Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asupan yang Haram

25 Juni 2019   06:50 Diperbarui: 25 Juni 2019   07:23 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalangan terdahulu (salaf) yang siddiqin  dan sholihin sangat berhati-hati dalam memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnya. Mereka berusaha menjaga dan merawat kebersihan diri mereka dari asupan yang haram. Tidak hanya asupan perut dan bawah perut,  melainkan semua asupan kebutuhan dan keperluan hidup, seperti : pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan keperluan lainnya.

Saking hati-hatinya Abu Bakar Assiddiq ra terhadap asupan makanan, sampai-sampai dia harus memuntahkan kembali makanan yang sudah ia makan setelah tahu kronologis perolehan makanan yang dimakannya, yang ternyata diperoleh dari sesuatu yang dilarang oleh agama.

Soal asupan yang haram, Lukman Al Hakim pernah memberikan nasehat kepada anak-anaknya, "Wahai anakku, jangan kamu makan barang haram dan mengisi perut terlalu kenyang. Sebab akalmu akan beku, jika akalmu beku maka hikmah akan menjauh darimu, dan dirimu akan merasa berat melakukan penghambaan kepada Allah SWT."

Indikator sederhana bila kita telah terinkubasi oleh asupan yang haram, seperti yang diungkapkan oleh Abdul Wahab Assyara'ni rah. dalam kitab nya  Al Minahussaniyyah adalah berat menjalankan ibadah, bangun tidur untuk menjalankan sholat malam dan shubuh ogah-ogahan, dan hati gelap dari petunjuk. Beliau menuturkan untuk menentukan halal haramnya asupan kebutuhan dan keperluan hidup cukup dengan melihat upaya dan perolehan dalam memenuhi kebutuhan dan keperluan tersebut. Artinya, dengan menjauhi barang-barang yang telah diketahui secara pasti haram dan syubhatnya.

Mengapa kita dituntut untuk menjauhi asupan yang haram ? Sedikitnya Ada 3 akibat yang akan menimpa seseorang bila tidak berhati-hati terhadap asupan yang dilarang, diantaranya adalah : (1)Dijauhkan dari keridhoan Allah SWT, yang berakibat ditangguhkannya segenap do'a dan pengharapan (2) Menjauhkan taufik dan petunjuk untuk bergegas melakukan kebaikan dan amal sholih, (3) Menghantarkan pelakunya ke jurang kesengsaraan di akherat bila tidak segera bertaubat.

Untuk itu, bagi seseorang yang ingin mendapatkan keberkahan hidup, ketentraman ruhani, keselamatan akherat maka berhati-hati terhadap asupan kebutuhan/keperluan hidup yang haram adalah suatu keniscayaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun