Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Sudahkah Tulisanmu Mempunyai Ruh?

23 Februari 2021   10:49 Diperbarui: 23 Februari 2021   16:04 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penulis (Sumber: pixabay.com)

Demikian juga pertobatan seorang pecandu narkoba setelah membaca karya Andrea Hirata. Merekalah yang hati-hatinya telah tersentuh, tercerahkan.

Hati nurani, demikian nama lengkap hati, menurut Nurcholish Madjid, berasal dari kata bahasa Arab, nur  yang artinya "cahaya". 

Hati adalah tempat cahaya bersemayam, yang menerangi kegelapan logika. Sementara ilmu adalah cahaya, yang sejatinya berjodoh di hati. Jika keduanya bercumbu itulah perkawinan kimiawi yang serasi.

Sementara itu, seseorang dapat menjadi aktivis Marxisme tulen setelah membaca Das Capital-nya Karl Marx. 

Barangkali dedikasi Marx selama setiap hari dalam 20 tahun berkutat di perpustakaan umum -- dengan biaya hidup disokong rekannya, Friedrich Engels -- untuk menyusun Das Capital menjadikan energi kemarahannya terhadap kapitalisme dan kemiskinan tersalurkan tuntas dan meradiasi sebagian pembacanya. 

Inilah yang harus diakui secara jujur tentang kebenaran makna pepatah bahasa Arab, man jadda wa jada, siapa berusaha keras maka ia akan memperoleh hasilnya. Siapa pun pelakunya.

Di ujung spektrum lain, banyak penulis menimba energi Ilahiah melalui olah kontemplasi kepada Tuhan, Zat Tertinggi, sang causa prima yang menggerakkan semesta sebagai sumber inspirasi. 

Para ulama Muslim, misalnya Sayyid Quthb, dengan mahakarya kitab tafsir Al-Qur'an Fi Zhilalil Qur'an, terbiasa melakukan sholat tahajud sebelum mulai menulis. 

Sementara Barbara Cartland, yang populer dengan novel-novel romantisnya, melakukan ritual berdandan sedemikian rupa sebelum menulis. Semata-mata demi memompa kepercayaan diri, menimba energi kepenulisan.

Maka, Sobat, punyailah visi ketika menulis, alirkan emosi dan semangat sejadi-jadinya, dan berjibakulah ketika melahirkan sebuah tulisan. 

Seperti jihad seorang ibu saat melahirkan anaknya. Karena kita adalah ibu dari 'anak-anak' tulisan kita. Bahkan kita adalah 'tuhan' atas segala tulisan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun