Mohon tunggu...
Nuril Isra
Nuril Isra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi STIE STEMBI Bandung Bussiness School

be humble be good girl.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Berdaulat Pangan di Tengah Pandemi

1 Desember 2020   18:19 Diperbarui: 1 Desember 2020   18:36 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan Covid-19 semakin meluas,bukan pada bidang kesehatan saja yang menjadi kekhawatiran pemerintah dan masyarakat,namun beberapa bidang juga terkena dampak dari virus tersebut,salah satunya pada bidang pangan.    Berbagai rumah makan,restauran,cafe hingga toko-toko swalayan terpaksa menutup usaha bisnis mereka demi mencegah penularan Covid-19 atau penyebab lainnya adalah  karena kurangnya pengunjung di masa pandemi seperti ini.

Hal ini membuktikan bahwasanya bisnis mereka mulai melemah,hingga kita tak jarang mendengar berita beberapa penjual pangan rela menjualkan barang dagangannya dengan harga yang turun drastis dan ada juga petani yang rela membagikan hasil panenya kepada masyarakat sekitar secara percuma-cuma ketimbang memilih mubadzir.

Dalam situasi seperti ini kita harus lebih bisa meningkatkan kualitas serta mutu pada sektor pangan dengan cara  tetap menjaga kedaulatan pangan.Menurut Prof. Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS., DAA(2014:10) berdaulat pangan merupakan kemampuan negara dalam memenuhi pangannya dari produksi sendiri dan mandiri dalam kebijakan pangan.

Dengan demikian,setiap orang memiliki hak atas memproduksi dan mengembangkan pangannya selama tidak melanggar aturan sektor pangan yang tercantum pada pasal UU 18 tahun 2012  yang mengatakan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan,dan ketahanan pangan.

Pentingnya berdaulat pangan ini tidak hanya bertujuan untuk mensejahterakan produsennya,namun juga ini demi kemakmuran bersama karena tanpa pangan maka generasi bangsa kedepannya akan melemah serta berimbas ke perekonomian negara.Utamanya ditengah pandemi yang belum berakhir ini para produsen pangan harus memerhatikan secara detil pangannya mulai dari produksi hingga konsumsi.

Dilansir dari data Kementrian Pertanian dan Kementrian Perdagangan,data pangan dari bulan Maret- awal Mei 2020 sudah lumayan meningkat dari tahun sebelumnya seperti komoditas beras,jagung,daging ayam,dan beberapa jenis sayuran lainnya.Penurunan yang terjadi di bulan Mei hanya pada komoditas bawang putih dan daging sapi yang kala itu harganya cukup meningkat drastis dari harga normal sebelumnya.

Maka dari itu,agar Covid-19 tidak menjadi penghalang  dalam berdaulat pangan,yang pertama harus kita lakukan adalah penciptaan,yaitu menciptakan bahan pangannya sendiri sesuai dengan kebutuhan masyakat sekitar lalu yang kedua,pengembangan,setelah bahan pangan tercipta waktunya produsen mengembangkan hasil panennya secara maksimal,jika perlu hasil panen tersebut dapat kita ekspor ke negara tetangga bukan sebaliknya

Ketiga,pemulihan,yaitu kembali melakukan pemulihan lahan agar sumber daya tersebut tetap terjaga kualitasnya dan dapat dipastikan tetap bertahan dalam jangka panjang.Keempat,peningkatan,hal ini dilakukan agar bahan pangan tidak hanya sekedar disebarluaskan namun juga harus ada evaluasi yang rutin dilakukan untuk peningkatannya.

Dan yang terakhir adalah pelibatan,dalam berdaulat pangan kita tidak boleh hanya fokus pada bahan pangannya saja,namun juga sumber daya manusianya lah yang paling berperan penting.Kita harus melibatkan petani serta para pekerja lainnya untuk mencapai tujuan kedaulatan pangan tersebut.Hal ini juga membantu masyarakat menemukan peluang pekerjaan,khususnya di tengah pandemi seperti ini hal tersebut sangat dibutuhkan.

Intinya kunci untuk kedaulatan pangan berada di tangan para petani Indonesia,dengan itu kita harus meberi perhatian lebih serta memperkuat hak nya dan juga masyarakat yang lain untuk meningkatkan kualitas pangan dan juga mencegah peningkatan data kemiskinan di Indonesia.Selain itu,petani juga berhak atas jenis tanaman yang diinginkannya,yang jelas sehat dan juga bergizi dan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam upaya berdaulat pangan,mulai dari proses penciptaanya hingga pemanfaatan SDM  semuanya tidak boleh terlepas dari protokol kesehatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun