Aku pamit pada Ucok setelah membayar semangkuk minya. Itulah sisa uangku yang menipis di akhir bulan. Aku berharap transferan uang bulanan dari bapak tidak telat lagi.
Semoga saja panen di kampung tidak gagal. Yah, kupikir-pikir aku juga wong cilik.
Jakarta, jelang Ramadhan
Baca Juga:
1. Belajar Memahami ala Jenderal Nagabonar
3. Banjir Seleher, Leher Siapa?
4. Setop Bergosip, Mari Berdiskusi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!