Jakarta adalah salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia. Selain sebagai ibukota dari negara Indonesia ini, Jakarta juga menjadi kota yang banyak didatangi orang-orang dari berbagai kota-kota di Indonesia dengan tujuan untuk mencari pekerjaan. Jakarta memang menjadi kota yang diidam-idamkan banyak orang yang berdatangan ke kota metropolitan ini untuk mengadu nasib dengan ekspektasi bisa hidup enak dan mapan.Â
Namun di balik semua itu, Jakarta juga menyimpan banyak permasalahan seperti banjir dan kemacetan lalu lintas. Banjir yang terjadi di Jakarta bisa saja tahunan dan sudah terjadi sejak jaman dahulu.Â
Dilansir dari situs web okezone.com, banjir di Jakarta sudah terjadi pada masa penjajahan Belanda tepatnya pada era 1600 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen.Â
Banjir itu juga berlanjut pada era-era pemerintahan selanjutnya seperti pada tahun 1970-an saat DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin, berlanjut pada saat Tjokropranolo memimpin DKI Jakarta pada tanggal 19 sampai 20 Februari 1979.
Pada tanggal 9 dan 11 Februari 1996, Jakarta kembali tergenang air bah. Saat itu, kursi pemerintahan DKI Jakarta dipegang oleh Soerjadi Soedirdja. Ketinggian banjir pada tahun itu mencapai 7 meter dan menyebabkan korban setidaknya 20 orang meninggal dan 30.000 mengungsi. Pada tanggal 1 dan 2 Februari 2007 saat kursi kepemimpinan DKI Jakarta dipegang oleh Sutiyoso. Pada tahun itu, terdapat 80 orang meninggal dunia serta 320.000 lainnya diungsikan.Â
Tiga tahun kemudian pada tanggal 10 Februari 2010 di masa kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo, banjir terjadi lagi. Namun banjir pada saat itu tidak hanya melanda Jakarta saja, melainkan kota-kota sekitarnya juga mendapatkan imbas dari banjir Jakarta ini. Banjir juga berlanjut pada masa pemerintahan berikutnya seperti pada masa pemerintahan Gubernur Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Saiful Hidayat, hingga pada pemerintahan Gubernur Anies Rasyid Baswedan pada saat ini.Â
Pada saat banjir yang terjadi saat ini, banyak warga yang menyalahkan gubernurnya karena dianggap tak bisa mengatasi banjir. Tetapi jika kita menilik ke belakang, sudah ada beberapa gubernur yang sudah berusaha menangani masalah banjir namun hasilnya banjir masih menggenangi Jakarta hingga saat ini. Sebenarnya penanganan banjir itu bukan hanya dari pemerintahannya saja, tetapi dari warganya juga. Jika warga Jakarta sudah menyadari akan kebersihan, maka Jakarta bisa bebas dari banjir.
 Tidak perlulah kita saling menyalahkan satu sama lain. Agar masalah ini bisa selesai, seharusnya kita juga ikut andil dalam penanganan banjir ini. Jikalau bang Ben (H. Benyamin Sueb) masih ada, beliau pasti akan berkata, "Bener kan yang gue bilang" karena beliau dulu populer dengan lagu "Kompor Meleduk" yang liriknya kurang lebih seperti ini :
Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk
Rumah ane kebakaran, gare-gare kompor meleduk