Mohon tunggu...
NURJAHIDIN
NURJAHIDIN Mohon Tunggu... Guru - guru

saya senang menjadi guru, bisa bertemu generasi baru dengan bermacam kemampuan....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Projeck Based Learning (PJBL) untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik

4 Desember 2022   21:25 Diperbarui: 4 Desember 2022   22:02 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada dunia pendidikan dan pengajaran, yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya. Sebagai seorang guru, perlu mempelajari dan memahami dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan setiap peserta didik. Guru bertanggung jawab atas banyaknya ragam variasi peserta didik di kelas. Semakin memahami tingkat perkembangan peserta didik, semakin efektif proses pembelajaran yang guru berikan.

Pada teori perkembangan menurut Piaget, rentang usia 11-15 tahun disebut tahap operasional format, dimana pada tahap ini individu bergerak melampaui penalaran hanya tentang pengalaman konkret dan berpikir dengan cara yang lebih abstrak, idealis, dan logis. 

Artinya peserta didik di usia 11-15 tahun sudah mampu berkreasi dalam membuat karya/projek sesuai dengan pemikirannya. Perkembangan kreativitas anak pada dasarnya sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Menurut Munandar (1999;47) meyakini bahwa kreativitas bukan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru, tetapi merupakan gabungan dari  hal-hal  yang  sudah  ada  sebelumnya,  termasuk  pengalaman  dan pengetahuan yang diperoleh seseorang selama hidupnya.

Dalam pembelajaran Matematika kelas VII Kompetensi Dasar “Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai”, guru mengalami kesulitan dalam memberikan contoh konkret kepada beberapa peserta didik. Kreativitas belajar peserta didik belum muncul. Oleh karenanya guru menerapkan pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning, tujuannya adalah untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik dalam memahami materi perbandingan senilai dan berbalik nilai.

Model pembelajaran Project Based Learning dapat membuat peserta didik aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Didalam model pembelajaran projek terdapat proses seperti communication, creativity, critical thinking, dan collaboration yang mana proses pembentukan produk melibatkan keaktifan penuh peserta didik, dan guru bertugas sebagai fasilitator, sehingga pembelajaran peserta didik akan lebih bermakna.

Karakteristik Project Based Learning diantaranya  yaitu (1) penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk artinya peserta didik menyelesaikan tugasnya secara mandiri, (2) peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan artinya peserta didik diberikan kepercayaan untuk mampu menyelesaikan tugas projectnya. (3) proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat artinya peserta didik harus melibatkan lingkungan sebagai bentuk kolaborasi dan kerja sama dalam menyelesaikan tugas projectnya. 

(4) melatih kemampuan berpikir kreatif artinya dalam pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk dapat mengembangkan ide-ide kreatif agar project yang dihasilkan merupakan karya mereka yang dikerjakan secara maksimal. (5) situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan artinya ide-ide baru yang akan dikembangkan peserta didik tidak memiliki batasan sehingga mereka dapat menghasilkan proyek yang penuh kreasi.

Langkah-langkah pembelajarannya adalah (1) Pertanyaan mendasar, yaitu peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap topik/ pemecahan masalah. Disini guru meminta peserta didik untuk mencari masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan perbandingan tak senilai, kemudian masalah tersebut diaplikasikan kedalam bentuk proyek berupa diagram. (2) Mendesain perencanaan produk, artinya peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan. (3) Menyusun jadwal pembuatan, artinya peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama. 

Disini guru memberi batas waktu 30 menit untuk menemukan masalah dan membuat proyek (4) Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek, artinya peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan guru. (5) Menguji hasil, artinya peserta didik membahas kelayakan proyek yang telah dibuat bersama guru dan membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada orang lain. (6) Evaluasi pengalaman belajar, artinya setiap peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek.

Melihat sintak/langkah-langkah kegiatan pelaksanaan pembelajaran diatas terbukti kreativitas belajar peserta didik dapat meningkat, dikarenakan peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu mengembangkan pola pikirnya sehingga dapat menyerap materi yang diajarkan. Diketahui dalam sintak terakgir juga peserta didij memaparkan laporan dan peserta didik lain saling memberikan tanggapan sehingga kreativitas setiap peserta didik akan sangat dituntut sekali. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning sangat baik digunakan dalam pembelajaran Matematia pada materi Perbandingan Senilai dan Berbalik nilai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun