Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terinpirasi dari Pencuri

15 Agustus 2018   23:08 Diperbarui: 16 Agustus 2018   06:00 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata inspirasi itu tidak selamanya bersumber dari sesuatu yang positif atau sosok hebat yang dikagumi banyak orang. Dari pencuri pun kita dapat terilhami, untuk melakukan banyak hal.

Pengalaman membuktikan. Awal tahun 2016 saya dan suami mendapat cobaan yang maha berat. Tanaman kayu manis  atau cassiavera  dikebun kami dicuri orang.

Peristiwa ini berawal dari kelalaian suami saya. Niatnya hendak mengontrakkan rumah yang berlokasi di kebun pinggir jalan raya Sungai-Penuh Jambi.  Satu jam naik motor dari kediaman kami. Upaya tersebut diwujudkannya dengan  menempelkan pamflet pada kaca depan. "Rumah ini akan disewakan. Hubungi no. 0823 ..." (lengkap dua belas angka).

Dua minggu kemudian, beliau ditelepon oleh seseorang yang mengaku calon konsumen. Mereka saling menjelaskan identitas diri dan posisi keberadaan masing-masing. Katanya, rumah itu akan dijadikannya tempat tinggal bersama sekeluarga sekaligus buka warung nasi.

Terjadi saling nego. Prinsip suami, murah sedikit tidak apa-apa. Yang penting rumah tidak kosong. Sekalian ada yang menunggu kebun. Mereka sepakat akan bertemu pada  hari Minggu. Karena hari tersebut memang jadwal  beliau ke kebun. Terakhir orang yang belum dikenal itu berjanji,  akan menelepon  lagi jika ada hal penting harus dibicarakan.

Komunikasi putus beriring salam dengan santun.

Pas hari yang dijanjikan, ditunggu-tunggu tidak ada kabar dari sana. Saya pikir, mungkin dianya merasa kemahalan. Ya sudah. Tak apa-apa. Biar tidak terkesan agresif, kami pun tidak mengonfirmasi ulang.

Sebulan kemudian tepatnya hari selasa, ada lagi yang nelepon. Katanya mau ngontrak rumah untuk dijadikan gudang kopi. Suami saya tidak menanyakan, apakah sebelumnya dia pernah nelepon atau tidak. Persetujuan berikutnya pun terjadi. Keduanya sepakat akan bertemu di lokasi pada hari Sabtu.

Hari Kamis dia nelepon untuk ke dua kalinya. Mengingatkan supaya suami saya tidak lupa tanggal yang telah ditetapkan.

Yang disini menjawab, "Okey." Pembicaraan ditutup dengan ucapan salam.  

Pagi Jumat sekira pukul 7.00, di tengah hujan yang lumayan deras dia nelepon lagi. "Hallo, Pak! Jadikan? Rencana kita besok. Saya tunggu ya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun