Mohon tunggu...
Salfiana Nurita
Salfiana Nurita Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kesehatan Mental yang Krusial pada 1000 Hari Awal Kehidupan

12 Oktober 2020   22:51 Diperbarui: 12 Oktober 2020   23:17 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketika berencana memiliki anak, persiapkan diri kita sebagai calon ayah dan ibu yang sehat, baik raga maupun jiwa. Selama masa kehamilan, selain mengonsumsi makanan sehat, serta memantau kesehatan fisik dirinya dan sang bayi di dalam kandungan, ibu diharapkan dapat lebih mengenali perasaan dirinya dan bersikap terbuka.

Ibu dapat berkomunikasi dengan ayah dan orang-orang terdekat tentang perasaan dan segala yang dialaminya selama hamil. Dengan itu, ibu dapat lebih dapat mengelola emosinya dan tenang menjalani kehamilannya. 

Ibu dan ayah juga mulai dapat belajar cara mengasuh dan merawat bayi, terutama bila bayi merupakan anak pertama atau jaraknya cukup jauh dari anak sebelumnya.

Selama dua tahun pertama

  • Menyusui

Ibu dengan dukungan ayah dapat menyusui minimal selama 6 bulan secara eksklusif, dan dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun. Selama menyusui, ibu dapat menjalin kelekatan dengan bayi melalui melakukan banyak sentuhan dan menatap mata sang bayi. Bayi pun akan merasa aman dan dikasihi.

  • Berinteraksi melalui sentuhan

Selain momen menyusui, perbanyak kesempatan ayah dan ibu berinteraksi dengan cara kulit menyentuh kulit (skin to skin contact). Misalnya, dengan memanfaatkan ritual memandikan sampai memakaikan baju anak, juga dengan memijat bayi. Sentuhan dapat membuat bayi dan ibu lebih rileks, serta membuat bayi merasa aman dan tidur lebih nyenyak.

  • Bermain

Kegiatan bermain paling cocok dilakukan orang tua dengan anak yang masih sangat muda. Tentunya dengan memperhatikan faktor kebersihan dan keamanan lingkungan bermain. Kegiatan bermain yang sesuai yaitu yang banyak melibatkan interaksi dua arah, bahasa, ekspresi, dan suara. Sederhana, misalnya, bermain cilukba sambil tersenyum dan memanggil nama sang bayi.

Ingat ya, ketika bermain dengan bayi, orang tua perlu lebih ekspresif karena bayi mulai meniru ekspresi dan senang sekali memperhatikan wajah orang-orang di sekitarnya. Katanya, bayi belajar tersenyum ramah, dari ayah dan ibunya lho. Oiya, bermain juga perlu waktu yang luang, tidak diburu-buru dan dilakukan dengan senang hati.

  • Peka dan responsif terhadap kebutuhan bayi

Pada dua tahun pertama kehidupan bayi, hendaknya orang tua peka terhadap perilaku bayi. Bayi akan berkomunikasi kepada orang lain dengan caranya yang unik. Amati bagaimana tanda bayi kita menangis karena lapar, pipis, mengantuk atau tidak enak badan.

Hendaknya orang tua bisa merespon secara tepat kebutuhan bayinya tersebut. Adakalanya bayi ingin disusui, diganti popoknya atau sekedar dipeluk dan ditimang-timang.

Yang luar biasa adalah hubungan yang hangat antara orang tua dan sang bayi ini mampu merangsang perkembangan otak anak yang berdampak positif terhadap kesehatan mental secara jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun