Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Jomlo

18 September 2020   00:56 Diperbarui: 18 September 2020   01:02 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jomlo/Foto: alamy.com

Sewaktu pagi:

Pagi cerah, Sayang
Semoga sesumringah senyummu semalam
Aku utus merpati rinduku ke jendela hatimu
Kirimkan maaf bersampul cinta
Adakah pintu maaf untukku?

Sewaktu siang:

Sayang,
Anggun itu ibarat rona lembayung senja di ufuk barat, membuncah kemerahan seperti tomat di pipi putih bayi.
Seperti lesung pipitmu yang ingin kuselami dengan bibirku.

Sewaktu malam:

Dear, dah bobo ya?
Moga tidurnya tentram ya
Andai aku di sana, ingin kucubit lengan mulusmu
Sambil berbisik mesra di cupingmu, "Sayang, senja itu tak pernah merah menyala. Ia hanya merah jingga."
Seindah rona wajahmu ketika kecupan pertama
Selembut bibirmu mencumbu.

Aku senyum sendiri membacainya. Semua pesan itu masih menunggu terkirim. Untuk calon jantung hatiku kelak. Insya Allah.

Jagakarsa, 18 September 2020

Baca Juga: https://www.kompasiana.com/nursalam-ar/5f5201f6d541df23a62f2b42/perceraian-adalah-episode-jodoh-sesakit-apa-pun-itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun