Mohon tunggu...
Nurina wati
Nurina wati Mohon Tunggu... -

Mahasiswa PGSD SI SEMESTER VII FKIP UNS KEBUMEN NIM X7209070

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Pendidikan

4 Januari 2011   09:59 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 15710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakamg Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam meningkatkan SDM yang akan menopang gerak pembangunan. Dalam era reformasi yang diikuti oleh pemberlakuan otonomi daearah berdasarkan Undang-Undang nomor 2 tahun 1999 serta Undang-undang nomor 25 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah memiliki dampak logis pada kewenangan daerah yang semakin otonom, termasuk di dalamnya menyangkut bidang pendidikan. Pendidikan yang sebelumnya dikelola oleh pusat (sentralisasi) dikembalikan kepada daerah. Dengan kebijakan ekonomi makronya, memberikan imbas terhadap otonomi sekolah sebagai sub sistem pendidikan nasional mengharuskan pemerintah melakukan rekontruksi kebijakan dalam upaya mengontrol peningkatan mutu, efisiensi dan relefansi pendidikan serta pemerataan pelayanan pendidikan, upaya-upaya tersebut tercermin dalam tindakan berikut: 1. Upaya peningkatan mutu dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar pendidikan, yaitu melalui konsensus nasional. Standar kompetensi yang memungkinkan adanya perbedaan antar daerah akan menghasilkan standar kompetensi nasional dalam tingkatan standar minimal, normal dan unggulan. 2. Peningkatan efisiensi pengelolan pendidikan mengarah pada pengelolaan pendidikan berbasis sekolah dengan memberi kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada. 3. Peningkatan relevansi pendidikan mengarah pada pendidikan bebasis masyarakat serta orang tua dalam level kebijakan dan level operasional melalui komete (dewan) sekolah. 4. Pemerataan pelayanan pendidikan mengarah pada pendidikan yang berkeadilan berkenaan dengan pengelolaan biaya pendidikan yang adil dan transparan.

Pendidikan sebagai investasi yang akan menghasilkan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Manfaat (benefit) individu, social atau institusional akan diperoleh secara bervariasi. Akan tetapi, manfaat individual tidak akan diperoleh secara cepat (quick yielding), tetapi perlu waktu yang cukup lama, bahkan bisa satu generasi.

Organisasi pendidikan sebagai lembaga yang bukan saja besar secara fisik, tetapi juga mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tentu saja memerlukan manajemen yang profesional. Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.

Persoalan-persoalan organisasi cenderung semakin ruwet, karena manusia baik sebagai individu maupun anggota kelompok selaku pendukung utama suatu organisasi maupun bentuknya, memiliki perilaku dan pembawaan yang berbeda-beda dan cenderung berkembang mempengaruhi perilaku organisasi. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap manajer atau pimpinan organisasi.

Manajemen Pendidikan merupakan suatu proses kerjasama yang sistematik, sistemik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Selain itu Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Manajemen baik tujuan jangka pendek , menengah dan jangka panjang. Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena tanpa Manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat terwujud secara optimal, efektif & efisien. Dalam kerangka inilah akan tumbuh kesadaran akan arti pentingnya Manajemen pendidikan yang memberikan kewenangan sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan & pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, memepertanggungjawabkan, mengatur, serta memimpin SDM untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.Mengapa manusia cenderung selalu berorganisasi?

2.Bagaimana organisasi dan manajemen pendidikan?

3.Bagaimana konsep, dasar – dasar dan prinsip manajemen pendidikan?

4.Bagaimana karakteristik manajemen pendidikan?

5.Apa kedudukan manajer dan leadership dalam manajemen pendidikan?

6.Bagaimana aktivitas dan dinamika manajemen pendidikan?

BAB II

PEMBAHASAN

A.Kecenderungan Manusia Berorganisasi

1.Hakikat Manusia

Terdapat beberapa pendapat pandangan tentang manusia antara lain pandangan psikoanalitik tradisional (dalam Hansen, Stevic dan Warner, 1977) menganggap bahwa manusia pada dasarnya digerakkan oleh dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif. Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sejak semula sudah ada pada diri individu itu.

Freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian individu terdiri dari tiga komponen yaitu yang disebut id, ego. Id mendasari berbagai insting manusia yang mendasari perkembangannya. Dua insting yang paling penting ialah insting seksual dan insting agresi. Insting-insting ini m3enggerakkan pemuasan diri. Kaum neo-analisis mengakui adanya komponen, id, ego dan super ego, namun lebih menekankan pentingnya ego sebagai pusat kepribadian. Ego tidak dipandang sebagai fungsi sebagai fungsi pengarah perwujudan id saja, melainkan sebagai fungsi pokok yang bersifat rasional dan bertanggungjawab atas tingkah laku intelektual dan social individu.

Selanjutnya pandangan Humanis (Rogers, 1961) mengemukakan bahwa pribadiindividu merupakan proses yang terus berjalan, suatu kekuatan yang tidak statis. Artinya individu merupakan satu kesatuan potensi yang terus berubah. Manusia pada hakekatnya dalam proses menjadi –on becoming- tidak pernah selesai, tidak pernah sempurna. Sedangkan Adler (1954) masih bergolong humanis, berpendapat bahwa manusia tidak semata-mata digerakkan oleh dorongan untuk memuaskan dirinya sendiri, namun sebaliknya manusia digerakkan dalam hidupnya sebagian oleh tanggung jawab sosial dan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu. Selanjutnya Adler juga menyatakan bahwa individu melibatkan dirinya dalam mewujudkan diri sendiri dalam membantu orang lain, dan dalam membuat dunia ini menjadi lebih baik untuk ditempati.

Kaum behavioristik (dalam Hansen 1977) pada dasarnya menganggap bahwa manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif yang peilakunya dikontrol oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Lingkungan menjadi faktor penentu tunggal terhadap tingkah laku manusia.


  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manusia dalam Kegiatan Berorganisasi.

Menurut DR Buchari Zainun (1987), lima faktor yang mendasari kegiatan manusia dalam berorganisasi yaitu:

a.faktor spesialisasi dan pembagian kerja.

Keharusan untuk adanya spesialisasi dan pembagian kerja, senagai akibat dari pertumbuhanorganisasi serta pekembangan dan kemajuan teknologi. Keharusan ini harus disertai oleh kewaspadaan akan bahaya spesialisasiitu baik terhadap diri, organisasi yang bersangkutan maupun terhadap masyarakat pada umumnya. Bahaya spesialisasi terhadap seseorang dalam organisasi sering terjadi bilamana orang itu sudah demikian terpaku dalam pekerjaannya sehingga benar-benr tenggelam dalam keramaian tanpa melihat dimana dia berada.

b.faktor koordinasi.

Spesialisasi itu harus ada manfaat dan artinya bagi administrasi bilamana disertai dengan adanya koordinasi. Spesialisasi dan koordinasi tidak ubahnya seperti satu mata uang dengan dua sisi. Organisasi modern menuntutadanya golongan atau kelompok petugas yang merupakan spesialis, namun sama penting dan perananya dengan golongan itu dibutuhkan pula orang yang dapat bertindak sebagai generalis.

c.faktor tujuan

Koordinasi mewujudkan suatu organisasi yang lain daripada hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dengan koordinasi itu seluruh kegiatan serta usaha-usaha perseorangan dapat diarahkan kepada suatu tujuan tertentu. Karena itu kedua faktor terdahulu harus pula disertai dengan adanya suatu tujuan yang merupakan tujuan suatu kebijaksanaan pusat. Tujuan yang tercermin pada gambar kedua di atas juga merupakan suatu kebijaksanaan yang diperlukan oleh seorang generalis untuk mengarahkan seluruh kegiatan dalam rangka koordinasi. Maksud adanya satu kebijaksanaan itu adalah sebagai kerangkadasar seluruh kegiatan organisasi.

d.faktor prosedur kerja

Untuk merealisasikan tujuan atas kebijaksanaan yang telah ditetapkan prosedur kerja yang terperinci, teratur, dan terpercaya. Adanya faktor ini antara lain dapat mengurangi pemborosan waktu, tenaga dan biaya dengan mencegah kekeliruan dan kesalahan yang tidak perlu. Malah dapat meningkatkan penggunaan dan kegunaan semua faktor –faktor produksi yang tersedia dengan sebaik-baiknya.

e.faktor dinamika lingkungan.

Kenyataan bahwa organisasi dan administrasi itu berada dalam suatu lingkungan yang dinamis khususnya karena yang menjadi objek dan subjeknya adalah manusia yang hidup. Kecuali disentuh oleh dinamikanya peronalitas manusia, organisasi dan administrasi itu dipengaruhi oleh dinamika politik, pendapat umum, situasi masyarakat, perubahan-perubahan teknik modern, dan berbagai faktor ekologi administrasi lainnya.

Dinamika polotik dan pendapat umum jelas tampak umpamanya pada saat berlangsungnya pemilihan umum. Pada saat pemilihan umum ini biasanya terbentuk polarisasi pendapat umum terhadap pemerintah yang sedang berkuasa dan hasil-hasil kerjanya.


  1. Manusia dan Organisasi

Manusia adalah makhluk Tuhan YME yang kompleks dan unik dan diciptakan dalam integrasi dua substansi yang tidak dapat berdiri sendiri. Substansi pertama disebut tubuh (fisik/jasmani) sebagai unsur materi, sedang substansi kedua disebut jiwa (rohani/psikis) yang bersifat sebagai unsur non-materi. Dalam keterpaduan kedua substansi itu manusia menjalani hidup dan kehidupan yang kompleks dan unik. Salah satu keunikannya yang mendasar adalah kehidupannya yang dibekali dengan hakekat kemanusiaan (manusiawi) yang terdiri dari :

a.Hakekat Individualitas.

Setiap individu manusia menyadari identitasnya yang tidak sama dengan individu yang lain. Setiap individu menyadari identitasnya yang tidak sama secara fisik dan psikis dari individu yang lain. Dalam ketidaksamaan itu, setiap manusia tampil sebagai individualitas, dan memerlukan perlakuan sesuai individualitasnya masing-masing.

b.Hakekat Sosialitas.

Setiap masnusia sebagai individu memerlukan ndividu yang lain. Tidak seorangpun manusia di muka bumi ini yang dapat hidup sendiri dan menyendiri tanpa komunikasi dengan sesama manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki hakekat sosialitas (kebersamaan) berupa kecenderungan untuk berada bersama pada satu tempat dan waktu yang sama, dengan saling berinteraksi.

c.Hakekat Moralitas.

Setiap manusia sebagai individu untuk dapat hidup secara harmonis bersama individu yang lain dalam bentuk masyarakat harus mampu membatasi diri masing-masing.

Dari uraian-uraian diatas jelas kiranya bahwa terbentuknya organisasi khususnya dalam bentuk usaha atau perusahaan, oleh hakekat kemanusiannya. Usaha itu yang dilakukan manusia melalui organisasi termasuk dalam bentuk perusahaan, pada dasarnya tertuju pada pemenuhan kebutuhan (need) sebagai manusia. Kemampuan memenuhi kebutuhannya itu merupakan prasyarat penting dalam menempatkannya pada kedudukan sesuai manusia.


  1. Kebutuhan Manusia

Kebutuhan manusia antara lain :

a.Kebutuhan Fisik/Jasmaniah yang terdiri dari :

1.Kebutuhan Pangan (makan dan minum).

2.Kebutuhan Sandang (pakaian) dan Papan ( Perumahan).

3.Kebutuhan Seks (meneruskan keturunan).

4.Kebutuhan Kesegaran Jasmani berupa Udara Segar, Istirahat, dan Rekreasi termasuk Olah Raga.

b.Kebutuhan Psikologis yang terdiri dari:

1.Kebutuhan Rasa Aman (Fisik dan Pikir).

2.Kebutuhan akan Kepastian Masa Depan, termasuk memperoleh pendidikan yang memadai.

3.Kebutuha Sosial antara lain kebutuhan diakui/diterima dan dihormati, kebutuhan realisasi dan aktualisasi diri, kebutuhan kekuasaan dan lain-lain di dalam masyarakatnya.

c.Kebutuhan Spiritual.

Kebutuhan ini terutama sekali berbentuk kebebasan memeluk dan beribadah menurut agama masing-masing.

Dalam kenyataan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam berorganisasi adalah untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhannya, sedang sebaliknya kebutuhan itu pulalah yang menjadi obyek manusia berorganisasi yang disebut perusahaan.

4.Kecenderungan Manusia untuk berorganisasi

Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya mencapai tujuan. Organisasi juga merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Sekelompok orang yang mendirikan sebuah organisasi tentu punya alasan yang kuat mengapa dan untuk apa mereka mendirikan organisasi tersebut. Ada dua alasan mengapa orang memilih berorganisasi:

a.Alasan sosial (social reason), sebagai “zoon politicon” artinya makhluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual atau ekonomi.

b.Alasan materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu: (a) dapat memperbesar kemampuannya; (b) dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi; (c) dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.

Dari penjelasan di atas dapat terlihat jelas bahwa organisasi mempunyai arti yang sangat penting bagi sebagian orang, karena organisasi merupakan alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Sekolah merupakan sallah satu contoh organisasi sosial yang formal. Dengan sekolah, kita diajarkan pergaulan yang baik, dimana hal tersebut bisa kita kaitkkan juga dengan mengapa orang memilih organisasi, dengan sekolah dapat memperbesar kemampuan dari masing-masing siswa, dari yang tidak tahu menjadi tahu, menghemat waktu yang diperlukan bagi siswa, tenaga pengajar, maupun dinas setempat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga membutuhkan organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara organisasi dan manusia memiliki hubungan yang saling membutuhkan dan menguntungkan.

B.Organisasi dan Manajemen Pendidikan


  1. Hakikat Organisasi

a.Makna Organisasi

Organisasi itu merupakan:

1)Kumpulan – kumpulan individu

organisasi merupakan kumpulan orang yang berserikat dan bekerjasama. Hanya sekumpulan manusia saja yang dapat dikategorikan sebagai suatu organisasi.

2)memiliki Tujuan

walaupun terdapat sekumpulan orang namun mereka tidak memiliki tujuan yang sama maka tidak dapatdikatakan berorganisasi.

3)Koordinasi

setelah terdapat dua criteria di atas, agar memudahkan dalam pencapaian tujuan, maka perlu ada pengkoordinasian. Pengkoordinasian ini penting agar organisasi dapat terarah.

Organisasi di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang – orang (guru dan personel sekolah lainnya) serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas – tugas orang itu dalam rangka mencapai tuuan sekolah.

b.Ciri-ciri Organisasi

Ciri umum dari organisasi yaitu:

1)sebuah organisasi senantiasa mencakup sejumlah orang;

2)orang-orang tersebut terlibat satu sama lain dengan satu atau lain cara, artinya mereka semua berinteraksi;

3)interaksi tersebut selalu dapat diatur atau diterangkan dengan jenis struktur tertentu;

4)masing-masing orang di dalam organisasi memiliki sasaran-sasaran pribadi, beberapa diantaranya merupakan alasan bagi tindakan-tindakan yang dilakukannya.

c.Elemen-elemen Organisasi

Organisasi mempunyai beberapa elemen-elemen yaitu:

1)Manusia;

2)tujuan tertentu;

3)pembagian tugas-tugas;

4)sebuah sistem untuk mengkoordinasi tugas-tugas;

5)sebuah batas yang dipatok, yang menunjukkan pihak yang berada di luarnya.

Sedangkan menurut Chester I. Barnard organisasi mengandung tiga elemen, yaitu:

1)kemampuan untuk bekerja sama;

2)tujuan yang ingin dicapai;

3)komunikasi.

d.Proses Pengorganisasian

Organisasi memiliki empat unsur yaitu:

1)organisasi merupakan suatu sistem, terdiri dari sub sistem atau bagian-bagian yang dalam melaksanakan aktivitasnya saling berkaitan satu sama lain;

2)pola aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi pada umumnya mengikuti pola tertentu dengan urutan pola kegiatan relatif teratur dan berulang-ulang;

3)sekelompok orang/individu, organisasi pada dasarnya merupakan kumpulan orang-orang, setiap manusia mempunyai keterbatasan baik kemampuan fisik, daya pikir maupun waktu. Oleh karena itu mereka berorganisasi, agar dapat saling bekerja sama dan melengkapi untuk mencapai tujuan yang telat ditetapkan;

4)tujuan organisasi, organisasi didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan organisasi terbagi dua, yaitu tujuan jangka panjang bersifat abstrak (misi) dan tujuan jangka pendek =tujuan operasional (obyektif).

e.Struktur Organisasi

Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membbebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.

Proses pengorganisasian meliputi beberapa tahap: Pertama, pemerincian pekerjaan yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Kedua,pembagian kerja yaitu membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok. Ketiga, penyatuan pekerjaan yaitu dengan cara yang rasional, efisien. Penyatuan kerja ini biasanya disebut departementalisasi. Keempat, kooordinasi pekerjaan yaitu mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yyang harmonis. Kelima, melakukan monitoring dan reorganisasi.

Menurut E. Kast dan James Rosenzweig (1974) struktur diartikan sebagai pola hubungan komponen atau bagian suatu organisasi. Struktur merupakan sistem formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan. Menurut simon (1958) struktur itu sifatnya relatif stabil, statis, dan berubah lambat atau memerlukan waktu untuk penyesuaian-penyesuaian. Pada struktur organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan, kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran komunikasi.

Menurut Stoner, (1986) struktur organisasi dibangun oleh lima unsur, yaitu: 1) spesialisasi aktivitas; 2) standardisasi aktivitas; 3) koordinasi aktivitas; 4) sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan; dan 5) ukuran unit kerja.

Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesifikasi tugas perorangan dan kelompok di seluruh organisasi atau pembagian kerja dan penyatuan tugas tersebut ke dalam unit kerja (departementalisasi)

Standar aktivitas merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakgunaan aktivitas. Menstandardisasi berarti menjadikan seragam dan konsisitem pekerjaan yang harus dilakukanbawahan, biasanya dengan menggunakan peraturan, uraian jabatan, dan program seleksi, orientasi kerja, keterampilan kerja.

Koordinasi aktivitas adalah prosedur yang memadukan fungsi-fungsi dalam organisasi, seperti fungsi primer dalam suatu badan usaha, pemasaran, produksi dan penjualan merupakan fungsi garis yang secara langsung menyumbangkan pada pencapaian tujuan organisasi memerlukan koordinasi.

Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan. Sentralisasi adalah proses kosentrasi wewenang dan pengambilan keputusan pada tingkat atas suatuorganisasi. Keuntungan sistemsentralisasi antara lain pengaturan yang sama bagisemua unit dalam organisasi. Kelemahanya, bawahan tidak berkembang dan putusan oleh atasan menyita waktu lama, terlebih jika data ada pada bawahan. Untuk mengatasi hal itu, dilakukan pendelegasian wewenang pada semua tingkat organisasi yang disebut desentralisasi.

Ukuran unit kerja mengacu pada jumlah pegawai dalam suatu kelompok kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian menyangkut penentuan pekerjaan, pembagian kerja, penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan kegiatan, salah satu hasil dari proses ini adalah struktur organisasi yang merupakan prosedur formal manajemen organisasi.


  1. Manajemen

a.Makna Manajemen

Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan dan kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi kemampuan/keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual.

Manajemen sebagai proses yaitu dengan menetukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.

Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien.

b.Makna Manajemen Pendidikan

1)Manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk mencapa tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu merentang daru tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan mana yang dimaksud.

2)Manajemen pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian.

a)Perencanaan

Meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biayanya. Perencanaan itu dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.

b)Pengorganisasian

Diartikan sebagai kegiatan membagi tugas – tugas kepada orang yang terlibat kerjasama pendidikan tadi. Karena tugas yang demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas – tugas dibagi untuk dikerjakan masing – masing anggota organisasi.

c)Pengkoordinasian

Mengandung makna menjaga agra tugas – tugas yang telah dibagi itu dapat dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakannya saja, tetapi menurut aturan sehingga menyumbang terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati.

d)Pengarahan

Pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan bersama itu tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan.

e)Pemantauan

Yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui sudah sampai seberapa jauh kegiatan pendidikan yang telah mencapai tujuannya, dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu. Dengan perkataan lain, kegiatan pemantauan atau monitoring adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang penyelenggaraan suatu proses pencapaian tujuan.

3)Manajemen pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian – bagian dan bagian – bagian itu berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

4)Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi efektivitas pemanfaatan sumber. Jika manajemen dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber – sumber yang dalam mencapai tujuan pendidikan itu sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu terjadi pemborosan.

5)Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Hal ini merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki administrator pendidikan itu.

6)Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melaksanakan kerjasama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah.

7)Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita mengerti apa yang dimaksudkan orang lain tersebut.

8)Manajemen seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan tata usaha yang intinya adalah kegiatan rutin catat mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat – menyurat dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.

Hal yang berbeda antara organisasi dan manajemen adalah organisasi sebagai alat atau wadah sekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan manajemen lebih mengarah kepada pengaturan atau pengelolaan untuk mencapai tujuan tersebut, adapun persamaan dari organisasi dan manajemen adalah sama-sama memiliki sasaran dan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Secara sederhana manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif. Menurut Brucbeker educatation should be trough of as process of man reciprocal adjusman to nature. Dinyatakan bahwa pendidikan merupakan proses timbal balik antara kepribadian individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan. Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan adalah suatu upaya yang diciptakan untuk membantu kepribadian individu tumbuh dan berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan.

Pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktiviitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.

Tujuan manajemen pendidikan meliputi: (1) produktivitas, yaitu perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input); (2) kualitas, yaitu menunjuk kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan atau jasa (service) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot atau kinerjanya; (3) efektivitas, yaitu ukuran keberhasilan tujuan organisasi; (4) efisiensi, yaitu berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul. Suatu kegiatan dikatakan efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal.

C.Konsep, dasar-dasar, dan Prinsip Manajemen Pendidikan


  1. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

a.Kerangka Konsep

Shrode Dan Voich (1986) menyatakan bahwa Kerangka dasar manajemen mrliputi “Philosophy, Asumiious, Principles, and Theory, Whivh are basic to the study of any disclipline of management”. Secara sederhana dikatakan bahwa falsafah merupakan pandangan atau persepsi tentang kebenaran yang dikembangkan dari berpikir praktis. Bagi seorang manajer falsafah merupakan cara berpikir yang telah terkondisikan dengan lingkungan. Perangkat organisasi, nilai-nilai dan keyakinan yang mendasari tanggung jawab seorang manajer. Falsafah seorang manajer dijadikan dasar untuk membuat asumsi-asumsi tentang lingkungan, peran organisasinya, dan atau garis besar untuk bertindak. Seperangkat prinsip yang berkaitan satu sama lain dikembangkan dan diuji dengan pengalaman sebelum menjadi suatu teori. Untuk seorang manajer, suatu teori tentang manajemen sangat berfungsi dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul. Oleh karena itu, falsafah, asumsi, prinsip-prinsip, dan teori tentang merupakan landasan manajerial yang harus dipahami dan dihayati oleh dan prinsip serta teori-teori dijadikan dasar kegiatan manajerial, secara sederhana dapat digambarkan melalui suatu diagram / skema sebagai berikut:


b.Deskripsi Konsep

Setiap jenis pengetahuan termasuk pengetahuan manajemen mempunyai ciri – ciri yang spesifik mengenai apa, bagaimana, dan untuk apa pengetahuan manajemen tersebut disusun. Di dalam pengatahuan manajemen, falsafah pada hakekatnya menyediakan seperangkat pengetahuan untuk berpikir efektif dalam memecahkan masalah – masalah manajemen. Ini merupakan hakikat manajemen sebagai suatu disiplin ilmu dalam mengatasi masalah organisasi berdasarkan pendekatan yang intelegen. Bagi seorang manajer perlu pengetahuan tentang kebenaran manajeman, asumsi yang telah diakui, dan nilai – nilai yang telah ditentukan. Pada akhirnya semua itu akan memberikan kepuasan dalam melakukan pendekatan yang sistematik dalam praktek manajerial.

Teori manajemen mempunyai peran atau membantu menjelaskan perilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas dan kepuasan. Di dalam proses manajemen digambarkan fungsi – fungsi manajemen secara umum yang ditampilkan ke dalam perangkat organisasi dan mulai dikenal sebagai teori manajemen klasik. Menurut teori klasik pilar – pilar manajemen klasik terdiri dari 4 pilar, yaitu: pembagian kerja, proses saklar fungsi – fungsi, struktur, rentang pengawasan. Para ahli banyak yang akan mengatakan bahwa manajemen belum mempunyai teori yang standar, tetapi sebagai pendekatan.

c.Konsep Manajemen

Dari segi bahasa manajemen berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , Oxford Advanced Learner’s Dictionary mengartikan ‘to Managesebagai “to succed in doing something especially something difficult….. Management the act of running and controlling business or similar organization” sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.

Tabel 1Pendapat Pakar tentang Manajemen

No

Pengertian manajemen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun