Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Manakah yang Lebih Mulia: Anjing Ashabul Kahfi atau Advocat Koruptor?

30 Agustus 2012   08:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:08 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdengar bersahutan derapan kaki tentara Diqyanus bersenjata lengkap menyisir desa-desa untuk mencari penganut agama Monotheisme. Mendengar ini beberapa pemuda memutuskan untuk melarikan diri ke luar dari wilayah tersebut. Bersama seekor anjing bertubuh dempal, bermata lebar, postur yang tinggi dan mulutnya yang bergigi tajam membuatnya berbeda dari anjing kebanyakan karna seramnya penampilan dan kemampuannya mempertahankan diri bisa sampai membunuh lawan yang mencurigakan. Ketika melewati Goa kuno yang tidak terjamah manusia di luar keramaian manusia mereka memutuskan untuk  berlindung di tempat tersebut   dan dengan setia sang anjing tadi menunggu mereka di atas goa kuno tersebut untuk berjaga-jaga barangkali ada manusia yang bisa membahayakan tuan mereka.

Sang Anjing  duduk dengan kepala tegak di atas goa memperhatikan dengan seksama setiap detil pergerakan sembari  memakan makanan seadanya dari tuan mereka dan kadang-kadang berburu di sekitar goa tersebut untuk sekadar mengganjal perutnya. Hari demi hari dilaluinya sendirian..sampailah bulan demi bulan dan tahun demi tahun namun panjangnya waktu  sang anjing tetap setia menunggu tuannya tanpa sedikitpun merasa iri terhadap tuannya yang tidur nyenyak di dalam goa. Bayangkan panasnya terik matahari di siang hari di padang pasir!! bayangkan pula jika malam mulai tiba dan hembusan angin malam yang menyapu padang pasir menerpa anjing ini sendirian. Di luar dugaan  sang anjing , bahwa kelak penjagaannya akan berakhir dengan kematian dirinya sendiri  di atas mulut goa setelah melewati ganasnya sinar matahari , tajamnya angin malam padang pasir dan lamanya penantian yang melampaui 3 umur manusia. Kematian sang anjing yang mengorbankan setiap detik nafasnya dalam menjaga tuannya yang kokoh dalam mempertahankan tauhid tidak lah sia-sia.  Allah menitahkan kepada malaikatnya untuk menyiapkan syurga kepada anjing ini sebagai wujud kemahabesaran Nya dan Kasih sayang Nya.

Ribuan tahun setelah kematiannya , di suatu negri yang cukup makmur karna limpahan kekayaan alam dan konon sampai kayu keringpun bisa tumbuh menjadi tanaman karna asrinya mirip syurga di timur jauh. Namun karna keserakahan nafsu manusia ada segelintir orang mengkorupsi kekayaan negri yang loh jinawi itu untuk kepentingan diri dan komunitasnya sehingga rakyat biasa yang menyerahkan semacam upeti hasil panennya dari seantero negripun banyak tersedot ke kantong-kantong mereka. Bahkan saking menjamurnya korupsi , Nauzubillahi min zaalik, pengadaan Kitab suci pun tak bebas dari kejahatan ini.  Dampaknya , banyak sekali rakyat yang merasakan himpitan ekonomi akibat dari korupsi jangka panjang ini. Mulai dari penegakan hukum yang lemah, mendistorsi pengambilan kebijakan pada ranah publik, rendahnya mutu bangunan karna menyebabkan jalanan rusak , hukum yang berfihak pada kaum pemodal dst.

Namun anehnya ketika penegak hukum di negri loh jinawi tersebut bertindak untuk memenjarakan mereka, datanglah orang-orang yang membela mati-matian penjahat yang  menjadi majikan dadakannya dengan mendasarkan tindakannya hanya pada Hak Asasi Manusia tanpa berfikir apakah sang tuan sudah menjalani Kewajiban Asasi Manusia. Untuk apa mereka lakukan ini? bukan lain bukan tidak untuk pundi-pundi emas. Namun malang tidak bisa ditolak, bukti yang disembunyikan dengan rekening multi nama pun dapat dikuak, sang majikan dipenjarakan karna memakan uang rakyat dan hal ini tidaklah menjadikan dia sedih bahkan kesempatan berharga untuk menyedot pundi-pundi majikannya yang gerah dengan kehidupan barunya penuh dengan pembatasan dan jauh dari genangan permadani. Banyak dari majikan-majikan tadi yang menjadi miskin papa atau sakit-sakitan sampai merana atau bahkan menghabiskan sisa umurnya di balik jeruji besi sedangkan orang-orang yang menjadi pembelanya berubah menjadi tajir dan parlente lengkap dengan mobil mewah,rumah mewah dan aksessories berharga ratusan juta bahkan miliaran yang orang kayapun  sayang uang keluarga untuk dikonsumsikan untuk komoditas semacam ini.

Sebenarnya judul awal diatas setelah kata anjing tidak ada ashaabul kahfi namun setelah saya perhatikan judul dengan seksama akhirnya saya berfikir untuk menambahi agar tidak terdengar provokatif.  Judul asli sebelum diedit adalah manakah yang lebih mulia :Seekor anjing atau advocat koruptor?..

Kompasianers yang budiman Korupsi adalah kasus luar biasa maka penanganannya pun harus luar biasa saya memahami kegundahan hati Pak Deni tanpa menafikkan hak advokasi manusia namun untuk kasus yang sudah terbukti merugikan negara  hendaknya ada rambu-rambu :Bagi pembela yang  meneruskan pembelaan setelah divonis korupsi , menang atau kalah harus bersama yang dibela...

Narasi oleh

Nurkholis Ghufron

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun