Kali ini, tiba dimana suatu komitmen terasa sangat berat. Ujian yang datang begitu kuat. Gangguan kecil tak henti menggerogoti benteng hati. Bagi sebagian orang, ini mungkin rintangan kecil. Namun, tidak bagiku.
Sebab, ia berbentuk komunikasi.
Perihal komunikasi adalah perkara yang sangat penting bagiku. Namun, itu bisa saja hanya hal remeh bagi sebagian lainnya. Entah mau dianggap seperti apa, bagiku, satu hal ini harus dijaga dengan teliti. Agar tak kita temui satu kata menyerah suatu hari nanti, hanya karena suara tak mampu menjelaskan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Maka dari itu, permudahlah komunikasi. Agar kekacauan yang tak perlu dapat diredam tanpa ragu. Jangan biarkan ia merusak suasana hati. Bagai mati lampu, gelap total rasanya ... jika tanpa balasan atas sesuatu yang sengaja ditunggu tanpa kejelasan semacam itu.
Begitulah wanita.
Makhluk Tuhan satu ini memang sungguh lemah. Sedikit saja kaulengah, ia akan mudah goyah. Pun, hatinya akan mudah berpindah. Selain itu, ia tak segan meneriakkan kata serah yang akhirnya dapat membuat pertahanan patah.
Apa memang itu yang kau inginkan? bisikku perlahan.
Kalau itu yang menjadi tujuanmu, biar kupermudah. Kali ini, mari berhenti saling peduli. Tak ada lagi kita yang saling mengkhawatirkan. Tak ada lagi kita yang berdebat hanya perkara sepele yang mengiringi perjalanan.
Saat ini, biarlah aku dengan laku semauku, dan kau dengan tingkah sesukamu. Sanggupkah?
Kata terserah menjadi batasan yang membuat kita hampir kehilangan arah. Suatu pergulatan hebat tak henti melaju. Padahal, kata sepakat sudah ditentu. Ah, ini dentuman terberat bagiku.