih senyum dia cuek. Lalu buru-buru masuk kamar. Saya sendiri mengalami.

Beda dengan isterinya yang selalu bersikap ramah penuh persahabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun