Karunia Tuhan begitu sangat melimpah. Bila ditelusuri, rasa-rasanya kita tidak akan pernah bisa membilang ragam karunia Tuhan tersebut. Namun demikian, dalam kondisi tertentu bila iman sedang dalam keadaan lemah, ketika  ditimpa segudang masalah, kesulitan, dan musibah. Kita kerap mengecilkan karunia Tuhan.
Karunia Tuhan merupakan hak prerogatif Tuhan yang diberikan kepada orang yang dikehendaki Nya. Untuk itu, manusia tidak perlu iri hati apalagi mendengki terhadap sesamanya. Dengki dan iri hati hanya menjadikan seseorang banyak kehilangan sesuatu yang positif.
 Abu Thalib Al Makki (wafat 286 H), seorang ulama yang sufistik, mengklasifikasikan karunia Tuhan  menjadi sepuluh bagian. Pertama, kekuasaan. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan dalam surat Ali Imran ayat 26, "Katakanlah, Wahai Tuhan Yang Memiliki Kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari orang yang Engkau kehendaki."
Kedua, rahmat dan kasih sayang Tuhan (lihat surat  Ali Imran  ayat 74). Ketiga, kekayaan (surat At Taubah ayat 28). Keempat, pengabulan doa (Al An'am ayat 41). Kelima, penerimaan taubat (at Taubah ayat 27). Keenam, rezeki (Al Baqarah ayat 212). Ketujuh, pengampunan ( Ali Imran ayat 129). Kedelapan, petunjuk ( An Nur ayat 46). Kesembilan, derajat yang tinggi (al An 'am ayat 83) dan kesepuluh, hikmah (al Baqarah ayat 269). Menurut Tuhan, dalam surat Al Baqarah ayat 269,  Hikmah merupakan sebaik-baiknya atau sebesar- besarnya karunia. Anugerah ini hanya diberikan kepada para Nabi, Rasul, dan orang-orang pilihan.
Bagi orang yang bergelut dalam dunia  keilmuan, hikmah adalah puncak keilmuan. Ada yang berpendapat bahwa hikmah merupakan kebijaksanaan dalam berpikir. Lukman Al Hakim adalah salah seorang yang mendapatkan karunia ini (lihat surat Lukman ayat 12). Sebagian ada yang berpendapat bahwa Lukman adalah manusia biasa, bukan Nabi dan Rasul.
Sebagai seseorang yang diberikan anugerah hikmah. Nasehat-nasehat Lukman terhadap anaknya akan selalu  relevan sepanjang masa, seperti menyuruh untuk bersyukur kepada Tuhan, tidak menyekutukan Nya, berbuat baik terhadap orang tua, untuk selalu mengikuti jalan orang yang kembali kepada Tuhan, peringatan akan balasan perbuatan kita oleh Tuhan, melaksanakan sholat, tidak boleh sombong terhadap manusia ( harus ramah dan saling menghargai).
Dalam istilah  Ibnu Miskawaih, mungkin Lukman adalah seorang manusia biasa yang senantiasa mengaktivasi potensi annafs annathiqahnya. Sementara saya, masih memohon kepada Tuhan sambil berusaha memburu serpihan hikmah itu, dan sering lupa untuk mengaktivasi potensi annafs annathiqah yang dianugerahkan Tuhan, sehingga terkadang terprovokasi menghadapi ketegangan  polah kehidupan.
Cirebon, 11 Januari 2019