Mohon tunggu...
Nurmala
Nurmala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya menyukai hal yang berkaitan dengan pendidikan dan masyarakat, karena menurut saya mempelajari ilmu tersebut menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Fungsionalisme Struktural dengan Pemikiran Talcott Parsons (1902-1979)

16 September 2022   19:16 Diperbarui: 16 September 2022   19:32 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Talcott Parsons merupakan sosok tokoh yang menjadi public figure sosiologi, selain itu beliau juga banyak mempengaruhi pemikiran sosiologi di Amerika Serikat, dengan teorinya yang famous yaitu fungsionalisme struktural. 

Talcott Parsons lahir pada tanggal 13 Desember 1902 di Colorado, Spring. Beliau terlahir dari keluarga yang memiliki latar belakang religius dan intelektual. 

Ayah Talcott Parsons merupakan pendeta dan profesor yang pada akhirnya menjadi Rektor Universitas kecil di Colorado. Kemudian pada tahun 1924 beliau memperoleh gelar Sarjana Muda di Universitas Amherst dan merancang disertasinya di London School of Economics di Inggris, dan pada tahun 1927 beliau juga mengajar di Heidelberg dan Harvard. 

Kemudian pada tahun 1937 beliau menerbitkan buku yang berjudul The Structure of Social Action dan menjadi ketua jurusan sosiologi di Universitas pada tahun 1944, berikutnya beliau juga mendirikan Departemen Hubungan Sosial pada tahun 1946, berikutnya beliau juga menerbitkan buku kedua dengan judul The Social System pada tahun 1951 dan juga mendapatkan serangan dari kaum sayap kiri radikal dikarenakan dipandang terlalu konservatif dan teori yang sulit untuk dipahami. 

Kemudian beliau meninggal pada tanggal 03 Mei 1979, tetapi sejak kematian tersebut teorinya tetapi memiliki pengaruh yang kuat pada tahun 1980-an, salah satu negara yang menggunakan konsep Talcott Parsons yaitu Indonesia.

Adapun asumsi fungsionalisme struktural menurut Talcott Parsons yaitu menjelaskan masyarakat adalah gabungan sistem sosial satu dengan yang lain dan memiliki keterkaitan serta saling membutuhkan. 

Asumsi tersebut juga menguraikan bahwa masyarakat terintegrasi dengan landasan dari para anggotanya akan perbedaan nilai-nilai yang ada, sehingga masyarakat dipandang sebagai sistem yang fungsional dan terintegrasi pada keseimbangan, seperti contoh ilustrasi dari anatomi tubuh manusia: ketika kita sakit kepala, maka pekerjaan yang lain akan terlantar seperti itulah analogi menurut Talcott Parsons yang menyatakan bahwa jika terjadi masalah di lingkungan masyarakat, maka anggota masyarakat lain akan terkena dampaknya. 

Selanjutnya pembahasan mengenai aktor dan sistem sosial, dalam aktor ini terjadi karena adanya sosialisasi dengan orang terdekat yaitu keluarga dan kombinasi pola nilai, kemudian masyarakat tersebut memiliki orientasi, masyarakat disini tidak hanya orang-orang yang berada di lingkungan kita saja, tetapi juga diluar lingkungan kita itu dapat disebut masyarakat, dan setiap orang memiliki orientasi yang berbeda-beda, kemudian sistem sosial merupakan bagian yang terdiri dari beberapa aktor individual yang berinteraksi pada lingkungan tertentu dan mereka membuat orientasi untuk mencapai kepuasan yang dijelaskan dan dimediasi dalam simbol bersama yaitu seperti: nilai-nilai, aturan, norma, dan tradisi yang terstruktur secara kultural. Di dalam sistem sosial juga memiliki kompenen yaitu adanya aktor, interaksi, lingkungan, optimalisasi kepuasaan, dan kultur dari aktor.

Selanjutnya mengenai eksistensi aktor atau individu dalam sistem sosial, cara yang dapat digunakan untuk menjaga integrasi pola nilai yaitu dapat melalui proses internalisasi dan sosialisasi, dan disini Talcott Parsons juga mengemukakan bahwa aktor bertindak sebagai penerima pasif dalam proses sosialisasi, maksud dari kata pasif disini yaitu hanya menerima dari aktor lain, dan setelah itu Talcott Parsons dikomentarin oleh Francois Baurricaud dengan dialektika sosialisasinya. 

Dalam proses sosialisasi individu akan ditanamkan nilai, norma, dan order ketika internalisasi semakin kuat, maka akan munculnya kesadaran kolektif dalam masyarakat. 

Lalu adanya tindakan sosial aktor yaitu manusia memiliki sifat sukarela (voluntaristik) yang memiliki arti bahwa masyarakat tersebut menerima nilai-nilai, norma, tradisi yang ada di lingkungan tersebut, untuk menjadi bagian dari diri individu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun