Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggali Kreativitas Anak dengan Bermain Peran

23 November 2020   15:31 Diperbarui: 23 November 2020   15:48 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Libur panjang yang di jalani anak sekolah akibat adanya pandemi Covid 19, membuat mereka kemudian enggan untuk belajar di rumah. Keengganan tersebut bertambah karena ada saja anak yang tidak betah belajar dengan didampingi orangtua. 

Terbukti dengan banyaknya orangtua yang mengeluh anak-anak mereka susah di ajak belajar di rumah, dibandingkan dengan belajar di sekolah dengan pendidiknya. 

Hal itulah yang kemudian disiasati oleh pendidik PAUD di beberapa tempat untuk melakukan pembelajaran tatap muka, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, diantaranya mencuci tangan pakai sabun yang telah di sediakan di depan sekolah bagi anak yang hendak masuk ke kelas, memakai masker, dan menjaga jarak dengan teman.

Anak-anak pun merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh pendidik. Mereka sepertinya sudah sangat merindukan saat-saat seperti dulu, sebelum adanya wabah Covid-19, di mana mereka masuk sekolah setiap hari, melakukan baris berbaris, mengucapkan salam, dan berdo'a sebelum dan sesudah kegiatan. 

Setiap hari mereka melakukan hal tersebut secara rutin, karena hal tersebut sudah menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) pembelajaran di PAUD. Dunia anak, memang dunia belajar dan bermain dengan teman-temannya, baik di lingkungan mereka tinggal maupun di sekolah.

Di saat pandemi ini, disamping anak-anak masuk sekolah dengan protokol kesehatan, pembelajaran yang dilakukan pun dengan waktu yang dibatasi, yaitu hanya satu jam belajar, berbeda dengan hari-hari biasa sebelum Covid-19 yang memerlukan dua setengah jam efektif untuk belajar. 

Demikian pula dengan pakaian, pakaian yang mereka kenakan juga bukan pakaian seragam, namun pakaian bebas. Walaupun begitu, anak-anak tetap senang dengan keadaan yang tidak biasa tersebut, baginya yang penting mereka merasa nyaman untuk belajar dan bermain di sekolah.

Anak-anak melakukan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan/dokpri
Anak-anak melakukan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan/dokpri
Bermacam-macam pembelajaran yang diberikan pendidik terhadap peserta didiknya. Tentunya tetap mengacu pada kurikulum yang ada. Untuk anak usia dini, pembelajaran yang dilakukan sehari-hari harus mencakup enam aspek pengembangan kecerdasan anak, diantaranya aspek agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.

Seperti contoh misalnya pada hari itu, anak-anak melakukan pembelajaran "bermain peran". Seorang pendidik harus mampu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan bermain peran, sesuai dengan peran yang nantinya akan diperagakan anak. Pendidik juga dituntut untuk mampu mengembangkan enam aspek pengembangan kecerdasan anak dalam seri bermain peran tersebut. 

Sebelum bermain peran dimulai, anak-anak diajak diskusi diantaranya tentang pentingnya sehat, bagaimana menjaga agar tubuh tetap sehat, dan kita harus bersyukur atas kesehatan yang kita peroleh. 

Bersyukur merupakan pengembangan kecerdasan anak dalam aspek nilai Agama dan moral. Anak-anak merasa senang atau antusias saja sudah merupakan pengembangan perasaan mereka, sosial emosional mereka, karena mereka merasa menjadi "sosok" yang diperankan dalam permainan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun