Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahlilan Nasional Untuk Turunkan Dollar As?

9 September 2015   21:06 Diperbarui: 9 September 2015   21:06 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan berasumsi dengan judul di atas bahwa saya termasuk orang yang mengajak kepada aliran “anti-antian” karna terminologi tahlilan melekat dengan stigma kematian.Berarti ,dalam kontek makalah ini adalah doa dan harapan untuk kematian dollar. Bukan itu arah tulisan ini , karna bagi saya kalimat “lillahi al masyriqu wal maghribu” yang artinya ‘timur dan barat itu milik Allah’ sangat melekat dalam dada saya bahkan saya terhadap Dollar, Rupiah, Wahaby, Syiah , Non Wahaby dan Syiah ,Amerika , Eropa China , arab non Arab, Timur dan Non Timur..Saya masih sangat netral Insya Allah. Saya menyadari sepenuhnya bahwa komputer saya masih bermerek Hp yang dibuat di Amerika sebelum di akuisisi oleh perusahaan China dan berganti nama menjadi Lenovo, sepeda motor yang saya punyai bermerek Honda bikinan Jepang yang Non Muslim, Handphone yang saya miliki bermerek Evercoss yang buatan Indonesia namun licensi dari China dan satunya Nokia jadul buatan Amerika, Lampu toko saya bermerek Philips yang meski dibuat di pabrik lokal namun licensi dan tekhnologi dari Eropa ,Istri saya yang saya punyai sekarang meski baru satu adalah “pabrikan Lokal Nusantara” tapi licensi dari Allah Taala dan mungkin baru ini tekhnologi tercanggih buatan lokal he he he.

Sikap tersebut juga terinspirasi oleh Tahlilan yang sangat horizontal tak mengenal sekat timur dan barat . Betapa tidak sangat horizontal? Sebelum bacaan inti Tahlilan, bacaan Al Fatikhah untuk Kanjeng Nabi Muhammad Saw yang makamnya di jazirah Arab dan seluruh Nabi dan Rasul , kemudian untuk para sahabat ,para tabi’in, para wali kepada seluruh ulama , para pengarang kitab yang mukhlis ,seluruh Ahli qubur yang muslim dan muslimah mukminin dan mukminah terbentang dari timur sampai barat dari daratan sampai lautan tanpa mengenal apakah Arab atau bukan.

Berdasar fakta universalitas Tahlilan, saya menduga orang yang mengusung Anti Arab adalah orang yang tidak memaknai Tahlilan secara bathiniah. Dari pembukaan saja, Tahlilan mengajarkan kepada pengamalnya untuk bersikap i’tidal tidak diskriminatif anti Arab maupun Non Arab, Anti Eropa Anti Amerika dan lain sebagainya dan tidak ada ruang untuk memupuk kebencian semacam ini karana bertentangan dengan nilai ayaat pensucian “ Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan kotoran kotoran dari kamu hai ahli bait dan mensucikan kamu sesuci sucinya”.

Dalam rangka berperan untuk menurunkan dollar berwasilah dengan menggunakan potensi “energi doa” yang termaktub dalam tartib Tahlilan hendaknya kita secara sadar dan niat yang tulus bahwa Tahlilan bukan hanya doa bagi yang telah wafat tapi sangat terbuka untuk diaplikasikan untuk hal hal yang berhubungan dengan kehidupan ekonomi karna fadhilah ayat alquran pilihan, fadhilah sholawat kepada Nabi Muhammad saw dalam urusan duniawi maupun ukhrawi dan doa pilihan yang telah dirangkum oleh para ulama terdahulu dengan urutan yagn kita kenal sekarang agar mudah untuk dihafal.

Salah satu ayat Alqur’an dalam tartib tahlil berbunyi:

“Robbana walaa tukhammilna maa laaa thooqota lana bih. Wa’fu annna waghfir lana war khamna Anta Maulana fanshurna ala alqoumi al Kaafirin.”

“Ya Rob Tuhan kami, dan jangan lah Engkau bebankan kepada kami apa apa yang kami tak sanggup memikulnya. Berilah maaf kepada kami; ampuni kami dan rahmati kami. Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir.” (AlBaqoroh:284-286).

Dalam kontek doa untuk menurunkan dollar Amerika, ayat ini mempunya penekanan yang kuat untuk meminta tolong kepada Allah agar mengerem laju dollar yang bisa mencekik kehidupan kita dan mendevaluasi semua yang kita miliki ketika kita terpaksa berurusan dengan dollar secara transaksional. Karna Allahlah Dzat yang Maha Menahan dan Maha Melepaskan, Allah Maha Meluaskan , Allah Maha Membentangkan termasuk di dalamnya adalah harga harga kebutuhan manusia. Kepada Nya kita memohon pertolongan karna Allahlah penolong kita yang sejati terhadap hal hal yang diluar kemampuan kita.

Janganlah kita meremehkan pelemahan nilai tukar ini, negri yang tak sanggup berkompetisi dengan Dollar nyatanya ambruk . Zimbabwe misalnya, karna pelemahannya tidak diatasi dari awwal maka sekarang satu dollar Amerika mencapai 35.000.000.000.000,00 (atau setara 35 Trilyun) jadi orang zimbabwe kalau umrah saja dengan harga 2.500 Dollar Amerika maka dia harus merogoh koceknya sebanyak 87.5 billion uang zimbabwe (bukan lagi trilyun)...luar biasa. Untuk sepotong roti yang di kita bernilai 10.000 rupiah mereka harus mengeluarkan uang sebanyak 25.3 Trilyun...luar biasa. Karana itu pelemahan ini janganlah kita remehkan, kemungkinan ke arah itu mungkin tipis namun setiap pelemahan nilai tukar yang kita tanggapi dengan permisiv maka pintu pelemahan rupiah ini akan sedikit demi sedikit terbuka . Nauzu billah.

Dalam buku “Quantum Succes” Anne Taylor, Niat dan kesadaran akan energi kita itu dibutuhkan untuk melahirkan energi yang luar biasa bisa mengubah takdir manusia , dalam bahasa kita yang Muslim ; Doa bisa merubah takdir dan shadaqah bisa mengubah bencara menjadi terhindarkan. Wallohu a’lam. Namun Nabi Muhammad Saw 1450 thun yang lalu sudah mendeklarasikan lewat hadist beliau : likulli imriin maa nawaa

“Bagi setiap manusia apa apa yang diniatkannya.” Jadi niat itu memegang peranan yang sangat penting dalam setiap aktifitas kita dan hasilnya apakah minimal atau maksimal itu berangkat dari niat apakah dia sudah tertanam dalam dalam di dalam lubuk hati kita? kemudian dipandu dengan lisan agar bisa dimengerti oleh orang sekitar kita yang mengikuti jamaah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun