Di era 4.0 sekarang ini, teknologi berkembang sangat pesat. Perkembangan teknologi diera 4.0 salah satunya mengubah budaya literasi individu menjadi literasi digital. Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (Kemendikbud, 2017), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Literasi digital mencakup berbagai macam literasi, seperti literasi informasi, literasi komputer, literasi media, literasi komunikasi, literasi visual, dan literasi teknologi (Covello, 2010).
Literasi digital merupakan kunci keterampilan pada pendidikan saat ini, sehingga penting untuk diterapkan pada setiap pembelajaran, salah satunya matematika. Tidak hanya membangun keterampilan ilmu pengetahuan, literasi digital pada pembelajaan  matematika membantu siswa untuk membangun pola pikir kritis matematis (Muliawanti & Kusuma, 2019). Keberhasilan dalam membangun keterampilan literasi digital menjadi salah satu indikator pencapaian dalam sebuah pendidikan (Kemendikbud, 2017).
Pengembangan literasi digital matematis yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan pembelajaran barbasis e-learning. Pembelajaran berbasis e-learning merupakan salah satu cara mewujudkan penggunaan internet secara sehat, baik dalam arti sempit maupun luas. Hal tersebut karena e-learning merupakan wujud kegiatan pemanfaatan media teknologi informasi dan komunikasi secara edukatif(Saputra, 2018). Penggunaan e-learning, khususnya media blog dibutuhkan untuk mempermudah guru dan siswa dalam menyerap materi. Penggunaan media blog ini, bukan berarti para guru dapat menghilangkan pembelajaran dengan buku di dalam kelas, tetapi memperkuat pembelajaran melalui pengembangan teknologi pendidikan.
Web/blog merupakan perpustakaan terbesar di dunia, karena web/blog dapat berfungsi sebagai sumber belajar dan sekaligus media pembelajaran bagi siswa. Tetapi belum banyak pendidik memanfaatkan web/blog sebagai media dan sumber belajar. Menurut Nurohman (Arifin, Zulkardi, & Darmawijoyo, 2010) hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, bahasa yang digunakan dalam web/blog umumnya bahasa Inggris, sehingga membuat siswa dan guru sulit untuk memahami materi atau artikel yang ada di dalam web tersebut. Kedua, sumber daya manusia di bidang pendidikan rata-rata menganggap bahwa menampilkan materi dalam bentuk web/blog adalah pekerjaan yang rumit. Sebagian menganggap bahwa untuk membuat sebuah web pribadi (personal web) di internet, maka seseorang harus menguasai bahasa pemrograman komputer untuk mendesain tampilan maupun isi suatu web. Ketiga, sumber daya manusia di bidang pendidikan rata-rata menganggap bahwa untuk hosting sebuah situs web di suatu server dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ketiga persoalan ini telah menyebabkan banyak pendidik kurang berminat untuk membuat suatu situs web pribadi yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dan atau sebagai sumber pembelajaran. Di era 4.0 ini,  banyak sarana pembuat web yang mudah dan gratis, salah satunya adalah blogger atau blogspot. Hal ini mengurangi anggapan tentang mahal dan rumitnya membangun sebuah situs web. Keberadaan web/blog saat ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh guru matematika sebagai media alternatif penyampaian pengetahuan, media pembelajaran online, serta solusi untuk masalah kurangnya jam kegiatan belajar  mengajar pembelajaran di kelas.
Peneliti bermaksud mengembangkan suatu blog support sebagai kegiatan literasi digital dalam pembelajaran matematika. Blog ini nantinya dapat dijadikan sebagai media dan sumber belajar khususnya pembelajaran matematika di sekolah menengah atas baik oleh guru maupun siswa. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya peneliti menggunakan aplikasi sebagai penyimpanan link-link blog agar peserta didik dengan mudah mencari materi yang akan dipelajari.
Berikut adalah tampilan aplikasi yang sudah dibuat oleh peneliti.
                                                                       Â
Â
                                                                         Â
Peneliti menguji cobakan aplikasi ini kepada beberapa siswa yang ada dilingkungan rumah peneliti. Sebelum, menguji cobakannya aplikasi, peneliti memberitahukan terlebih dahulu tujuan dibuat aplikasi tersebut. Kemudian, menjelaskan tentang pentingnya kegiatan literasi digital dalam pembelajaran Matematika. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dan metode pengumpulan data berupa angket.