Mohon tunggu...
Nurrahman Fadholi
Nurrahman Fadholi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa, pengajar, penulis

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Terbuka Yogyakarta dan pengajar Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hoegeng Imam Santoso, Mantan Kapolri yang Layak Mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional

10 November 2021   07:29 Diperbarui: 10 November 2021   07:39 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hoegeng Imam Santoso, Kepala Kepolisian Republik Indonesia 1968-1971 (sumber: inibaru.id)

Mungkin generasi sekarang tidak mengenal sosoknya, namun generasi tahun 1970-an dan 1980-an sangatlah mengenal sosoknya. Sosoknya juga mendapat pujian dari seorang Gus Dur dalam salah satu anekdotnya, "Polisi jujur di Indonesia itu hanya ada tiga. Pak Hoegeng, patung polisi, dan polisi tidur". Sosoknya memang dikenal sebagai polisi yang jujur saat bertugas menjadi Kapolri karena tidak mau melakukan tindakan korupsi. Selain itu, Hoegeng adalah sosok polisi yang santun dalam bertugas.

Beberapa waktu yang lalu, pernah beredar video saat polisi kelahiran Pekalongan, 14 Oktober 1921 ini menertibkan tukang becak yang sedang mangkal di sembarang tempat. Dalam video tersebut, beberapa tukang becak dikumpulkan di depan kantornya dan diberikan pengarahan. Video tersebut lalu mendapatkan pujian dari beberapa netizen di media sosial karena beliau menertibkannya tidak disertai dengan marah-marah seperti kebanyakan satpol PP yang menertibkan para pedagang nakal.

Selepas menjabat sebagai Kapolri pada tahun 1971, Hoegeng pun mencoba peruntungannya menjadi seorang penyanyi dan bergabung dengan grup musik yang bernama Hawaiian Seniors. Hoegeng telah bergabung dengan grup musik tersebut sejak menjabat sebagai Kapolri pada tahun 1968. Grup musik ini telah beberapa kali tampil di TVRI dalam acara khusus yang berjudul Irama Lautan Teduh. Bersama Hawaiian Seniors, Hoegeng telah merilis album Somewhere In Hawaii. Grup musik ini pun bertahan hingga tahun 1980.

Hoegeng Imam Santoso meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 14 Juli 2004 pada usia 82 tahun. Hoegeng dimakamkan di Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Giri Tama, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Saat ini, namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Bhayangkara di Mamuju dan nama di salah satu jalan di Pekalongan, Jawa Tengah (tempat kelahiran sang polisi). Melihat dedikasinya dalam tugasnya sebagai Kapolri, Hoegeng pantas diberikan gelar Pahlawan Nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun