Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Umar Bin Khottob: "Sanggupkah Engkau Memanggul Tanggup Jawabku Di Hari Kiamat?"

17 Agustus 2012   08:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:37 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Umar Ibnu khottob adalalah salah satu pemimpin Islam terbaik setelah Rasulullah SAW.  Michael Hart dalam bukunya 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah memberikan kredit atas kepemimpinannya . Menurut penulis buku yang sempat menjadi kontroversial karna menempatkan Nabi Muhammad sebagai orang nomor satu di bukunya diragukan Islam bisa berkembang seperti sekarang jika saja ekspansi ekspansi besar tidak terjadi terutama lewat tangan Umar bin Khottob.

Suatu ketika Umat bin Khottob melakukan kunjungan 'in cognito' terhadap rakyatnya di tengah malam untuk menjaga agar informasi yang tiba ke telinga beliau bisa benar benar valid dan minim intervensi..tertujulah kedua mata nya kepada gubuk reyot di  padang pasir yang luas. Semakin dekat ia melangkah, semakin keras tangisan anak anak . Untuk menjawab rasa penasarannya , dia meminta izin untuk dibukakan pintu.

"Kenapa ibu biarkan anak anak ini menangis?"Tanya Umara kepadanya,namun tidak diketahui identitasnya.

" Anak anak ini lapar tuan."Jawabnya ketus.

" Lho bukankah masakan dalam periuk itu sudah masak?". desak Umar kepadanya untuk segera mengambil masakan di periuk.

'"Aku hanya masak batu , agar mereka tertidur..namun karna menahan lapar berhari hari maka usahaku membujuk mereka tidur sia sia.." Perempuan ini mulai terbuka menjelaskan keluh kesahnya.

" Kenapa tidak engkau laporkan keadaaanmu kepada Umar , sehingga bisa memberikan bantuan pangan ?"  usulnya memprovokasi perempuan tersebut.

'Umar telah menzalimiku,Umar tidak mau tahu keadaan ku. Dia sibuk dengan urusan sendiri.Dialah khalifah yang telah mengirim suamiku ke medan perang sehingga kehidupanku dan anakku tidak terurusi. semoga murka Allah atas Umar!!" Dia mendengarkan keluhannya dengan menahan rasa sesak di dada.

'"Baiklah izinkan  saya mohon diri.."

Sekejap kemudian Umar mengambil kunci Baitul Mal, mungkin sekarang semisal dengan Bulog untuk mengambil sekarung gandum dan dipikulnya tengah malam itu juga untuk diantar ke gubug di tengah padang pasir tersebut.  Di bawah bayang bayang sinar rembulan, Umar menempuh jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal nya yang merupakan pusat pemerintahan menuju pelosok desa dengan sekarung gandum. Tanpa diduga ' incognito' nya umar terdeteksi oleh orang terdekat yang sekelas paspampres pada zaman millenium. Maka dikejarnya dan ketika tersusul ..tanpa tanya identitas karna sudah yakin itulah atasannya .

"Wahai Amiral Mukminin..sudikah kiranya saya yang membawa karung gandum ini untuk menggantikanmu agar engkau bisa beristirahat..biarkan saya membawanya kemana pun tuan perintahkan..!!"Pinta sang pengaawal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun