Mohon tunggu...
HORUS LIN K.
HORUS LIN K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ayo, Nulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malaikat Minggu Pagi

2 Januari 2023   13:49 Diperbarui: 2 Januari 2023   13:56 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang anak sedang duduk. Diam. Terpaku menatap ayahnya di sofa seberang. Sinar mentari pagi menyelinap masuk melalui celah ventilasi. Berkas-berkas cahaya jingga menerangi wajah pria di hadapannya. Setumpuk luka gores menyala terang, menampilkan jeri tak terbilang.

"Yah," ujar lembut si anak. Matanya menatap tajam. Pandangannya menusuk ke arah depan. Kedua tangan terkepal menopang posisi duduknya yang condong penasaran.

"Ayah percaya malaikat itu ada?"

Sebuah kalimat tanya meluncur dari mulutnya. Menembus ruang di antara mereka, menikam target. Gerakan tangan si ayah terhenti. Belati perak di tangannya mulai bergetar.

"Percaya."

Ia melepas belati dari tangannya, berkelontangan di meja kaca. Kali ini ia bahkan menatap anaknya, yang tak pernah ia lakukan semenjak kehilangan mendiang istri.

"Ayah pernah melihatnya," pria itu mendesis pelan.

Ekspresi si anak berubah datar. Matanya menyipit.

"Omong kosong." Anak itu merebahkan badannya ke sandaran. Seringai lebar terulas di bibirnya, mencemooh.

Ia pikir ayahnya sudah tak waras. Sebab sudah terlalu lama berendam di lautan darah.

Tidak. Tidak mungkin seorang pembunuh bisa melihatnya. Mereka itu makhluk suci, batin si anak dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun