Mohon tunggu...
NurRohmatus
NurRohmatus Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

Bismillah (:

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kiat Mengajarkan Anak Memiliki Empati

11 November 2019   05:24 Diperbarui: 11 November 2019   05:36 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : shutterstock

Empati adalah sebuah keterampilan yang harus diajarkan karena keterampilan tersebut nantinya akan dijadikan bekal untuk menjalani sebuah kehidupan baik itu di masa sekarang maupun di masa depan, karena hal itulah maka keterampilan tersebut harus diberikan dan juga diajarkan sejak dini. Meskipun sifat tersebut wajar bagi anak anak, namun rasa atau empati itu tetap harus diajarkan agar anak mampu berempati dan juga peduli pada orang lain.

Anak anak kerap memiliki sifat dimana dia terlihat egois, yaitu sifat "ke-aku-an" yang masih tinggi. Sifat itu memang dibutuhkan tapi tidak pada semua apa yang di lakukan dan apa yang di miliki, karena memang ada fase dimana apa yang dimiliki hanya untuk diri sendiri dan bukan untuk dibagikan ke orang lain. Adanya sifat egois yang tinggi ini sebenarnya juga memiliki dampak buruk karena seseorang yang memiliki sifat ini akan merasa bahwa dirinya harus lebih di prioritaskan daripada orang lain.

Lalu, bagaimana cara menumbuhkan sifat tersebut ?

1. Literasi Emosional

Literasi emosional disini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri, dan hal ini haruslah diajarkan dan dikenalkan sejak dini karena anak anak juga harus tau kapan dia harus sedih, marah, bahagia. Hal ini dapat dilakukan dengan menyebutkan beberapa macam emosi pada anak, seperti contoh saat anak sedang teriak teriak lalu menangis, sebagai orang tua bisa dengan mengatakan "Nak, kamu marah ya?".

Sebelum anak anak dapat berempati pada orang lain, maka terlebih dahulu anak anak perlu untuk memahami perasaan mereka sendiri dan juga cara mengelolanya.

2. Komunikasi Tatap Muka

Kehadiran gadget sering kali menjadi penghalang untuk selalu fokus kepada anak anak. Komunikasi dengan tatap muka sangat perlu untuk dilakukan karena dengan komunikasi seperti itulah kita dapat mengajarkan pada anak anak untuk mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, gadget dapat mempengaruhi pola komukasi baik itu antara orang tua dan anak juga lain sebagainya. Dengan adanya gadget, komunikasi secara tatap muka akan berkurang karena gadget mampu mempengaruhi segalanya. 

3. Membaca Perasaan Orang

Anak anak sejak dini juga boleh dilatih untuk membaca emosi orang lain, seperti yang telah disebutkan diatas. Setelah orang tua mengajari kepada anak bagaimana Literasi emosi, dan jika hal tersebut terus diasah dan terus dilatih kepada anak anak, maka anak akam semakin terbiasa bahkan mampu untuk membaca perasaan orang lain. Dengan contoh saat anak anak sedang melihat temannya menangis karena mainannya yang dimiliki ternyata dimainkan atau bahkan diambil oleh temannya, maka anak yang sudah mampu membaca perasaan orang lain akan mengatakan "Kamu sedih ya ?". Latihan atau pengajaran yang dilakukan secara terus menerus akan selalu ada dalam diri anak dan pada akhirnya anak anak akan lebih memiliki kepekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun