Mohon tunggu...
Mochamad Nuril Anwar
Mochamad Nuril Anwar Mohon Tunggu... Freelancer - .

Penikmat Kopi & Rokok dalam suasana Senja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Spirit Anak STM untuk Mahasiswa

27 September 2019   18:00 Diperbarui: 27 September 2019   18:04 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: boombastis.com

Sekolah Tuk Melawan---mungkin singkatan itu tepat untuk mereka yang akhir-akhir ini ramai menjadi buah bibir khalayak umum terutama warganet. Dengan mental tanpa takut, serta tenaga yang berada pada titik tertinggi, tekat yang bulat untuk membantu kakak-kakaknya yang terlebih dulu turun untuk menuntut keadilan saat negeri ini sedang sakit.

Dengan mengenakan baju ala anak STM dengan balutan aksesoris (topi, jaket, dll), mereka dari beberapa wilayah Jabodetabek berkumpul pada satu titik sekitar gedung DPR Jakarta---fenomena ini sangat menegangkan dan mengharukan. Dimana kita was-was terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada anak-anak tersebut, dan di sisi lain kita terharu dengan mereka yang sebelumnya terkenal akan kenakalan, tawuran, dan label-label negatif lainnya lekat sekali dengan mereka---ternyata mereka mampu menunjukan rasa peduli terhadap negara yang sedang sakit serta masyarakat yang resah akan keputusan penguasa.

Mereka tidak tau apa-apa tentang RUU ? Ya memang mereka tidak mengetahui secara mendalam tentang Hukum karena mereka berada pada lingkup Teknik. Jadi untuk urusan kritisi terhadap RUU, kakak-kakaknya mahasiswa yang akan ganti membela adik-adiknya, terutama kakak yang mendalami Ilmu Politik dan Hukum.

Mereka telat datang ? Tidak, justru mereka datang saat momen yang tepat, ketika kakak-kakaknya telah kehilangan sebagian spirit saat menuntut keadilan kepada penguasa yang tuli---momen ini sangat indah dimana sang "adik" memberi spirit untuk sang "kakak" agar bangkit kembali melawan tirani.

Mereka salah ? Dalam dunia ini tidak ada kebenaran mutlak, yang ada hanyalah kebenaran menurut "siapa".

Mereka hanya memanfaatkan moment untuk tenar ? Haha ini konyol ... Jika mereka hanya mencari eksistensi sangat rawan karena kemungkinan-kemungkinan terburuk terjadi, dan lagi mereka tidak bisa menonjolkan identitas diri kala itu, semua sama rata tanpa almamater, yang ada adalah "Anak STM". Bahkan ini sedikit menggelitik dimana biasanya mereka saling berseteru dengan almamater lain, tetapi kali ini mereka bahu-membahu untuk satu suara.

Namun kehawatiran menyelimuti saya ketika bersosmed-ria, melihat beberapa flayer seruan demonstrasi tetapi untuk menegakkan "Ideologi Timur" dalam Rumah Besar Garuda---hal ini sangat berbahaya, bukan hanya untuk rakyat kecil, tetapi untuk kaum minoritas agama yang akan terancam kebebasannya jika Pancasila dapat ditumbangkan oleh Ideologi Timur dengan memanfatkan gerakan murni mahasiswa, bahkan mahasiswa sendiri yang cenderung berpaham liberal-sekuler pun tak luput dari kurungan tirani jika Ideologi Timur tersebut berhasil berkuasa.

Jadi di sini adalah titik pertarungan antara Pancasila vs Ideologi Timur dan Pemerintah vs Pelajar (Mahasiswa & STM). Jika pemerintah tumbang, masih ada harapan untuk Indonesia berbenah ke arah yang lebih baik, tetapi jika Ideologi Pancasila yang akhirnya terjungkal. Bersiaplah menemui titik kehancuran.

Tetapi sampai detik ini saya masih yakin bahwa mahasiswa adalah kaum intelektual dan calon cendikiawan masa depan yang tak mudah dimanfaatkan, serta adik-adik STM yang solidaritas besar tak akan membiarkan bangsa ini hancur.

Panjang Umur Perlawanan ... !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun