Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Tarhib Ramadhan] Ramadhan sebagai Madrasah Pengorbanan

10 Februari 2021   03:03 Diperbarui: 10 Februari 2021   03:08 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ramadhan/Foto:pixabay.com

Atau seperti teladan Rasulullah SAW ketika beliau hendak dijamu oleh Aus bin Khaulah dengan susu dan madu selepas perjalanan jauh yang melelahkan. 

Rasulullah menolaknya seraya berkata,"Aku tidak mengatakan bahwa ini haram tetapi aku tidak ingin pada hari kiamat nanti Allah bertanya padaku tentang hidup berlebihan di dunia ini." (Hadis Riwayat Ahmad bin Hambal).

Ramadhan mengajarkan itu semua kepada kita. 

Ketika puasa atau shaum tidak hanya sekadar menahan haus dan lapar tetapi juga menahan nafsu duniawi untuk menumpuk harta dan menumbuhkan jiwa berbagi kepada kita, terbentuklah pribadi-pribadi yang rela berkorban, hidup sederhana dan tidak bermewah-mewahan. 

Dalam Ramadhan tidak hanya ada pranata sholat tarawih yang memberikan kita kesempatan berasyik-masyuk sendiri dengan Allah dan berjamaah namun juga ada pranata zakat fitrah dan zakat maal (harta) yang "memaksa" kita beramal saleh sehingga kita saleh ritual dan juga saleh sosial.

Jika tidak, alamat bencana akan bertubi-tubi menimpa kita sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW,"Bila masyarakat sudah membenci orang-orang miskin dan menonjol-nonjolkan kehidupan dunia serta rakus dalam mengumpulkan harta maka mereka akan ditimpa empat bencana: zaman yang berat, pemimpin yang lalim, penegak hukum yang khianat dan musuh yang mengancam." (Hadis Riwayat Ad-Dailami).

Dalam hitungan puluhan hari jelang Ramadhan, mari kita pancangkan niat: Semoga kita menjadi pemelajar yang baik di bulan berkah tersebut, dan lulus dari madrasahnya dengan baik agar "terlahir kembali seperti bayi yang suci dari kandungan ibunya".

Jakarta, jelang Ramadhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun