Mohon tunggu...
Nur Khafifah
Nur Khafifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN Tim II 2021 Universitas Diponegoro

Park Jimin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UNDIP Lakukan Edukasi Bahaya Covid-19 Melalui Sejarah Wabah di Indonesia dan Ajak Anak-anak Bermain Permainan Tradisional

2 Agustus 2021   17:18 Diperbarui: 2 Agustus 2021   17:47 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta permainan tradisional tetap mematuhi prokes/Dokpri

Anak-anak memainkan permainan tradisional
Anak-anak memainkan permainan tradisional "pindah watu"/Dokpri

Selain permainan-permainan tradisional tersebut, mahasiswa UNDIP juga memperkenalkan berbagai permaian tradisional lain yang diharapkan dapat terus dimainkan selepas dari kebersamaan dengan mahasiswa KKN UNDIP. 

Berbagai manfaat dapat dipetik dari program ini, selain dapat meminimalisir kecanduan gawai dan masalah kesehatan mata pada anak, melalui program bermaian permainan tradisional diharapkan dapat menanamkan rasa banggga kepada anak-anak terhadap kebudayaan leluhurnya di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat.

Setelah program pertama dilaksanakan, dilanjutkan program kedua terkait percepatan penanganan Covid-19. Masa awal kebradaan Covid-19 di Indonesia, lingkungan di RT 02 RW 03, Desa Bulakelor tidak terlalu ramai, masyarakat lebih sering menghabiskan waktu di rumah. 

Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai lalai dan abai terhadap protokol kesehatan. Banyak masyarakat yang tidak memakai masker saat keluar rumah, praktik cuci tangan sering dilupakan, dan bahkan bepergian kemanapun menjadi hal yang biasa. 

Bahkan sikap abai tersebut masih berlanjut ketika pemerintah telah menetapkan kebijakan PPKM Darurat Jawa-Bali. Dengan demikian, masyarakat belum sepenuhnya memahami bahaya penyebaran Covid-19 dan pentingnya protokol kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk mengingatkan dan menyadarkan kembali kepada masyarkat terkait bahaya Covid-19 dan pentingnya menjaga protokol kesehatan.

Dengan permasalahn itu lah penulis akhirnya menggagas suatu program dengan judul  "Ayo belajar dari Sejarah: Penyuluhan Bahaya Wabah Covid-19 dan Menghidupkan Budaya Cuci Tangan". Sejarah wabah-wabah di Indonesia yang diteknkan yaitu; cacar, kolera, pes dan flu Spanyol. 

Seperti yang dicatat dalam sejarah, wabah-wabah tersebut berlangsung lama di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat terkait bahaya wabah tersebut dan pentingnya melakukan protokol kesehatan. Dengan melihat sejarah wabah-wabah di Indoneisa dan mengapa wabah tersebut berlangaung lama, diharapkan masyarakat Bulakelor RT 02 RW 03 setelah ini mau menyadari bahaya pandemi Covid-19 dan pentingnya menjalankan protokol kesehatan.

Edukaasi atau penyuluhan bahaya pandemi Covid-19 melalui sejarah wabah-wabah di Indoneisa didilakukan pada hari Rabu dan Kamis tanggal 28-29 Juli 2021. Sementara itu, trategi yang digunkan adalah jemput bola, yaitu dengan mendatangi rumah warga di lingkungan RT 02 RW 03 Desa Bulakelor secara satu per satu. 

Strategi ini menyesuaikan dengan anjuran pemerintah yang melarang kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan melaui kebijakan PPKM Darurat Jawa-Bali. Kegiatan diawali dengan bagi-bagi masker kepada sasaran yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi sejarah wabah-wabah di Indonesia melalui media poster.

Sebagai program lanjutan, Mahasiswa Undip ini memberi ember berisi air lengkap dengan pengulirnya dan disertai dengan sabun cuci tangan untuk diletakkan di depan rumah setiap masyarakat sasaran di RT 02 RW 03. Diharapkan setiap kali anggota keluarga dalam rumah tersebut habis bepergian, terlebih dahulu mencuci tanganya sebelum masuk ke rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun