Kalangan terdahulu (salaf) yang siddiqin  dan sholihin sangat berhati-hati dalam memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnya. Mereka berusaha menjaga dan merawat kebersihan diri mereka dari asupan yang haram. Tidak hanya asupan perut dan bawah perut,  melainkan semua asupan kebutuhan dan keperluan hidup, seperti : pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan keperluan lainnya.
Saking hati-hatinya Abu Bakar Assiddiq ra terhadap asupan makanan, sampai-sampai dia harus memuntahkan kembali makanan yang sudah ia makan setelah tahu kronologis perolehan makanan yang dimakannya, yang ternyata diperoleh dari sesuatu yang dilarang oleh agama.
Soal asupan yang haram, Lukman Al Hakim pernah memberikan nasehat kepada anak-anaknya, "Wahai anakku, jangan kamu makan barang haram dan mengisi perut terlalu kenyang. Sebab akalmu akan beku, jika akalmu beku maka hikmah akan menjauh darimu, dan dirimu akan merasa berat melakukan penghambaan kepada Allah SWT."
Indikator sederhana bila kita telah terinkubasi oleh asupan yang haram, seperti yang diungkapkan oleh Abdul Wahab Assyara'ni rah. dalam kitab nya  Al Minahussaniyyah adalah berat menjalankan ibadah, bangun tidur untuk menjalankan sholat malam dan shubuh ogah-ogahan, dan hati gelap dari petunjuk. Beliau menuturkan untuk menentukan halal haramnya asupan kebutuhan dan keperluan hidup cukup dengan melihat upaya dan perolehan dalam memenuhi kebutuhan dan keperluan tersebut. Artinya, dengan menjauhi barang-barang yang telah diketahui secara pasti haram dan syubhatnya.
Mengapa kita dituntut untuk menjauhi asupan yang haram ? Sedikitnya Ada 3 akibat yang akan menimpa seseorang bila tidak berhati-hati terhadap asupan yang dilarang, diantaranya adalah : (1)Dijauhkan dari keridhoan Allah SWT, yang berakibat ditangguhkannya segenap do'a dan pengharapan (2) Menjauhkan taufik dan petunjuk untuk bergegas melakukan kebaikan dan amal sholih, (3) Menghantarkan pelakunya ke jurang kesengsaraan di akherat bila tidak segera bertaubat.
Untuk itu, bagi seseorang yang ingin mendapatkan keberkahan hidup, ketentraman ruhani, keselamatan akherat maka berhati-hati terhadap asupan kebutuhan/keperluan hidup yang haram adalah suatu keniscayaan.