Siapa yang tak kenal Partai Keadilan  Sejahtera (PKS), partai yang semula bernama partai Keadilan (PK) ini  didirikan oleh anak muda pasca jatuhnya Orde Baru kini nama PKS kian  mewarnai hiruk pikuk sejarah politik nasional.Â
Meski awalnya pada  pemilu 1999 PK tidak lolos ambang batas, namun dengan berganti nama PKS  pada pemilu 2004 PKS terus melangkah maju dan terus memberi warna bagi  kehidupan politik tanah air. Sehingga wajar rasanya jika kini PKS  dirundung konflik di internal partai
Setelah sebelumnya PKS  terjerat kasus impor daging sapi, yang menjerat Presiden PKS dalam  pusaran kasus Korupsi kala itu. Hal tersebut berdampak pada menurunnya  elektabilitas atau kepercayaan publik terhadap PKS sebagaimana terbukti  pada Pemilu 2014 suara PKS menurun.Â
Read More :Â Sejarah Berdirinya PSSI Sebagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda
Kendati demikian, kini PKS terlihat mampu bersih-bersih "aib"  tersebut, dengan pergantian struktur pengurus dari Presiden Anis Matta  hingga Sohibul Iman. PKS kian menunjukan konsistensinya sebagai partai  oposisi disaat partai oposisi lainnya gugur ditengah jalan untuk memilih  koalisi dengan iming-iming kursi Menteri.
Kini PKS tengah  dihadapkan pada pusaran dilematis di internal partainya. Sebagaimana  pengakuan Sohibul Iman yang menginginkan adanya pergantian pimpinan DPR  RI dari Fraksi PKS yang kini sedang ditampuk oleh Fahri Hamzah. Namun,  Fahri Hamzah tidak mengindahkan hal tersebut sehingga berujung pemecatan  Fahri sebagai kader PKS.
Merasa didzalimi Fahri menggugat putusan  PKS tersebut keJalur hukum. Pada akhirnya Fahri berhasil memenangkan  putusan tersebut. PKS pun mengajukan banding beberapa kali karena enggan  menerima Fahri kembali. Bahkan salah satu politisi PKS menyebut Fahri  harus mengikuti pendaftaran sebagai Kader PKS kembali.Â
Read More : Kronologi Konferensi Asia Afrika Di Bandung (18-24 April 1955)
Cuitan-cuitan  Fahri di twitter atau statement-statementnya di media sangat merugikan  dan akan menimbulkan konflik serta menjadi delematis bagi PKS. Seperti  cuitanya akhir-akhir ini yang menyebut ada upaya bersih-bersih atau  pemecatan loyalis Anis Matta yang dilakukan oleh pengurus PKS.
Hal tersebut dibantah oleh Nasir Djamil yang merupakan anggota DPR RI  dari Fraksi PKS. Sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Nasir menyebut  tidak ada pemecatan loyalis mantan Presiden PKS Anis Matta sebagaimana  yang disampaikan Fahri Hamzah.Â
Sebelumnya ada dugaan pergantian  DPD PKS Sumatera Selatan terindikasi ada unsur bersih-bersih loyalis  Anis Matta yang kemudian direspon dengan kecurigaan kader lain terkait  alasan pergantian tersebut. Nasir menyebut pergantian tersebut bertujuan  untuk memperkuat mesin partai guna menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu  2019.Â