Mohon tunggu...
Salfiana Nurita
Salfiana Nurita Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kesehatan Mental yang Krusial pada 1000 Hari Awal Kehidupan

12 Oktober 2020   22:51 Diperbarui: 12 Oktober 2020   23:17 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan mental pada 1000 hari pertama kehidupan inilah yang seringkali luput dari pemberitaan. Padahal, seperti diketahui kesehatan mental pada 1000 hari pertama seorang manusia berefek luar biasa pada pertumbuhan dan perkembangan tahapan berikutnya, anak-anak, remaja, bahkan hingga dewasa.

Kesehatan mental anak sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun, dapat disebut juga kesehatan mental bayi. Kesehatan mental pada bayi diartikan sebagai kemampuan yang berkembang pada masa bayi dan anak-anak yang sangat muda (dari sejak kehamilan hingga usia 3 tahun). 

Kemampuannya mencakup mengalami, mengekspresikan dan meregulasi emosi; membentuk hubungan yang dekat dan aman; serta mengeksplorasi lingkungan dan belajar- yang melibatkan lingkungan pengasuhan, meliputi keluarga, komunitas, dan harapan budaya setempat (Osofsky & Thomas, 2012).

World Association for Infant Mental Health (WAIMH) (2019) menyatakan terdapat tiga alasan pentingnya kesehatan mental pada bayi, yaitu berdampak positif pada: perkembangan otak (brain-architecture), kesehatan tubuh (body-health), serta perilaku dan kualitas hubungan (behavior-relationship).

Bayi yang sehat mentalnya, akan (1) terstimulasi untuk mengeksplorasi lingkungan, yang bermanfaat bagi perkembangan otak, (2) terhindar dari "toxic stress" sehingga badannya sehat, serta (3) lebih mudah meregulasi emosi dan menjalin hubungan dengan orang lain.

Kesehatan mental pada bayi akan berdampak secara jangka panjang, bahkan hingga usia dewasa. Di Indonesia, jumlah penduduk didominasi oleh kelompok usia produktif (15-64 tahun) yang diprediksi terus bertambah hingga tahun 2045.

Hal ini semakin terlihat pentingnya memupuk kesehatan mental bayi agar tercapai manusia-manusia produktif yang sehat mental kelak. Bayi yang sehat mental dapat mengurangi resiko gangguan perilaku antisosial dan lainnya, termasuk juga ketidakstabilan emosi dan gangguan kepribadian.

Dari sejumlah gangguan kesehatan mental yang terlihat pada  remaja atau dewasa, jika ditelusuri sudah bergejala dari tahapan usia sebelumnya, bahkan sejak dini. Hal tersebut dipengaruhi dari kesehatan mental yang buruk pada waktu dalam kandungan dan dua tahun pertama kehidupan.

Apa yang bisa dilakukan?

Kesehatan mental bayi jelas perlu diperhatikan. Upaya untuk menciptakan kesehatan mental pada bayi menjadi tugas yang serius bagi orang tua dan lingkungan terdekatnya (Clinton, Feller, & Williams, 2016). Nah, berikut ini cara-cara yang bisa memupuk kesehatan mental bayi:

Selama Kehamilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun