Film The Intern Kemasan Baru Mempelajari Cara Hidup Berdampingan dengan Teknologi untuk Gen Z di Era Disrupsi

                       

                Era disrupsi membawa perubahan besar dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Teknologi menjadi motor utama perubahan ini, memengaruhi cara manusia bekerja, belajar, hingga berkomunikasi. Salah satu film yang relevan untuk memahami bagaimana teknologi berdampingan dengan manusia adalah The Intern (2015), sebuah film karya Nancy Meyers yang mengisahkan hubungan antara generasi muda yang tech-savvy dengan generasi tua yang bijak dan penuh pengalaman.

                Film The Intern (2015), yang dibintangi Robert De Niro sebagai Ben Whittaker dan Anne Hathaway sebagai Jules Ostin, menceritakan kisah seorang pensiunan berusia 70 tahun yang kembali ke dunia kerja sebagai magang senior di perusahaan e-commerce modern. Film ini mengemas konflik antar-generasi, perubahan dinamika kerja, dan adaptasi teknologi dengan cara yang ringan namun penuh makna.

                 Ben, yang awalnya dianggap ketinggalan zaman, justru menjadi teladan bagaimana teknologi bisa dipelajari dan dimanfaatkan tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional. Sebaliknya, Jules, sebagai representasi generasi muda yang tech-savvy, belajar banyak dari kebijaksanaan dan pendekatan klasik Ben. Dari sinilah, Gen Z dapat menemukan pembelajaran yang menarik untuk memahami bagaimana hidup berdampingan dengan teknologi di era modern.

Hidup Berdampingan dengan Teknologi di Era Disrupsi                  

                Di era disrupsi, teknologi berkembang pesat, menciptakan perubahan yang tak terelakkan di berbagai aspek kehidupan. Generasi Z yang dikenal sebagai digital natives tumbuh dengan akses mudah ke internet, media sosial, dan adaptif terhadap teknologi, sering kali menghadapi tantangan, seperti bagaimana memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan sentuhan manusiawi?

                Dalam film The Intern ini, interaksi yang diperankan oleh Anne Hathaway dan Robert De Niro memberikan kita pelajaran bahwa meskipun teknologi memegang peran sentral, nilai-nilai seperti komunikasi interpersonal, empati, dan kerja sama tetap menjadi fondasi yang tidak tergantikan. Gen Z dapat mengambil pelajaran penting untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat, bukan tujuan akhir, sembari tetap menghargai interaksi manusia yang bermakna. Berikut beberapa poin menarik yang relevan dalam film The Intern:

1.   Belajar Sepanjang Hayat

                 Ben menunjukkan bahwa usia bukan penghalang untuk belajar hal baru. Gen Z dapat meniru semangat ini dengan terus mengeksplorasi perkembangan teknologi seperti AI, blockchain, atau tren digital terbaru. Jangan takut mencoba hal baru, meskipun tampak sulit pada awalnya.

2.  Manfaatkan Teknologi untuk Kolaborasi

               Salah satu kekuatan teknologi adalah kemampuannya menyatukan berbagai generasi. Gen Z dapat menggunakan aplikasi kolaborasi seperti Slack atau Notion untuk bekerja lebih efisien, sambil tetap membuka ruang untuk komunikasi interpersonal.

3.  Seimbangkan Teknologi dan Kehidupan Nyata

                Dalam film, Ben selalu hadir secara fisik dan emosional bagi rekan kerjanya. Ini mengingatkan kita untuk tidak terlalu tenggelam dalam layar. Gunakan teknologi untuk mendukung kehidupan nyata, bukan menggantikannya.

Teknologi, AI, dan Era Disrupsi bagian dari Tantangan dan Peluang untuk Gen Z

                Teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), telah menjadi salah satu inovasi paling transformatif di era disrupsi. Menurut RRI.co.id AI kini memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan manusia, mulai dari cara kita bekerja, belajar, hingga berinteraksi. Dalam konteks film The Intern, meskipun teknologi memainkan peran penting dalam perusahaan e-commerce Jules, film ini juga menunjukkan bahwa teknologi tidak bisa sepenuhnya menggantikan sentuhan manusia.