Ternyata bukan hanya anak -anak sekolah Formal seperti TK, SD, SMP, SMA, atau sekolah Non Formal lainnya seperti lembaga satuan PAUD, yang menyelenggarakan acara pelepasan peserta didik di akhir tahun ajaran, Â namun warga belajar dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) pun ternyata ada yang menyelenggarakan acara yang sama, salah satunya PKBM Al-Himmah yang berada di Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan.Â
Walaupun acara pelepasan tersebut sederhana, mengingat dalam kondisi New Normal saat ini, namun tak mengurangi rasa bahagia sekaligus rasa haru, karena dengan segala keterbatasannya, mereka yang umumnya sudah menjadi ibu rumahtangga, ternyata mampu menyelesaikan proses belajar mengajar di PKBM selama ini. Acara yang diselenggarakan bersamaan dengan pelepasan Taman Kanak-Kanak (TK) tersebut berlangsung lancar.
Ruangan belajar bagi ibu-ibu kelas lX paket B dan kelas XII paket C, memang tempatnya berbarengan dengan tempat belajar TK, karena pembelajaran bagi ibu-ibu kejar paket jadwalnya hari Sabtu dan Minggu, sehingga tidak menggangu pembelajaran anak-anak TK.
Adapun ibu-ibu yang termasuk warga belajar PKBM Al Himmah adalah mereka- mereka yang awalnya mengalami berbagai kendala, sehingga mereka tidak bisa melanjutkan di sekolah formal. Namun atas semangat mereka, mereka mempunyai tekad untuk menimba ilmu dan mencari pengalaman, dengan terus belajar tanpa memandang usia.
Salah satu peserta PKBM, Sunarti, seorang ibu rumah tangga yang mengakui bahwa peran pendidikan itu sangat penting, karena itu ia memutuskan untuk mengikuti program kesetaraan kejar paket C dan berhasil lulus.
"Alhamdulillah", ujarnya sambil tersenyum simpul.
Adalagi seorang pemuda desa, Riwanto namanya. Ia mengaku, karena sebelumnya mengalami kesulitan ekonomi dalam keluarganya untuk melanjutkan sekolah formal, maka sebagai bekal untuk mendapatkan pekerjaan nantinya, maka ia mengikuti program kesetaraan kejar paket C dan ia merasa berbangga hati, karena pada hari itu ia bisa mendapatkan ijazah sebagai bekal untuk melamar pekerjaan yang selama ini ia idamkan.
Sedikit berbeda dengan Awaludin Akbar, seorang pedagang di pasar. Ia juga tak kalah semangat. Walaupun setiap harinya ia sudah mampu untuk mendapatkan uang, namun ia rela meluangkan waktunya semingu dua kali, yakni hari Sabtu dan Minggu untuk mengikuti program kejar paket C. Baginya, keinginannya untuk menambah pengetahuan, disamping juga menambah teman dan saudara, merupakan suatu hal yang luar biasa.
Satu lagi, Khofifah seorang gadis yang awalnya putus sekolah karena ketiadaan biaya, hari itu juga merasa gembira karena sudah dapat memiliki ijazah berkat keikutsertaannya selama ini dalam program kejar paket B, setara dengan ijazah SMP.
Bagi warga atau masyarakat yang merasa belum mengenyam pendidikan selama dua belas tahun, jangan merasa rendah diri atau minder, karena menuntut ilmu hukumnya wajib bagi siapapun. Tersedianya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di beberapa desa di setiap Kecamatan adalah kesempatan baik bagi warga untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan demi mencapai kehidupan yang lebih baik.
KBC-027/Kombes Jateng