Mohon tunggu...
Nurmala Arfany A
Nurmala Arfany A Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang

I'm sunflower!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memajukan Manajemen Lembaga Pendidikan Nonformal, Bagaimana Faktanya?

30 Oktober 2020   18:35 Diperbarui: 30 Oktober 2020   18:42 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengertian lembaga pendidikan nonformal bisa kita telaah melalui Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang tersebut menjabarkan bahwa pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan yang berada di luar jalur pendidikan formal. Pendidikan nonformal juga dilaksanakan dengan terstruktur dan berjenjang. Lembaga pendidikan ini tersedia untuk warga negara yang belum sempat mengikuti dan menyelesaikan jenjang pendidikan formal. 

Pendidikan nonformal memiliki fungsi untuk mengembangkan potensi pembelajar melalui pendidikan kecakapan hidup,  pendidikan kemudaan, pendidikan anak usia dini, pendidikan pembedayaan perempuan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan keaksaraan, serta pendidikan nonformal lainnya. lainnya.

Dengan berkembangnya waktu, pendidikan nonformal juga mengalami kemajuan tersendiri sebab mengikuti arus teknologi dan kebutuhan tinggi akan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan sesuai dengan pekerjaan atau profesi yang diinginkan. Di bawah ini merupakan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan pendidikan nonformal yang di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Lapangan kerja yang khususnya berada dalam sektor swasta yang mengalami perkembangan cukup pesat dibandingkan dengan perkembangan sektor pemerintah. 
  2. Banyaknya angkatan sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Segala segi pengembangan dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan nonformal di Indonesia. Namun faktanya, setiap yang berjalan di lapangan selalu memiliki kendala dan problematika tersendiri dalam pengimplementasiannya. Maka, pengendalian hal-hal ini ditata rapih melalui sebuah manajemen kelembagaan. Manajemen sendiri memiliki arti ilmu atau seni dalam mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan, dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam lingkup organisasi. Manajemen dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi manajemen, yaitu planing, organizing, actuating, dan controling yang bertujuan agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif serta efisien. 

Manajemen kelembagaan pendidikan sendiri meliputi usaha-usaha yang di antaranya adalah mengenai perumusan policy, pengarahan usaha dan kegiatan besar, konsultasi, korespondensi, koordinasi, kontrol perlengkapan, dan usaha minimal seperti penjagaan fasilitas. Permasalahan yang kerap ditemukan dari jalannya manajemen kelembagaan pendidikan nonformal adalah sebagai berikut.

  1. Kurangnya koordinasi yang disebabkan oleh keragaman serta luasnya program yang diselenggarakan oleh pihak pendidikan nonformal. Semua lembaga pendidikan bisa saja menyelenggarakan program-program pendidikan nonformal yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan lembaga dan untuk pelayanan kepada masyarakat. Adanya variasi program yang dilakukan memungkinkan terjadinya program yang tumpang tindih. Oleh karena itu, koordinasi antarpihak penyelenggara program pendidikan nonformal diperlukan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi program dan untuk mendayagunakan sumber juga fasilitas demi mencapai hasil yang optimal. 
  2. Kelangkaan pendidik profesional. Sampai saat ini, sebagian besar pendidik berasal dari tenaga yang tidak memiliki latar belakang pengalaman pendidikan nonformal. Keterlibatan pendidik didorong oleh rasa pengabdian kepada masyarakat atau tugas dari lembaga. Hal ini mempengaruhi cara mengajar dalam proses pembelajaran, contohnya dalam menerapkan pendekatan mengajar. Pengelolaan program pendidikan nonformal perlu pendekatan dan keterampilan yang berbeda dengan program pendidikan formal. 
  3. Motivasi belajar pembelajar relatif rendah. Problematika ini berkaitan dengan adanya kesan bahwa pendidikan nonformal lebih rendah keberadaannya dibandinkan pendidikan formal. Kemudian, pendekatan pembelajaran  memiliki yang dilakukan oleh pendidik memiliki latar belakang pendidikan formal sehingga menjadi tidak kondusif dalam mengembangkan minat pembelajar. Hasil akhir dari problematika ini adalah pembelajar tidak mampu mengimplementasikan ilmunya dalam penerapan bidang profesi yang direncanakan.

Dengan gambaran problematikan di atas, analisis-analisis kebutuhan dalam penataan manajemen kelembagaan diharapkan lebih terarah dan menemukan solusi dalam evaluasi pelaksanaannya. Pendidikan nonformal kian hari telah diakui kepentingandan kehadirannya sebagai pendidikan yang relevan kebutuhan masyarakat dan menjadi bagian penting dari kebijakan serta program pembangunan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun