#Religi
Treeet!
Tiba-tiba sebuah truk container melintas cepat membunyikan suara klakson yang keras sekali. Adiz pun tak tahu lagi harus diam saja di atas motornya atau berlari. Tapi kakinya gemetar dan sulit digerakkan. Â
Akhirnya, ia hanya sanggup berteriak ketika truk itu tepat melintas di depannya lalu menyenggol badan sedan yang tadi mengejutkannya.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa ...!" Adiz berteriak. Sedan itu masuk ke kolong truk dan terseret beberapa meter ke belakang.
***
Langit mulai kuning. Angin laut sore pun semakin menyusup ke balik sel kulit. Namun Adiz belum juga beranjak dari tempat duduknya di atas sebongkah batu. Matanya masih menanti sunset menuntaskan tugas di garis cakrawala.
Pikirannya masih kacau. Ini adalah awal tahun yang baru lagi. Ia terus membatin.Â
Ya Allah, tahun terus berganti. Tak terasa tiga puluh tahun sudah usiaku kini. Â Mengapa tak kau kirimkan juga imam yang mampu menarik hatiku, yang akan menuntunku ke jalan-Mu? batin gadis itu mengingat ucapan mamanya tadi siang.
"Aku nggak mau sembarangan menikah, Ma."
"Ah, kamu mau menunggu sampai kapan lagi? Lihat nih, rambut Mama telah bersarang uban."