Mohon tunggu...
Lyfe

Kuliahku Tak Seindah Ma'had

16 Mei 2019   12:06 Diperbarui: 16 Mei 2019   12:22 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel


Dari  banyaknya kenangan dan kisah yang sudah aku lalui, hanya satu yang membuatku ingin kembali. Disebuah,pesantren. Aku tau kita tidak akan bisa mengulang waktu kembali. kita hanya bisa mengenang, mengingat kembali menggunakan memori yang ada di dalam fikiran kita. Kita bisa mengingat tanpa bisa merabanya, mencium baunya, melihat kenyataanya. Semua hanya terjadi bersamaan dengan halusinasi antara ingatan dan kenangan. Walaupun kini aku tidak bisa kembali, aku sangat bahagia mengetahui bahwa aku pernah menjalaninya bersama mereka orang yang aku sayang.

Aku tidak akan membahasnya. Kenyataanya bahwa aku ini adalah seorang mahasiswa disebuah universitas ternama. Aku harus menjalani hidupku dengan mandiri tanpa kedua orantua . Semua yang aku lakukan dan dampaknya adalah bebanku juga keberuntunganku. Aku sadar bahwa dunia perkuliahan sangat jauh dari apa yang aku harapkan dan tidak sesuai dengan realitaku selama ini. Bukanya aku sulit beradaptasi tetapi lingkungan yang keras ini memang kurasa tidak cocok untuku. Hingga pikiranku terbayang pesan   ayah sekitar setahun yang lalu.

"pak, rahma boleh nggak daftar di kampus UNRI ?", tanyaku pada bapak.
"Memangnya kamu sudah yakin, Nak? Kalau menurut bapak kamu sebaiknya ambil  di kampus UIN ambil jurusan BAHASA ARAB ATAU TENTANG AGAMA. bapak ingin kamu jadi ustazah atau orang yang mengerti tentang agama", jawab bapak.
"rahma bukan tidak mau .tapi rahma sudah terlanjur lolos di kampus UNRI jurusan sosiologi pak,maafkan rahma tidak bisa menuruti permintaan bapak. Rahma berjanji tidak akan melupakan pelajaran yang rahma dapat selama 6 tahun di pondok pesantren pak.
"Ya sudah kalau begitu. Semoga kamu tidak menyesal dengan pilihanmu", Kata bapak.

Akhir-akhir ini aku mulai menyadari bahwa kalimat bapak sangat bermakna untuku. Aku pikir aku sedikit menyesal karena tidak mau mempertimbangkan dulu pendapat bapak untuk daftar di universitas UIN dan memilih jurusan bahasa arab. Bahkan kini aku berfikir aku sangat ingin mengajar di pondok pesantren,bersama santri-santri yang lucu dan masih lugu. Aku menyadari betapa berartinya perkataan orangtua.

Aku mungkin terlihat sedikit tidak menyukai pendidikanku saat ini dan kenyataanya memang begitu. Bukan soal jurusan yang aku pilih tetapi karena mungkin lingkungan dan teman  di sini jauh dari harapanku. Aku bisa dibilang tipikal orang yang mudah bergaul, dan sangat mudah mendapatkan teman yang sepemikiran. Yang sebenarnya mereka semua temanku tetapi aku belum menemukan seorang sahabat di sini. Awalnya aku pikir aku sudah bertemu tetapi lama kelamaan aku salah menilai. Bukan itu yang aku inginkan.

Walaupun aku kuliah baru 1 tahun, aku merasa seperti 13 tahun. Rasanya aku ingin sekali pindah tetapi aku tidak mau membuat kedua orangtuaku kecewa. Mereka sudah menghabiskan banyak biaya untuk kuliahku. Demi mereka aku masih bisa bersabar untuk saat ini. Ini adalah pilihanku dan begitu juga aku harus bisa mempertanggungjawabkanya.

Aku tidak mengira sebelumnya bahwa kuliahku akan seberat ini. Kita beradu mulut karena ada masalah kecil yang sifatnya sangat sepele. Ada yang membenci kita dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal dan masih banyak hal menjengkelkan lainya yang tidak bisa dijelaskan di sini.jauh berbeda ketika aku masih dipondok pesantren.

Mungkin di sini aku hanya menyebutkan sisi negatifnya saja.Bukan begitu, aku juga bersyukur berada di kampus ini karena yang aku tahu aku masuk di jurusan yang aku senangi. Jika aku tidak ada di sini mungkin aku tidak akan mengenal mereka yang sampai saat ini juga masih bersamaku dari awal kuliah sampai saat ini. Selain itu, karena aku kuliah di kampus UNRI aku selalu bertemu mereka yang sudah kuanggap sebagai keluarga di kos tanpa harus dirumah.

Jadi intinya selama kamu sayang sama kedua orangtuamu, selama kalian masih mempunyai sahabat yang mampu memberi support kalian walaupun itu hanya satu orang tak masalah. Mereka semua mampu memberikan kekuatan dalam diri kalian untuk melewati semua masalah yang kamu anggap berat untuk dihadapi dan ada hal yang paling penting dari segalanya. Kamu punya Allah dan Allah akan bersama kamu yang percaya bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Penyayangdan memberi solusi,allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuanya. 

Jika kamu percaya bahwa Allah itu ada kamu akan yakin bahwa kamu bisa lewatin semuanya. Kamu tidak perlu bersedih atas apa yang orang lain lakukan kepadamu. Memang terkadang manusia begitu, mereka unik. Ada yang senang dihargai namun tidak mengahargai, ada yang senang diberi dan tidak senang berterimakasih semua itu karena manusia itu unik (katanya). Kamu tidak perlu marah, tidak perlu dendam. Buktikan saja kepada mereka bahwa kamu lebih sukses dari dia. Bukan untuk menyombongkan dirimu tetapi membuktikan bahwa kamu seseorang yang tidak pantas diremehkan.
Ngomong-ngomong kita belum menyinggung soal cinta ya? wkwkwk (ketawa bukan nangis). Jadi inget bapak dan mamak sering bilang.

"nak, kamu kuliah baik-baik jangan kecewain bapak dan mamak,jangan pacaran,bapak menyekolahkanmu tinggi-tinggi  buat belajar yang serius biar sukses bukan pacaran kalo mau langsung nikah jangan pernah pacaran gak bagus jangan pernah pacaran. Kalo mereka beneran sayang sama kamu mereka pasti tau hubungan yang baik itu gimana pasti mereka langsung datangin ayah dan ibu buat melamar kamu nak, Kata mamah....''jadi jangan pernah pacaran.''
"Haha mamak bisa aja''. Iya mak rahma bakal ingat pesan bapak dan mamak", jawabku.
Okeeee. In a fact (pada kenyataanya), nyatanya sekarang aku sudah berpacaran,dan terkadang aku menyesalinya karna aku sudah menyia-nyiakan kedua orangtuaku. Dan aku  tergolong orag yang mudah terpengaruh dan akhirnya aku berpacaran selama 6 bulan dan akhirnya aku membuat keputusan untuk mengakhiri hubungan ini dan sekarang kami sudah putus tetapi sekarang kami masih dekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun