Mohon tunggu...
Nuri Fatmawati
Nuri Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Prodi Seni Rupa

Laman ini merupakan laman artikel berita KKN Tematik Literasi dan Rekognisi Program MBKM - PUSPRESNAS, sebagai luaran yang wajib dilaksanakan oleh semua mahasiswa yang mengontrak KKN gelombang 2, semester genap 2020/2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Peran Orang Tua untuk Membimbing Anak dengan Meningkatkan Minat Literasi di Era Pandemi Covid-19

29 September 2021   08:20 Diperbarui: 29 September 2021   08:49 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semenjak dunia di landa bencana Covid-19, terutama di Indonesia, berbagai macam mobilitas di lapangan menjadi dibatasi bahkan sampai diberhentikan. Tentunya hal tersebut mengganggu kesejahteraan hidup umat manusia yang notabenenya tidak pernah lepas dari yang namanya berinteraksi sosial.

Tidak terkecuali di dunia Pendidikan. Semenjak adanya covid-19, seluruh pelajar di negara yang terpapar bencana, termasuk Indonesia, mengharuskan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring atau online. Aturan ini tidak mengenal jenjang. Berlaku untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, sampai jenjang perkuliahan pun mewajibkan untuk melaksanakan pembelajaran secara daring.

Namun tentunya dari adanya aturan yang mengharuskan pelajar untuk melaksanakan pembelajaran secara daring, hal itu tak lepas dari dampak-dampak yang ditimbulkannya, baik itu dampak positif maupun negatif. Dampak positif, pelajar dari berbagai jenjang menjadi melek teknologi. Bahkan bukan hanya pelajarnya saja, pendidiknya juga semakin mengenal teknologi lebih luas lagi. 

Sementara dampak negatifnya yaitu para pelajar seperti tidak ada gairah melaksanakan pembelajaran daring. Ketika pembelajaran berlangsung terkadang mereka memilih untuk bersantai, dan yang paling sering ditemukan itu pelajar menjadi pribadi yang banyak mengeluh. Mengeluhkan tugas-tugas yang terlalu banyak diberikan oleh gurunya. 

Apalagi untuk berpikir kritis, dikarenakan sekarang mobilitas kita hampir sepenuhnya menggunakan teknologi internet, siswa menjadi kurang mampu untuk berpikir kritis mengenai permasalahan atau informasi-informasi yang didapatnya, mereka lebih memilih untuk mencari solusi dari internet tanpa menyaring terlebih dahulu fakta benar atau tidaknya.

Terkait permasalahan ini, Universitas Pendidikan Indonesia menetapkan KKN Tematik Literasi dan Rekognisi program Merdeka Belajar Kampus Mengajar – Pusat Prestasi Nasional tahun 2020/2021 yang dilaksanakan secara daring dengan sasaran program yaitu siswa, guru, orang tua, dan masyarakat. 

Dengan diangkatnya tema literasi, diharapkan dapat menumbuhkan minat berliterasi di Indonesia. Apabila di sekolah, minat literasi siswa ditumbuhkan oleh guru pengajar, sementara di rumah, khususnya saat ini pembelajaran memang diharuskan berlangsung secara daring, peran orang tua lah yang menjadi pengganti guru untuk menumbuhkan minat literasi pada anak.

Peran orang tua ternyata memang sangat dibutuhkan. Di era pandemi ini, anak-anak sudah seharusnya mendapatkan pendampingan lebih dari orang tuanya. Seperti yang telah ditekankan oleh pemerintah untuk memperluas gerakan literasi di Indonesia, khususnya ditekankan kepada mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN untuk ikut berkontribusi menyebar luaskan gerakan literasi. Cara menghadapi permasalahn-permasalahan selama pembelajaran daring ini salah satunya yaitu bisa dilakukan melalui pendekatan literasi.

Perlu diketahui terlebih dahulu, literasi itu bukan hanya sekedar cakap dalam membaca dan menulis saja. Akan tetapi jika dikaji lebih dalam lagi, ternyata literasi itu banyak sekali cabang dan definisinya. Seperti konsep literasi dasar yang digunakan oleh kemdikbud dalam gerakan literasi nasional, dimana literasi itu ada enam jenis, yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Berikut adalah definisi dari masing-masing literasi:

  • Literasi baca tulis, yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, dan mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
  • Literasi numerasi, yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan angka dan symbol, grafik, table, dan bagan yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan berbagai macam masalah dalam kehidupan sehari-hari.
  • Literasi sains, yaitu pengetahuan dan kecakapan memahami fenomena alam dan sosial yang ada di sekitar kita dan juga mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah berdasarkan fakta nyata.
  • Literasi digital yaitu pengetahuan dan kecakapan dalam menggunakan dan memanfaatkan secara bijak dan cerdas terhadap media digital, seperti alat komunikasi, internet, dll.
  • Literasi finansial yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan resiko, ketrampilan dan motivasi, dan pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
  • Literasi budaya yaitu pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat.

Dari semua literasi yang telah disebutkan di atas, sangat penting untuk anak bisa menguasainya. Oleh karena itu peran orang tua untuk ikut serta meningkatkan gerakan literasi pada anak adalah hal yang sepatutnya dilakukan. Di sini ada beberapa tips yang bisa membantu orang tua dalam meningkatkan literasi anak dimulai dari hal yang sangat sederhana.

  • Menyediakan bahan bacaan yang menarik di rumah, seperti komik, cerita pendek, cerita bergambar, novel, dll. Di sini orang tua dibiasakan untuk tidak menerapkan mindset bahwa bacaan-bacaan selain buku pelajaran itu tidak layak untuk di baca. Justru dari buku-buku menarik seperti ini merupakan awal mula anak akan menyukai membaca dan menulis.
  • Menjadi contoh untuk anak-anak. Orang tua senantiasa melakukan kegiatan literasi di depan anak-anak. Misalnya ketika di pagi hari, kita terbiasa membaca koran sambil meminum kopi atau teh hangat sendirian, maka mulai dari sekarang kita ajak anak-anak kita untuk ikut duduk di samping kita. Membahas topik-topik permasalahan kecil yang terdapat di dalam koran tersebut merupakan upaya kecil untuk meningkatkan literasi anak.
  • Terbuka kepada anak. Ketika ada suatu permasalahan yang sekiranya bisa di diskusikan bersama keluarga, ikut sertakanlah anak di dalamnya agar nantinya anak akan terbiasa memecahkan permasalahan sebagaimana keluarganya melakukannya.
  • Melakukan praktek dan penelitian sederhana yang dapat dilakukan di rumah. Misalnya menanam bunga, kemudian kita teliti bersama anak mengenai pertumbuhan dan perkembangan bunga tersebut.
  • Membimbing anak dalam memanage waktu. Kecakapan anak untuk menentukan waktu-waktu dalam kesehariannya, seperti kapan waktu untuk belajar, bermain, dan istirahat. Hal ini bisa meningkatkan literasi numerasi pada anak.
  • Membimbing anak saat menggunakan media sosial. Kita tidak tahu, anak-anak kita ketika memegang handphone itu berlayar ke situs-situs seperti apa, aplikasi apa yang sering mereka gunakan, dan orang-orang seperti apa saja yang sering mereka temui di dunia maya. Maka dari itu, mulai dari sekarang kita senantiasa memantau kegiatan mereka ketika menggunakan media sosial. Hal ini agar anak kita terhindar dari adanya dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial.

Jadi kesimpulannya, peran orang tua itu memang penting sekali dalam membimbing anak, terutama untuk sekarang di era pandemi. Salah satu cara bimbingan orang tua yaitu dengan meningkatkan literasi pada anak. Oleh karena itu, mulai dari sekarang mari kita terapkan budaya literasi secara bijak. Semoga artikel ini dapat memberi pencerahan sekaligus menjadi inspirasi untuk orang tua dalam kegiatan berliterasi di lingkungan keluarga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun