Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Hatta Amatiran

4 Agustus 2020   21:39 Diperbarui: 4 Agustus 2020   21:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi Hatta Amatiran
Oleh : Nurohmat

Saat ini kita berada di bulan Agustus, bulan peringatan Indonesia merdeka. Tepatnya, setiap tanggal 17 Agustus kita merayakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berbicara tentang proklamasi kemerdekaan, selain Ir. Soekarno, saya teringat dengan salah satu sosok tokoh bangsa lainnya yakni Moh. Hatta, Wakil Presiden RI yang pertama.

Moh. Hatta adalah salah satu tokoh bangsa yang kerap saya pelajari dan maknai riwayat hidupnya. Mengapa saya memiliki tendensi untuk menelaah Moh. Hatta ? Hal ini tidak terlepas dari pengaruh  tulisan-tulisan   Dr. Deliar Noer (almarhum). Tulisan-tulisan Dr. Deliar Noer sangat memengaruhi saya secara pribadi. 

Melalui bukunya seolah-olah saya  mengenal dekat secara pribadi dengan beberapa tokoh bangsa yang beliau tulis. Salah satu tokoh bangsa yang beliau tulis adalah Moh. Hatta. Kesederhanaan, ketekunan, dan sikap anti korupsi, serta perjuangan dalam mewujudkan mimpi-mimpinya yakni kehidupan yang demokratis, adil, dan makmur senantiasa dipraktikkan oleh Moh. Hatta dalam menghadapi realitas  kehidupan sehari-hari baik secara ekonomi, sosial, maupun politik.

Kesan saya terhadap Moh. Hatta adalah bahwa beliau senantiasa menjadikan profesionalisme sebagai landasan etis dalam setiap menelurkan gagasan baik soal politik, permasalahan ekonomi, filsafat dan lainnya. Artinya, beliau serius dan menelaah dalam-dalam saat berkarya, dan menghindari  amaturisme serta dilletantisme.

Dalam hal keseriusan, ketekunan, kesederhanaan, sikap anti korupsi dan profesionalisme sebagai landasan etis dalam berkarya,  saya berharap bisa seperti beliau. Tapi,  saya sadar dan berkaca diri bahwa saya adalah warga amatiran. Saya masih jauh dari sosok tokoh bangsa seperti Moh. Hatta. Meskipun demikian, setidaknya saya bisa menjadikan sosok Hatta sebagai instrumen refleksi/cermin dalam hal sikap anti korupsi, demokratis,  ketekunan,  dan keseriusan berkarya. Tidak apa-apalah menjadi Hatta amatiran juga.

Cirebon, malam  4 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun