Mohon tunggu...
Nur Maulidatul Maghfiroh
Nur Maulidatul Maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNESA

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penguatan Profil Siswa Pancasila dalam Kurikulum Belajar Mandiri pada Sekolah Dasar

28 November 2022   12:47 Diperbarui: 28 November 2022   12:59 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum berfungsi seperti kendaraan yang mengangkut penumpangnya ke tempat tujuan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, kendaraan harus memenuhi persyaratan kelayakan. Demikian pula untuk menyampaikan kepada bangsa Indonesia tujuan pendidikan, kurikulum harus unggul. Jika pondasi bangunan lemah, maka struktur di atasnya akan runtuh. Namun, jika landasan pendidikan (khususnya kurikulum pendidikan) tidak memadai, maka rakyatlah yang akan ambruk.

Program merdeka belajar adalah pendekatan pendidikan yang menekankan kemandirian bagi guru dan siswa. Hakikat merdeka beIajar  adalah menggali bakat terhebat guru dan siswa untuk berkreasi dan menaikkan kualitas belajar-mengajar. Sistem belajar-mengajar akan bergeser dari secara langsung di dalam kelas menjadi tatap muka bukan di sekolah. Karena anak dapat berdialog bersama guru dan kawan, mengalami belajar-mengajar melalui taktik dan siasat yang mengasikkan, serta menghadirkan penempahan karakter, maka lingkungan belajar akan lebih terbuka. Setiap siswa memiliki kemampuan unik berdasarkan kekuatan dan minat mereka.

Menurut Rosyid (2020), merdeka belajar diperlukan untuk mencapai mutu pendidikan berkelanjutan dalam rangka reformasi pendidikan ke depan. Sebagai mata pelajaran inti Revolusi Industri Keempat, kebebasan belajar dikaitkan dengan upaya sekolah untuk menanamkan kapasitas belajar sepanjang hayat. Berdasarkan Miarti Yoga di Daga (2020), kebebasan belajar dapat dipakai sebagai kebebasan kognisi, kebebasan berkreasi, dan menghargai atau menanggapi perubahan. Baik guru maupun siswa harus bebas belajar. Tujuan pendidikan adalah untuk membebaskan manusia. Kepuasan anak, guru, dan orang tua merupakan tujuan dari merdeka belajar. Sejalan dengan hal tersebut, Syukri didalam Saleh (2020) mengklaim sebenarnya proses pendidikan dalam merdeka beIajar menimbulkan suasana ceria, yang membahagiakan bagi pengajar, murid, orang tua, dan semuanya.

Dengan demikian, Pancasila mampu diupayakan sebagai landasan penting rakyat untuk memajukan pendidikan guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pancasila berlaku sepert ideologi rakyat dapat ditahbiskan untuk rumusan dalam mendirikan pendidikan yang sudah pasti berdasarkan cita-cita atau ragam Pancasila. Landasan filosofi pendidikan pancasila juga dapat dijadikan sebagai landasan keilmuan sebagai asas normatif dan acuan dalam melaksanakan proses pendidikan untuk memperbaikinya. Asas intelektual Pancasila berfungsi sebagai landasan falsafah bangsa lndonesia. PancasiIa sebagai falsafah sekaligus ideoIogi bangsa lndonesia merupakan dasar pelaksanaan semua elemen hidup rakyatIndonesia.

Menurut Ki Hajar Dewantara (2011), manusia Indonesia adalah manusia yang: pertama-tama berbudi pekerti yang baik, yaitu manusia yang berwatak dan berkekuatan batin. Kedua, dia telah memajukan akalnya, yaitu kognisi dan kecerdasan yang cerdas, yang telah membebaskannya dari ketidaktahuan dan kebodohan. Ketiga, kemajuan fisik (bukan hanya sehat berdasarkan fisik nsmun juga memiliki pengetahuan yang tepat tentang fungsi fisiologis untuk membebaskan diri dari segala kecenderungan kriminal).

Pembinaan karakter, seperti diungkapkan Ki Hajar Dewantara, sangat penting dalam ranah pendidikan. Pendidikan seharusnya tidak hanya mengembangkan generasi ahli dalam berbagai disiplin ilmu, tetapi juga kekuatan batin, karakter, dan akhlak mulia. Menurut Syamsul Kurniawan, masalah pendidikan karakter harus segera diinvestigasi untuk mencari solusinya, dan diperlukan pengembangan operasional yang lebih untuk membantu pelaksanaannya.

Tujuan pendidikan karakter adalah agar peserta didik memiliki informasi dasar, kepribadian, kecerdasan, perilaku mulia, berikut dengan keterampilan yang diperlukan untuk hidup independen dan menempuh sistem-pendidikan yang tinggi. Visi utama pendidikan karakter adalah membangun masyarakat yang berakhlak mulia, teguh, memiliki estimasi baik-buruk, berdaya saing, bekerja sama, memiliki keyakinan, cinta negara, mampu beradaptasi dengan kondisi sekitar, ulasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Segala sesuatu dilakukan berlandaskan Pancasila dengan memiliki jiwa kemantapan hati dan takwa hanya untuk Tuhan Yang Maha Esa.

Penguatan Profil Pancasila (PPP) sebagai sub dari sistem-Kurikulum Merdeka Belajar dirancang untuk menggambarkan kompetensi yang mau dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia yang berkarakter. Peserta didik Indonesia adalah peserta didik sepanjang hidup yang berkompeten, berkarakter, dan bersikap sesuai dengan nilai butir Pancasila. Hal tersebut terkait erat bersama kemampuan menghasilkan warga negara Indonesia yang demokratis dan menjadi manusia yang terdepan dan produktif di abad kedua puluh satu. Dalam situasi ini, siswa Indonesia didambakan dapat berkontribusi dalam pembangunan dunia yang berkelanjutan dan kuat untuk menghadapi berbagai persoalan.

KESIMPULAN

Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum yang menekankan pada kemandirian dan keluwesan guru dan siswa untuk berkreasi dan inovatif untuk memaksimalkan potensi diri dalam menggali seluruh potensi diri. Penguatan profil siswa Pancasila dalam Kurikulum Merdeka Belajar menawarkan solusi untuk penanaman karakter berdasarkan Pancasila. Iman, beriman hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperilaku mulia, kebhinekaan yang mendunia, saling bantu-membantu, mandiri, berpikir kritis, serta kreatif adalah enam kualitas Profil murid PancasiIa. Proyek Penguatan Profil murid Pancasila merupakan pembelajaran antar disiplin ilmu dengan tujuan memperhatikan dan mencari jalan keluar permasalahan di wilayah sekitar dengan menggunakan pendekatan pengajaran berbasis proyek.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun