Mohon tunggu...
Nur Muhammad Syaifuddin
Nur Muhammad Syaifuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Nilai Pancasila dalam Penanganan Pandemi Covid-19 serta Pandangan dari Sisi Islam

28 September 2021   14:12 Diperbarui: 28 September 2021   14:49 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dosen Pengampu:  Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H. 

Penulis: Nur Muhammad Syaifuddin (32601900026), Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Unversitas Islam Sultan Agung Semarang

Akan menyampaikan penjelasan mengenai:

PENERAPAN NILAI PANCASILA DALAM PENANGANAN PANDEMI COVID-19 SERTA PANDANGAN DARI SISI ISLAM

Semakin luasnya penyebaran wabah covid-19 (corona virus disease) di Indonesia bahkan di seluruh dunia yang belum dapat dipastikan kapan wabah ini akan berakhir. Pandemi ini telah menyebabkan krisis yang sangat mendalam bagi rakyat Indonesia, baik krisis ekonomi, kesehatan, psikologis, maupun sosial. Pemerintah telah mencanagkan protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran covid-19, diantaranya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Dalam menghadapi pandemi covid-19, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah, karena berdampak pada sektor ekonomi, kesehatan, psikologis, sosial, politik, hingga hankam (pertahanan keamanan). Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia memiliki nilai-nilai yang menguatkan Indonesia sebagai bangsa, antara lain persatuan, solidaritas, dan gotong royong yang dibutuhkan dalam menghadapi pandemi covid-19. Pandemi ini adalah momentum untuk menekankan akan pentingnya nilai Pancasila. Ini merupakan salah satu ujian terhadap kesatuan sebagai satu bangsa. Negara yang sanggup terbebas dari belenggu covid-19 adalah negara yang memiliki persatuan dan kesatuan serta solidaritas yang kuat, mulai dari pemerintah sampai masyarakat tingkat bawah. Nilai-nilai itu merupakan ideolagi dasar dari Pancasila. Saat ini Pancasila benar-benar sedang diuji, bagaimana kita tetap utuh, bersatu dalam kebersamaan, dan tidak goyah dalam menghadapi covid-19.

Sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” yaitu menjalin toleransi, saling menghormati kepercayaan masing-masing untuk membina kerukunan. Sila kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” yaitu saling mencintai dan menumbuhkan rasa tenggang rasa, serta menjunjung tinggi sikap kemanusiaan. Sila ketiga, “Persatuan Indonesia” yaitu menempatkan persatuan bangsa (asas Bhinneka Tunggal Ika) di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sila keempat, “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan” yaitu menjunjung tinggi asas kekeluargaan dalam musyawarah yang dilakukan dengan hati nurani luhur. Sila kelima, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yaitu mengembangkan perbuatan adil yang mencerminkan nilai luhur, kekeluargaan, dan kegotongroyongan.

Nilai-nilai Pancasila semakin relevan dengan situasi dan kondisi saat ini, dimana bangsa Indonesia sedang menghadapi pandemi yang berdampak pada sektor ekonomi, sosial, politik, hingga hankam (pertahanan keamanan). Keseluruhan nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila memberi landasan berfikir dan bertindak bagaimana negara dan warga negara bersikap dan bertindak dalam menghadapi pandemi covid-19. Negara yang berhasil keluar dari pandemi covid-19 adalah negara yang memiliki persatuan dan kesatuan serta solidaritas yang kuat, mulai dari pemerintah sampai masyarakat tingkat bawah. Dan nilai-nilai tersebut merupakan ideologi dasar dari Pancasila.

Sila pertama mengajarkan nilai keimanan kepada takdir Tuhan. Manusia boleh berencana tapi hasil akhir di tangan Allah SWT. Wabah covid-19 adalah bagian dari ujian dalam kehidupan yang semakin menyadarkan kita tentang kekuatan di luar kekuatan manusia. Religiusitas harus semakin kuat di masa-masa seperti ini.

Di saat pandemi, empati dan tanggung jawab kemanusiaan benar-benar diuji membentuk satu kesadaran bahwa kita tidak hidup sendiri dan berkewajiban untuk saling menjaga agar wabah tidak kian menyebar. Disiplin protokol kesehatan menjadi tanggung jawab kolektif, dan itulah makna kontekstual sila kedua Pancasila.

Empati kemanusiaan haruslah melahirkan jiwa persatuan dan gotong royong untuk menyelesaikan masalah. Kebersamaan dan kolaborasi akan sangat cepat dalam penanganan wabah covid-19. Saling membantu, berbagi, dan berkolaborasi tanpa melihat ras, suku, dan agama adalah esensi sila ketiga Pancasila.

Esensi sila keempat, kebijaksanaan pemimpin dan elite politik dibutuhkan untuk menghasilkan kebijakan negara yang benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat dalam menangani pandemi dan dampaknya pada keberlangsungan penghidupan. Tidak ada yang boleh mengambil untung, moral hazard, menyalahgunakan kekuasaan, serta otoriter di tengah kesulitan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun