Mohon tunggu...
Nurmita Dewi
Nurmita Dewi Mohon Tunggu... Editor - Mompreneur, writer

saya seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak, sepasang. saya juga seorang aktifis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Waspada terhadap Kejahatan Finansial di Bulan Ramadhan

8 Mei 2019   10:12 Diperbarui: 8 Mei 2019   10:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di balik keberkahan dan kemuliaan Ramadhan, ternyata menyimpan sejumlah peristiwa yang cukup menyesakkan dada. Di saat setiap muslim sedang khusyu' menjalankan ibadah puasa dan berlomba-lomba memperbanyak amal solih, ternyata masih saja ada orang-orang yang melakukan berbagai kejahatan. Mereka tidak paham akan kemuliaan dan keberkahan bulan ini. Padahal, jika mereka paham niscaya mereka tidak akan pernah melewatkan momen berharga yang cuma datang setahun sekali ini. Salah satunya, adalah kejahatan finansial di bulan Ramadhan. Salah satunya, membobol bank.

Sebagaimana yang dikabarkan oleh Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Aris Supriyono kepada detikcom, Jumat (16/3/2018), yang berhasil menangkap 4 WNA pembobol ATM dengan modus skimming. Para pelaku telah membobol puluhan bank di seluruh dunia, termasuk bank pelat merah di Indonesia. 

Kurang lebih ada 64 bank yang mereka bobol. 13 di antaranya bank swasta dan pemerintah Indonesia. Termasuk salah satunya BRI dengan kerugian Rp 18 miliar (Kejahatan Skimming di Indonesia: WNA, Modus Turis dan Bitcoin
https://m.detik.com/news/berita/d-3922390/kejahatan-skimming-di-indonesia-wna-modus-turis-dan-bitcoin).

Selain keempat pelaku yakni CAS (WN Rumania), RK alias LM (WN Rumania), IRL (WN Rumania), dan FH (WN Hungaria), polisi juga menangkap seorang perempuan WNI bernama Milah Karmila (29). Keempat WNA itu datang ke Indonesia mengunakan visa turis. 

Cara unik yang mereka lakukan untuk melancarkan aksinya adalah dengan menikahi warga Indonesia dan menjadikannya sebagai penghubung. Ternyata, modus seperti ini bukanlah pertama kalinya dilakukan. Orang asing dari Eropa Timur dengan visa kunjungan atau turis. Kemudian mencari gadis orang Indonesia untuk dinikahi dan akhirnya jadi LO.  Hal ini, berdasarkan laporan dari Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono. WNI yang dinikahi para pelaku itu bertugas membantu segala sesuatu kebutuhannya mulai dari mencarikan hotel hingga lokasi jaringan internasional. Para pelaku skimming membagi tugas operasional membobol 64 bank menjadi tiga kelompok saat menjalankan aksi. Ketiga kelompok itu adalah penyedia alat, operasional, dan pengambil uang.

Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa 1.484 kartu ATM, sejumlah alat skimming, 6 buku paspor, 1 laptop, sejumlah alat deep skimmer, 6 spy cam, 6 kartu memori, dan 5 hard disk. Para pelaku dijerat dengan tindak pidana pemalsuan sesuai dengan Pasal 263 dan 363 UU ITE dengan ancaman penjara maksimal 20 tahun. Tuh, kan. Hasilnya tidak didapat, malah terkena hukuman penjara, dan tidak berkah pula.

Subhanallah, bayangkan, sebuah pernikahan yang begitu suci dikotori dengan niat jahat seperti itu. Demi memuaskan hawa nafsu duniawi. Padahal, sejatinya pernikahan adalah sebuah amalan yang luar biasa agung di mata Allah, hingga termasuk dalam mitsaqan ghalizan (ikatan yang kuat) dalam Islam. 

Mengapa mereka sampai tega melakukan hal itu?

Banyak stimulan dan faktor variabel penentunya. Ada sifat manusia yang tidak pernah puas, rakus, tidak beragama dengan baik, etika diabaikan, rasa malu hilang, dan merasa diawasi Allah pun hilang. Akibatnya yang ada di benak mereka adalah nafsu ingin cepat kaya, menghalalkan segala cara. Dampaknya, setiap kejahatan di bidang keuangan makin canggih, makin kompleks dan juga makin sulit dilakukan pengungkapan. 

Selain itu, orang berbuat jahat prinsipnya ada tiga penyebabnya, pertama masalah ideologi contohnya terorisme, yang kedua masalah pribadi seperti kasus pembunuhan, yang ketiga motivasi ingin mendapatkan uang. Yang ketiga ini masih menjadi yang paling dominan. Karena uang masih dianggap sebagai alat tukar berharga yang dapat memenuhi segala kebutuhan hawa nafsunya. Tanpa peduli halal haramnya. Tentu hal ini tidak dapat dibiarkan, bukan?

 Bagi seorang muslim, rezeki itu harus diupayakan dengan jalan yang dihalalkan Allah. Bayangkan, jika anak dan istri kita mengkonsumsi makanan yang didapatkan dengan cara yang haram, seperti kasus pembobolan ini. Akan seperti apa mereka kelak? Apalagi jika sejak awal menikah memiliki tujuan yang buruk seperti itu. Lalu melibatkan (baca: menjerumuskan) istri agar ikut terlibat dalam tindakan kejahatan tersebut. Bukankah seharusnya suami itu mendidik istrinya agar menjadi istri yang solihah, kemudian sang istri mendidik anak-anak agar menjadi anak yang solih dan solihah pula? Itulah tujuan pernikahan dalam Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun