Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkhidmah

8 Juli 2019   09:18 Diperbarui: 8 Juli 2019   09:27 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berkhidmah
Oleh : Nurohmat

Dalam perbendaharaan kosa kata saya, kata 'berkhidmah' sudah tertanam saat saya masih duduk di bangku sekolahan meski pemahaman terhadap kata tersebut secara kebahasaan masih sangat dangkal.

Saat itu kata tersebut seolah belum memiliki daya kekuatan 'magis'-nya. Seolah biasa-biasa saja, tidak begitu istimewa. Bahkan, saya memandang orang yang melakukan suatu khidmah terhadap sesuatu, pekerjaan, keilmuan, kegiatan sosial,  seseorang yang mulia(seperti orang tua dan ulama) atau masyarakat luas,  saya kesankan biasa-biasa saja.  

Saya belum bisa memaknai kata tersebut, isi kepala dan dada saya masih belum dibukakan pintu pemahaman terhadap kata 'khidmah'. Begitu pula dengan pemaknaan saya terhadap seseorang yang melakukan khidmah, dulu saya anggap sepele.

Berkhidmah adalah melakukan suatu kebaikan dalam bentuk pengabdian terhadap sesuatu bukan didasarkan adanya motif kepentingan pribadi (populer, ketokohan, uang) dan kepentingan duniawi lainnya,  melainkan semata-mata karena lillah, billah, dan fillah sambil berharap kucuran keberkahan hidup dari Sang Kholik.

Keutamaan berkhidmah itu luar biasa, banyak cerita inspiratif yang menarik.
Konon, Imam Al Buwaithi, murid Imam Assyafii, pada mulanya orang yang sangat lemah hafalannya. Dalam menghafal suatu hadits,  Al Buwaithi kerap mengulang-ulang hafalan hadits dengan menjahrkan hingga ratusan kali tapi masih belum hafal juga sampai-sampai tetangga dan orang disekitarnya yang mendengar Al Buwaithi, hafal sebelum Al Buwaithi menghafal hadits tersebut.

Namun, Al Buwaithi tak pernah berputus asa, ia terus mengabdi terhadap ilmu dan gurunya yakni Imam Syafii sehingga membawa keberkahan terhadap dirinya, ia menjadi ahli ilmu yang handal. Sepeninggal Imam Syafii,  pendapat beliau menjadi rujukan bila mana terjadi perselisihan pendapat diantara murid-murid Imam Syafi'i'. Mengapa Imam Al Buwaithi bisa bertransformasi dari seseorang yang lemah dari sisi keilmuan berubah menjadi pribadi yang handal dari sisi keilmuan? Khidmah, ya pengabdian terhadap ilmu dan guru merupakan salah satu jalan pembuka keberkahan Al Buwaithi.

Selain Al Buwaithi, dulu di era rasulullah SAW ada seseorang yang bernama Uwais Al Qarni, ia sangat berkhidmah pada ibunya. Uwais dan ibunya tinggal di Yaman. Ibunya sakit-sakitan, lumpuh. Ia berkeinginan kuat untuk mewujudkan impian ibunya untuk pergi haji ke kota Makkah. Sementara Uwais bukan orang yang kaya sehingga untuk menempuh perjalanan dari Yaman ke Mekkah, berjalan kaki adalah satu-satunya alternatif. Dan menggendong ibunya dari Yaman ke Mekkah adalah satu-satunya jalan lantaran ibunya lumpuh. Apa yang Uwais peroleh ? Ya, keberkahan lantaran berkhidmah terhadap orang tua. Uwais diberikan anugerah kelak di akherat  memberi syafaat sebanyak penduduk Qaran, Yaman sebagaimana yang rasulullah SAW kabarkan. Sampai suatu ketika rasulullah berwasiat kepada Umar bin Khottob ra. agar bila suatu saat Umar bertemu Uwais, agar memohon didoakan oleh Uwais.

Itulah fadhilah berkhidmah, keberkahannya luar biasa. Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah ngabdi, berkhidmah ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun