Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kulit Durian Penetralisir, Mitos atau Fakta?

27 April 2014   22:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buah Durian (dokumen tokobagus.com)

Mendapat undangan untuk makan durian di pagi hari untuk tasyakkuran Caleg yang "gagal" melaju ke senayan, sulit untuk menolaknya bagi saya. Meski gagal namun bukanlah alasan untuk mengingat jasa-jasa teamnya yang telah berbuat maksimal. Saya kira ini prinsip yang cukup bagus untuk Menutup segala sesuatu dengan kenangan manis walaupun nasib sedang tak mujur minimal degnan durian akan menjadi pemanis dari pahitnya kekalahan. Setelah kalkulasi pengeluaran mulai dirasionalitas, banyak caleg sukses ke senayan yang "lari" dari Team suksesnya karna takut memenuhi seabreg  janji pada waktu masa-masa berjuang untuk mendapat dukungan surara. Mulai dari ganti nomor Hp, Alasan kehabisan pulsa, Hp ngedrop dan rumah yang selalau tutup pintu menjadi "exit" yang aman untuk menahan laju pengeluaran yang terus membengkak.

Penjual durian standby di tepi jalan Kasembon (Toko bagus.com)

Sesampainya di lokasi di pinggir jalan Kasembon, puluhan biji durian telah siap dipilih. 20 buah dianggarkan untuk diborong guna disantap berame-rame. Pilihan dari penjual di daerah Kasembon memang selalu jitu, kalupun membusuk maka akan diganti dengan yang baik. Itu kelebihan dari membeli tapi tak boleh dimakan di tempat. Seharusnya per orang akan mendapat jatah 3 durian, belum sampai dua buah dilahap, sudah banyak yang mengundurkan diri karna alasan kesehatan. Tinggal saya dan seorang lagi yang harus menghabiskan sisa durian yang masih utuh. Untuk menghabiskan durian sebanyak itu memang membutuhkan nyali terlebih alasan kesehatan menjadi utama penyebab untuk menghentikan makan durian tersebut. Teringat Nasehat dari Kawan. Durian yang sudah terlanjur "dibooking" tidaklah baik untuk ditinggal begitu saja tanpa dimakan. Berbekal nasehat dari kawan bahwa kulit dalam durian yang berwarna putih tempat buah durian beserta biji berada bisa menjadi penetral dari lemak-lemak durian yang membahayakan tubuh.

13985842011380587383
13985842011380587383
Kulit Durian bagian dalam Dokumen ; Sistem pertanian terpadu.com Caranya adalah menuangkan air putih ke dalam lekukan kulit durian bagian dalam , setelah itu gunakanlah jari tangan untuk mengaduk air sembari menyentuh bagian kulit dalam sehingga bercampurlah kulit ari-ari tipis yang lembut dengan air yang kita tuangkan. Kemudian setelah yakin merata, maka kita meminumnya. Demikian saya ulangi dengan mencari kulit durian yang lain sampai beberapa kali. Bukan saja untuk diminum, air tadi juga ampuh untuk menghilangkan bau durian yang menempel pada jari-jari kita dengan cara dipakai untuk mencuci tangan dan dalam sekejab tangan anda akan terbebas dari bau durian Sebenarnya , secara pribadi tak yakin dengan khasiat tersebut. Namun jika melihat kawan seperjalanan yang melahap dua durian ada yang merasakan pening di kepala bahkan sang supir harus diganti karna tak kuat menahan sakit kepala  sedangkan saya menikmati kurang lebih 4-5 durian dan tak merasakan pening sedikitpun sampai pagi berikutnya masih seperti biasa saja  menjadikan saya yakin bahwa itu bukan sekadar mitos tapi fakta. Hanya saja penjelasan ilmiah akan lebih kredible jika kita menanyakan kepada ahlinya. Teringat Nasehat Kata Mutiara. Kalaupun benar kulit dalam durian mampu menetralisir kandungan yang membahayakan bagi tubuh,  memakannya berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan kita. Bukan hanya durian saja, segala makanan yang higienis sekalipun jika mengkonsumsinya berlebihan maka akan menjadi pembunuh bagi kita. Ketika memakan durian saya teringat Nasehat bijak dari kata mutiara: Janganlah engkau meminum racun karna mengandalkan penawarnya yang engkau miliki. Karna teringat nasehat itu itu saya tak meneruskan memakan durian meski pihak penjual menawarkan bonus tambahan dan memilih untuk menghentikannya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun