Mohon tunggu...
Nurjannah789
Nurjannah789 Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWI PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

UPU

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Kerja Sama Pembangunan Infrastruktur Sri Langka dengan Tiongkok

23 Januari 2020   09:52 Diperbarui: 23 Januari 2020   10:16 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

China atau Tiongkok merupakan kenegara'an dengan Jumlah Penduduk Terbanyak di Dunia. Jumlah Penduduk China yang sebanyak 1,38 miliar jiwa. Selain itu Negara China yang memiliki penduduk terbanyak di Dunia, China juga menjadi salah satu Negara Terbesar di Dunia dengan keluasan wilayahnya sebesar 9.596.960km2. Luas wilayah negara china ini menjadikan sebagai Negara Terbesar ke-4 di dunia. 

China atau Tiongkok adalah sebuah negara yang terletak di Benua Asia bagian Timur (Asia Timur) dengan ber ibu kotakan di kota Beijing dan berada di antara 18 LU -- 54 LU dan 73 BT -- 135 BT.

Sri Lanka merupakan sebuah negara pulau yang berletakan di Benua Asia bagian Selatan (Asia Selatan). Sri Lanka yang secara astronomisnya berada di antara 5-10 LU dan 79-82BT yang berbatasan antara laut dengan India di sebelah barat laut dan utaranya, sedangkan disebelah barat dayanya berbatasan dengan negra Maladewa. 

Negara yang berada di utara Samudera Hindia dan di sebelah Tenggara India ini memiliki nama lengkap Republik Sosialis Demokratik Sri Lanka sejak tahun 1972. Sebelumnya, Sri Lanka dikenal dengan nama Ceylon. 

Kenegaraan Sri Lanka menerapkan Sistem kepemerintahan Republik Presidensial yaitu sistem pemerintahan yang kepala negara dan kepala pemerintahannya adalah seorang Presiden yang menjabat untuk masa Jabatan 5 tahun (Ilmu pengetahuan umum, 2020).

Di sini penulis dalam menganalisis akan menggunakan teori Neoliberalisme. Neoliberalisme adalah sebuah pola pemikiran politik (ideologi) Barat yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi diatas segala-galanya (SPI). 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya berdasarkan pemikiran diatas, bahwasannya setiap permasalahan selalu memikirkan bagaimana keuntungan ekonomi yang didapat dalam menjalankan segala hal demi pertumbuhan ekonomi.

Selain itu juga dasar pemikiran dari teori Neo-Liberalisme mengartikan bahwa yang lemah harus dikorbankan supaya yang kuat bisa berkembang dengan bebas, agar ekonomi nasional juga ikut berkembang (SPI). 

Berdasarkan tulisan diatas mengartikan bahwasannya neoliberalisame merupakan sebuah arti adanya kekuasaan didalam tingkat kedudukan jika semakin tingginya kedudukan negara maka semakin mudah pula kenegaraan tersebut mengatur negara yang lemah karena negara yang tinggi mengibaratkan dapat menguasai negara lemah dengan kekuasaan dan kepemilikkan segalanya, hal tersebut dilakukan dengan tujuan kepentingan nasional untuk mengembangkan perekonomian negara.

Hubungan Kerjasama Negara China dengan Sri Lanka

Hubungan diplomatik China dengan Sri Lanka berlangsung sejak tahun 1957 yang dimana adanya sebuah kedutaan Cina yang berlokasi di Kolombo dan kedutaan Sri Lanka yang berlokasi di Beijing (Bastiampillai). 

Hubungan kedua negara tersebut sudah berjalan sejak lama dengan adanya kedekatan kedua negara tersebut maka terciptalah sebuah hubungan kerjasama yang ditandai adanya berdirinya kedutaan antar kedua negara tersebut.

Kerjasama merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama (maxmanroe). Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwasannya kerjasama merupakan suatu kegiatan usaha yang berjalan untuk mendapatkan dan menuju suatu kepentingan bersama, disini penulis akan membahas bagaimana suatu hubungan kerjasama antara Cina atau Tiongkok dengan Sri Lanka dalam pembangunan Infrastuktur dalam studi kasus lepasnya pelabuhan Hambantota yang dikerjakan dalam hubungan kerjasama kedua negara tersebut.

Cina merupakan sebagai investor paling besar dan paling berpengaruh di Sri Lanka setelah perang saudara berakhir. Di antara proyek yang digarap Cina adalah pembangunan jalan raya, pembangkit listrik dan bandar udara (bbc. 2014). 

China dengan Sri Lanka menjalankan kerjasama dengan tujuan untuk pembangunan infrastuktur dalam mengelola negara Sri Lanka demi memajukan negar Sri Lanka ketika perang saudara sudah berakhir dan negara China merupakan negara peng investor terbesar di Sri Lanka jadi wajar saja kedua negara tersebut melakukan kerjasama karena mengingat dalam memajukan suatu negara membutuhkan perekonomian yang besar dan hanya negara China lah yang mampu menginvestasi dalam jumlah yang besra di negar Sri Lanka.

Negara China menawarkan bantuan ke beberapa negara-negara yang tengah krisis seperti Turki saat ini. Akan tetapi, bantuan tersebut tak selalu berujung manis, negara Sri Lanka contohnya. Bantuan yang diberikan China malah berujung buntung karena Sri Lanka malah harus merelakan pelabuhan dan bandara miliknya untuk dikelola China (finance.detik). 

Di sini penulis akan menyimpulkan bahwasannya sebuah hubungan diplomati kerjasama antara Sri Lanka dengan China yang awalnya dengan tujuan membangun infranstuktur negara Sri Lanka ternyata ada dalih yang terselubung ternyata negara China memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk melancarkan OBOR yang digagas oleh negara China terhadap negara Sri Lanka. China hadir ke negara Sri Lanka pada saat berakhirnya perang saudara di negara Sri Lanka, dengan adanya bantuan China ke Sri Lanka telah berujung kebobrohan terhadap negara Sri Lanka

Gambar diatas merupakan bentuk jalur proyek One Belth One Road (OBOR)  yang diancang oleh negara China One Belth, One Road merupakan sebuah skema bisni yang menguntungkan bagi negara China hal tersebut adalah bentuk jalur Sutra yang berjalan pada masa lampau.

Jalur sutra merupakan jalur perdagangan yang terbentang di sepanjang kurang lebih dari 8.000 kulometer, selain itu juga jalur merupakan penghubung antar belahan bumi dibagian barat dan timur (bobo.2019). 

Jalur sutra merupakan jalur penghubung antar wilayah negara yang bertujuan untuk memperlancara perdagangan internasional yang sekarang jalur sutra berubah nama menjadi jalur sutra modren ataupun gagasan terbarukan yang sekarang sedang menjalankan sebuah pembangunan One Belth One Road yakni merupakan lanjutan dari jalur sutra untuk meraup keuntungan dari sebuah jalur perdagangan tersebut.

Sejak diperkenalkan pada 2013 oleh Xi Jinping, OBOR telah berhasil merangkul 65 negara di Asia, Afrika dan Eropa dengan total nilai kerjasama mencapai USD$ 4.4 triliun (Medium.2017). 

Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwasannya proyek OBOR yang dijalankan mulai dari masa kepemerintahan Xi Jinping yang telah berhasil merangkul 65 negara tersebut didalamnya merupakan negara Sri Lanka dapat dilihat pula berdasarkan gambar diatas bahawasannya negara Sri Lanka tepatnya di kota Kolombo yang merupakan wilayah ibu kota dari Sri Lanka menjadi titik pembangunan proyek One Belth One Road yang dimana wilayah tersebut adalah suatu wilayah yang merupakan pembangunan dari pelabuhan di Sri Lanka tepatnya juga di Kolombo pelabuhan tersebut bernama Pelabuhan Hambantota. 

Pelabuhan Hambantota adalah sebuah pelabuhan yang dijalankan Sri Lanka yang bekerjasama dengan negara China yang merupakan sebuah kerjasama dalam bentuk hutang selain itu Ide OBOR berawal dari rekomendasi Xi, Xi Jinping menggagas untuk meggunakan simpanan devisa Cina yang melimpah untuk memberi pinjaman kepada negara berkembang. Pinjaman tersebut kemudian ditranslasikan menjadi proyek pembangunan infrastruktur yang akan melibatkan perusahaan-perusahaan Cina.

Cina mendanai pembangunan kota pelabuhan metropolis di lahan reklamasi di Kolombo, ibukota Sri Lanka senilai US$ 1,4 miliar atau setara dengan Rp 20,16 triliun oleh China Communication Construction Company. 

Pembangunan pelabuhan merupakan sebuah kerjasama antar kedua negara akan tetapi kerjasam tersebut adanya sebuah hutang negara yang menjalankan kerjasama tersebut yang dimana negara Sri Lanka berhutang kepada China untuk pembangunan pelabuhan Hambantota dengan tingginya sebuah hutang pinjaman negara tersebut.

Selain membangun kota pelabuhan di Kolombo, dalam dua dekade terakhir Cina telah membantu Sri Lanka mendanai dan membangun jalan raya, bandara, pelabuhan dan rel kereta. 

Kolombo berutang sebesar lebih dari US$ 8 miliar. Negara Sri Lanka telah memiliki hutang sebelum adanya pembangunan pelabuhan Hambantota terhadap negara China Tirai Bambu ini. 

Bu katanyaknya hutang yang diberikan kepada Sri Lanka merupakan bentuk kerjasama dalam pembangunan ataupun membangkitkan negara yang masih berkembang menuju maju atau kata lain kerjasama ini merupakan Diplomasi hutang China terhadap Negara berkembang.

Kenapa dalam pembangunan memilih kota Hambantota. Sebab Di provinsi selatan Sri Lanka, distrik Hambantota membentang ke zona kering negara itu. Kabupaten Hambantota menawarkan banyak sumber daya alam termasuk lautan, ladang subur dan taman nasional. Sumber daya ini terus menawarkan peluang untuk menghasilkan pendapatan yang berharga bagi kabupaten dan untuk pembangunan negara secara keseluruhan.

Hambantota sangat terpukul akibat tsunami Samudra Hindia 2004. Dengan dukungan dari organisasi nasional dan internasional, Hambantota kini telah pulih sepenuhnya dan telah memulai babak baru peluang besar untuk menawarkan layanan tingkat internasional.

Ini karena fokus investasi yang ditargetkan dari pemerintah dan negara-negara internasional untuk beberapa proyek pembangunan besar. Dan mengingat sumber daya alam Hambantota dan investasi pembangunan besar baru-baru ini, kabupaten Hambantota sekarang menghadirkan peluang yang menarik bagi investor visioner yang berpotensi menjadi pintu gerbang menuju investasi yang berkembang dan pembangunan ekonomi di wilayah selatan Sri Lanka (HDCC.2017).

Kabupaten Hambantota adalah bagian dari selatan tradisional yang dikenal sebagai Ruhuna. Pada zaman kuno daerah ini, terutama Hambantota dan daerah sekitarnya, adalah pusat peradaban yang berkembang. Bukti sejarah mengungkap wilayah di era itu diberkati dengan ladang subur dan jaringan irigasi luar biasa. 

Hambantota dikenal dengan banyak nama 'Mahagama' 'Ruhuna' dan 'Dolosdahasrata' (HDCC. 2017). Berdasarkan sejarah yang ada dari dulu hingga sekarang maka penulis menyimpulkan bahwasannya negara Sri Lanka tepatnya di kota Hambantota atau dapat dikenal dengan kata lain yaitu Mahagama merupakan wilayah yang memiliki sumber daya alam yang membentang. 

Jadi tidak heran jika para menginvestor dan pemerintah Sri Lanka akan membangun banyak proyek besar-besaran di wilayah tersebut dengan mencari peng investor dan yang ingin bekerjasama dan mau investor dalam bentuk besar hanyalah negara China hal ini sebab tempat yang sangat strategis dan jika dikelola dengan baik maka akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar.

Terjeratnya hutang Sri Lanka

Pada Desember 2017, Sri Lanka tak sanggup membayar pinjaman yang digunakan untuk pembangunan struktur pelabuhan. Alhasil, Sri Lanka menyerahkan pelabuhan dan lahan seluas sekitar 60,7 juta meter persegi ke Cina untuk dikelola selama 99 tahun (DuniaTempo.2019).

Dampak dari pembangunan besar-besaran Sri Lanka yang dibantu oleh banyak investor dalam bentuk kerjasama hutang tersebut menghasilkan sebuah kesedihan bagi negara Sri Lanka karena yang awalnya adanya pembangunan bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada untuk tujuan kemajuan negara tersebut sebagai sumber perekonomian Sri Lanka akan tetapi hal ini malah gagal karena Sri Lanka harus membayar hutang terhadap para peng investor terkhusus investor terbesar di negara Sri Lanka adalah China jadi Sri Lanka harus membayar hutang kepada China karena Sri Lanka tak sanggup membayar hutang kepada maka Sri Lanka harus merelakan atau menyerahkan pelabuhan yang baru saja dibangun kepada China untuk membayar hutangnya. 

Maksud dari penyerahan disini ialah China mengelola atau memegang andil dalam pelabuhan tersebut dalam jangka waktu panjang jadi negara China yang mengelola baik dari berjalannya pelabuhan ataupun keuangan dari keuangan pelabuhan tersebut yang didapat dari pergerakan pelabuhan Hambantota akan masuk ke China untuk tujuan bayar hutangnya negara Sri Lanka dalam waktu 99 tahun lamanya.  

Mengutip laporan Asiman Review, untuk pembanguan pelabuhan yang terletak di sepanjang pantai selatan pulau Samudra Hindia ini memakan dana senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp. 21 triliun (estimasi kurs Rp. 14.000/dolar) (cnbcindonesia.2019). Dan proyek yang dianggap menyengsarakan negara Sri Lanka ini telah diremikan oleh Presiden Mahinda Rapaksa yang menjabat dari tahun 2005 sampai 2015 dan lawan politik dari Rajapaksa dalam pemilihan Presiden tahun 2015 telah memahami mengenai pelabuhan ini dan menamai pelabuhan ini dengan sebutan Port City yang merupakan proyek yang sia-sia karena pelabuhan Port City tersebut telah menelan biaya yang besar dan dibangun diatas tanah reklamasi di pantai Kolombia.

Karena negara China yang turut andil dalam pembangunan pelabuhan Hambantota ini dan cenderung negara China lebih diuntungkan hal tersebut membuat negara-negara lain geram. Salah satunya adalah Amerika Serikat dan wakil Presiden AS Mike Pence, yang mengeritik bahwasannya tindakan yang dilakaukan negara China merupakan "diplomasi utang" yang dimana China yang suka membagikan pinjaman kepada negara-negara miskin ditunjukkan untuk mendapatkan keuntunga yang strategis dari negara yang menjalankan kerjasama anatar negara China tersebut yang diberikan pinjaman oleh China.

Kesimpulan                                                                      

Sri Lanka dengan China telah melakukan kerjasama sejak lama hal ini dilakukan untuk kemajuan negara Sri Lanka sendiri kerjasama tersebut berawal sejak berakhirnya perang saudara negara Sri Lanka. Hubungan kerjasama diplomatik kedua negara tersebut karena adanya keterbukaan pembangunan kantor kedutaan kedua negara tersebut, negara China merupakan negara penginvestor terbesar di negara Sri Lanka dalam tujuan kerjasama pembangunan negara China memberikan pinjaman ke negara yang terpuruk yakni negara Sri Lanka. 

Sri lanka sedang bear-besaran menjalankan pembangunan yakni adanya pembangunan pelabuhan yang bertujuan untuk memajukan perekonomian negara Sri Lanak karena pelabuhan tersbut teletak di bagian sepanjang pantai Samudra Hindia tepatnya di Kolombia yang berdasarkan sejarahnya wilayah tersebut merupakan wilayah yang strategis memiliki sumber daya alam yang banyak selain itu juga tujuan dibangunnya pelabuhan tersebut yakni untuk menyamai perlabuhan Singgapura yang merupakan penyumbang sumber perekonomian terbesar di negara Singgapura maka Sri Lanka membangun pelabuhan tersebut untuk meraup pundi-pundi ekonomi yang tinggi.

Dalam menjalankan pembangunan tersebut negara Sri Lanka bekerjasama dengan negara China disini penulis menggunakan analisis teori Neo-Liberalisme yang dimana jika dalam menjalankan kerjasama negara yang memiliki kedudukan besar atau ekonomi yang besar merupakan negara penguasa dalam menjalankan kerjasama tersebut. 

Kerjasama ini bertujuan untuk memperkaya yang kuat dan memperlemah yang lemah selain itu pula tujuan dari China karena adanya masud tertentu yang dimana China sedang menjalankan proyek besar-besaran yakni One Belth One Road yang merupakan tujuan jalur perdagangan China dan negara Sri Lanka terkena titik wilayah dalam pembangunan tersebut tepatnya di wilayah  ibu kota sri lanka yaitu Kolombia yang sedang menjalnkan pelabuhan Hambantota yamg sedang dijalankan oleh Sri Lanka sendiri yang bekerjasama dengan China. 

Sri Lanka merupakan negara yang sedang berkembang yang bertujuan untuk memajukan negaranya dengan memutuskan bekerjasama dengan China yang memiliki dana besar yang mampu membantu negara Sri Lanka dalam mengelola pembangunan negara tersebut akan tetapi hal ini malah berujung kegagalan yang tujuan awalnya untuk kemajuan malah menjadi kegagalan karena negara Sri Lanka tidak mampu membayar hutang dari negara China yang merupakan bantuan tersebut yang diberikan atau kata lain kerjasama tersebut merupakan diplomasi hutang dalam membangun pelabunhan Hambnatota dan disini China yang mendapatkan keuntungan sebab China mendapatkan wilayah pembangunan OBOR dengan mudah yang awalnya tujuan pembangunan Sri Lanka karena Sri Lanka tak mampu membayar maka China menjadi penguasa pelabuhan tersebut dengan waktu sewa tanpa membayar ke Sri Lanak selama 99 tahun.

Daftar Pustaka : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun