Mohon tunggu...
Jepara punya
Jepara punya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Alam Watu Lawang Jepara

8 April 2019   08:55 Diperbarui: 8 April 2019   09:24 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyusuri Wisata Alam Watu Lawang

Wisata Alam Watu Lawang, Objek wisata yang berlokasi di Desa Tanjung Kecamatan Pakisaji ini sedang naik daun di Jepara. Banyak keunggulan di wisata alam ini, selain menawarkan keindahan alam lokasi ini juga kaya akan sejarah

Untuk menuju wisata alam ini, kita bisa datang dari berbagai arah. Dari pusat kota Jepara, kita bisa terlebih dahulu menuju Pasar Lebak yang berada di Kecamatan Pakisaji. Dari pasar tersebut, kita bisa mengambil arah timur. Kurang lebih 2 kilometer, di kiri jalan akan ada papan petunjuk arah bertuliskan Wisata Alam Watu Lawang.

Sampai di papan petunjuk itu, jalanan masih nyaman untuk dilewati. Namun setelah masuk gang, jalanan cukup ekstrim karena masih berupa tanah dengan sedikit bebatuan. Harus ekstra hati-hati.

Meski terbilang objek wisata baru, namun papan petunjuknya cukup lengkap. Jadi tak perlu khawatir nyasar...  

Wisata alam ini mulai ditata dan dibuka untuk umum pada Desember lalu. Pengelolaanya dilakukan langsung oleh masyarakat setempat. Saat ini belum ada tiket masuk yang dikenakan pada pengunjung. Hanya untuk biaya parkir saja sekitar Rp 3 ribu. Cukup murah ya...

Saat pertama kali masuk ke lokasi wisata ini, kita akan disuguhi dengan panorama alam yang indah. Mulai dari area persawahan hingga sungai. Yang paling istimewa, wisata alam itu menyuguhkan bongkahan batu besar yang di dua sisinya menyerupai pintu. Karena itu pula wisata alam ini dinamakan Watu Lawang.

Di komplek wisata alam itu ada dua bongkahan batu besar yang ditawarkannya pada pengunjung. Satu batu yang memiliki bentuk menyerupai pintu serta satu lagi bongkahan batu yang merupakan punden sesepuh desa.

Disana juga terdapat sebuah tempat yang di sakralkan masyarakat sering menyebutnya dengan punden. Di punden itu, dulunya ada sesepuh desa yang hilang saat usai mencuci baju. Sampai saat ini, masyarakat masih rutin memberikan sesajian di punden tersebut sebagai bentuk penghormatan bagi sesepuh desa. Cerita sejarah ini juga menjadi daya tarik tersendiri selain panorama alam yang ada.        

Rasanya senang sekali berada di antara batu raksasa ini. Selain teduh, batu ini juga cukup unik ketika diamati.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun