Mohon tunggu...
Nuril Komari
Nuril Komari Mohon Tunggu... -

wong ndeso yang mendambakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Hadi Prabowo Berani Tantang Bibit Waluyo?

3 Mei 2013   10:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:12 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadi Prabowo dan Bibit Waluyo (http://img.lensaindonesia.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="630" caption="Hadi Prabowo dan Bibit Waluyo (http://img.lensaindonesia.com)"][/caption] Sepertinya Hadi Prabowo adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi pertama di Indonesia yang berani mencalonkan diri sebagai gubernur pada saat gubernur petahana juga maju. Yang selama ini terjadi, Sekda maju setelah gubernur selesai masa jabatan dua periode. Ada juga Sekda maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi gubernur petahana, seperti Fauzi Bowo mendampingi Sutiyoso tahun 2002 dan Sukarwo mendampingi Imam Utomo tahun 2003.

Hadi Prabowo yang biasa disapa HP, dilantik menjadi Sekda oleh Gubernur Ali Mufiz pada hari Rabu, 9 Januari 2008 menggantikan Mardjijono yang mengajukan pensiun diri akibat faktor kesehatan. Sebelumnya, HP adalah Asisten IV bidang Administrasi Sekda Provinsi Jateng.

Pria kelahiran Klaten, 3 April 1960 itu sempat ditawari Bibit Waluyo untuk menjadi pendampingnya, tapi ia tidak bersedia. Ia malah minta ijin untuk mengikuti fit and proper test di DPP PDI-P di Jakarta pada tanggal 9 Januari 2013.

Akan tetapi, dia akhir pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur tanggal 5 Maret 2013, PDI-P tidak jadi mengusung HP. PDI-P mengusung dua kadernya sendiri, yaitu Ganjar Pranowo dan Heru Sujatmoko. Karena gagal diusung PDI-P, Suami dari Paripurnaning Haju dan Ayah dari Aridara Nastisi itu segera bertindak cepat. Ia menggandeng Bupati Sumedang Jawa Barat, Don Murdono, dan mendaftar di KPU 2 jam sebelum penutupan pendaftaran.

HP sudah bertekad untuk maju sebagai calon gubernur. Karena tidak bisa mendapat dukungan PDI-P sebagai partai pemenang di Jawa Tengah, ia pun mencari dukungan ke 6 partai, yaitu PKS, PKB, PPP, PKNU, Gerindra dan Hanura. Seperti kata pepatah, tidak ada rotan, akar pun jadi.

Untuk memaksimalkan perjuangannya menuju Wisma Perdamaian, HP telah mengajukan pengunduran diri dari Sekda sehingga ia bisa all out blusukan ke 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

Sebagai warga Jawa Tengah yang mempunyai hak pilih, saya bertanya-tanya:

  • Mengapa HP pengen banget jadi gubernur? Padahal Bibit Waluyo sebagai atasannya selama 5 tahun masih maju lagi.
  • Kenapa ia tidak berkoalisi saja dengan Bibit menjadi calon wakil gubernur? Apalagi keduanya sama-sama orang Klaten.
  • Tidakkah ia eman-eman dengan jabatan Sekda yang terpaksa harus ia lepas? Apalagi, dengan tidak lagi menjabat Sekda, otomatis ia harus kehilangan jabatan sebagai komisaris utama Bank Jateng yang gaji per bulannya Rp 50 juta.
  • Apa yang sebetulnya dicari HP? Apakah sudah sedemikian parahnya kepemimpinan Bibit Waluyo sehingga harus diakhiri? Dan, yang mengakhirinya harus orang yang tahu "luar dalam"-nya Bibit, yaitu HP sebagai Sekda-nya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun