Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Indonesia Resesi? Terima Kasih, Sri Mulyani!

26 September 2020   22:56 Diperbarui: 7 April 2021   07:09 19273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (ANTARA/tangkapan layar akun instagram @smindrawati/pri)

Kendati banyak menteri sejawat yang juga terjun dalam TKN Jokmar, keberadaan SMI dalam kancah pertarungan pilpres jelas merupakan warna tersendiri.

Karena di era SBY, meskipun menjabat menteri dalam periode 2005 sampai 2010, SMI memilih tidak terlibat dalam pertarungan pilpres 2009 maupun terlibat aktif dalam politik kepartaian. Bahkan termasuk dalam kiprah Partai SRI, yang mengusungnya sebagai ikon partai dan capres, sekalipun.

Terkait aktivitas Partai SRI saat itu, SMI memilih tidak berkomentar, dan terkesan lebih membiarkan rekan-rekan aktivis yang mengusungnya saat itu untuk lebih banyak bersuara mewakili dirinya.

Tak ayal, dengan keterlibatan SMI sebagai anggota TKN, memunculkan banyak dugaan: Apakah itu langkah persiapan SMI berlaga di pilpres 2024 selepas turunnya Jokowi? Apakah SMI merupakan "puteri mahkota" yang tengah dipersiapkan Jokowi?

Terlebih lagi para "menteri potensial", seperti Anies Baswedan dan Susi Pujiastuti, telah terpental dari lingkar Istana, baik karena dugaan isu "matahari kembar" maupun isu "persaingan kubu internal Istana"

Dugaan dan tafsir politis tersebut turut meramaikan bursa pilpres 2024 yang sebelumnya sudah diramaikan dengan ramalan majunya Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo sebagai para "putera mahkota" kubu Jokowi guna menandingi Anies Baswedan yang diprediksi bakal maju sebagai capres dari kubu seberang pada pilpres 2024.

Tampilnya SMI yang diperkirakan sebagai "kuda hitam" cukup beralasan dan menggembirakan bagi dinamika demokrasi bangsa. Sama seperti bakal "kuda hitam" lainnya seperti Tri Rismaharini dan Mahfud MD, peluang SMI tetap sama dan merupakan hal yang sah-sah saja berdasarkan konstitusi dan langgam politik di negeri ini.

Jika, pada pilpres 2014, langkah SMI harus kandas di tahap terlalu dini dengan rontoknya Partai SRI yang berniat mengusungnya, bukan tak mustahil takdir nasibnya akan lebih baik pada pilpres 2024.

Rentang waktu satu dasawarsa tentulah cukup bagi seorang Sri Mulyani untuk menyiapkan diri, entah secara terang-terangan maupun secara klandestin melalui kekuatan jejaring profesi dan sosial politik yang dimilikinya.

Terlebih lagi, seandainya Sri Mulyani dalam posisinya sebagai Menkeu saat ini berhasil membawa Indonesia melewati resesi di tengah pandemi COVID 19 belakangan ini, tentulah bintangnya akan cerah.

Sudah barang tentu hal tersebut akan menjadi modal besar dalam kalkulasi sosial politik sekaligus mempertebal amunisi kepercayaan dirinya dan kepercayaan publik (serta kalangan politisi dan pemodal) baginya untuk melangkah maju sebagai salah satu kandidat pemimpin negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun