Mohon tunggu...
Siti Nur Hasanah
Siti Nur Hasanah Mohon Tunggu... Administrasi - Guru/PNS

Istri/Ibu/Guru yang senantiasa melangitkan doa yg terbaik. Silahkan follow blog saya: http://nurhasanahsmpn5.blogspot.com/ twitter: @SitiNHS / Facebook: Siti Nur Hasanah

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Serunya Kompasiana Nangkring GNNT Bank Indonesia di Surabaya

30 Maret 2015   01:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Area Nangkring Kompasiana bersama BI (dok.pri)

Sejak membaca info dari Admin Kompasiana tentang akan diadakannya acara “Kompasiana Jelajah Non Tunai bersama Bank Indonesia” yang akan digelar di Surabaya (28/3), semangat untuk mengikuti pun berkobar tanpa terkendali. Saya pun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Setelah membaca, langsung buka email dan mengirim email pendaftaran meskipun belum tahu akan bersamaan dengan kegiatan/tugas di sekolah atau tidak. Namun tak menyurutkan niat untuk menghadirinya. Apalagi setelah dikonfirmasi oleh Admin via email, semangat pun makin menggelora karena sudah dapat dipastikan bakal seru. Rugi kalau tidak mengikuti/menghadirinya.



14276480571334650431
14276480571334650431

Email Admin Kompasiana (dok.pri)



Malam Sabtu (27/3) menjelang hari H acara Kompasiana Nangkring Jelajah Non Tunai Surabaya, ada berita duka bahwa salah satu teman guru SMP Negeri 5 Surabaya (tempatku mengajar) telah berpulang ke Rahmatullah dan akan dimakamkan di Surabaya pada hari Sabtu pukul 09.00 WIB. Kontan aku menjadi bingung. Bagaimana untuk mengatur waktu antara hadir ke rumah duka untuk belasungkawa dengan menghadiri acara Nangkring tanpa harus terlambat. Karena dalam situasi kegiatan/acara apapun, saya selalu berusaha untuk tidak terlambat. Leganya, suami pas libur dan bersedia mengantar ke mana pun. Asyiiikkk….

Malam itu juga (27/3), aku mulai melakukan beberapa langkah agar aku bisa berbuat sesuatu secara maksimal di antara keduanya karena sama-sama tidak ada yang ingin saya korbankan. Yang pertama, mengganti kostum yang sudah saya siapkan. Yang tadinya mau pakai kostum bernuansa merah ceria, terpaksa saya ganti dengan kostum yang warnanya sedikit netral karena harus ta’ziyah lebih dulu. Kedua, menulis status di Facebook untuk mendoakan almarhum juga menginformasikan kepada teman-teman, murid-murid, dan para alumni SMP Negeri 5 Surabaya. Ketiga, sms berita duka kepada teman-teman yang sudah rotasi, mutasi, atau pun yang sudah purna tugas (sesuai pesan teman-teman yang sudah purna tugas, kalau ada informasi tentang apapun mereka ingin diberitahu). Setelah semua selesai saya lakukan, sekitar pukul 01.00 – 02.00 WIB, saya baru bisa beranjak tidur dengan sedikit tenang karena sudah berbuat sesuatu untuk penghormatan terakhir kepada seorang teman yang sudah mengajar di tempat yang sama selama 8 tahun. Waktu yang cukup lama untuk kebersamaan dalam suka dan duka di tempat kerja. Hiks ….

14276482501195156412
14276482501195156412

Status Facebook (dok.pri)

Saat terbangun waktu sholat Subuh, anak saya yang bungsu tiba-tiba demam. Muncullah kebingungan. Setelah sholat Subuh, si bungsu aku beri obat demam yang tersedia di rumah. Karena si bungsu dalam kondisi sedikit demam, saya terpaksa harus berangkat sendiri ke Surabaya. Tanpa diantar suami karena saya minta untuk membawa si bungsu ke rumah sakit. Maka berangkatlah saya ke Surabaya dari Gresik dengan naik angkot seperti biasanya.

Sampai di rumah duka, teman-teman sudah berkumpul di rumah duka. Semua membacakan surat Yasin sambil meneteskan air mata. Aku pun melakukan hal yang sama juga merasakan kesedihan yang sama. Apalagi melihat kondisi istrinya yang sudah tak berdaya juga melihat kedua anaknya, yang salah satunya adalah muridku kelas 9 (yang sedang melaksanakan Ujian Sekolah dan sebentar lagi mau Ujian Nasional).

Proses menjelang pemakaman memakan waktu yang cukup lama.Setelah almarhum diberangkatkan ke pemakaman, waktu sudah menunjukkan pukul 09.45 WIB. Namun melihat situasi di rumah duka, teman-teman masih tidak ada yang beranjak dari tempat duduk . Saya mau pamit mendahului rasanya kurang enak. Namun daripada resah karena khawatir terlambat, akhirnya saya pun pamit kepada semuanya dengan permintaan maaf.

Dalam perjalanan menuju ke tempat acara, Bank Indonesia Jalan Pahlawan 105 Surabaya, saya berharap acara belum dimulai karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.05 WIB. Sesampai di depan kantor BI, saya bertemu dengan nanda Tata (Kompasianer Surabaya yang masih belia). Lega rasanya masih ada teman untuk masuk ke tempat acara. Kalau pun terlambat, masih ada temannya. Apalagi kalau harus ke lantai 5 sendirian di dalam lift. Hihihiii takuuttt….

Sampai di meja registrasi (setelah tanda tangan daftar hadir), kami diberi sekotak kue dan sebotol air mineral plus kaos keren. Wouw … benar-benar tidak rugi sudah bisa hadir. Tak lupa pula saya membeli kartu flazz Kompasiana yang bekerja sama dengan BCA seharga Rp 50.000,oo. Kartu tersebut masih kosongan, harus di-Top Up dulu agar bisa dipakai untuk transaksi.

14276487231315036076
14276487231315036076
Kaos Keren dan Kartu Flazz Kompasiana (dok.pri)

Masuk di dalam ruang acara, bertemu dengan teman-teman komunitas Konek [Kompasianer Bonek]. Wouw … sudah bisa dipastikan, heboh bingiiittt …Apalagi bertemu dengan Mbak Avy (penggagas Konek), Mas Iskandar Zulkarnain (Mas Isjet), Admin Kompasiana, yang juga akan menjadi moderator dalam acara tersebut dan Mas Junanto Herdiawan (pakar ekonomi di Bank Indonesia), yang memberi sambutan di awal acara. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa menulis bisa menyehatkan pikiran, menambah teman, juga bisa sebagai ajang diskusi yang menarik (bagi para Kompasianer pasti setuju dengan pendapat tersebut). Oleh sebab itu, di sela-sela kesibukannya di BI, beliau tetap menyempatkan untuk menulis. Tentunya tentang masalah seputar ekonomi.

1427648856489237904
1427648856489237904

Bersama Mbak Avy, Mas Isjet, Mas Junanto, dan para Konek (dok.pri)



Dalam pemaparan materi tentang Gerakan Nasional Non Tunai [GNNT] oleh para Narasumber: Mas Dian (dari Bank Indonesia) dan Bu Herlina (perwakilan dari ASPI). GNNT sendiri telah dicanangkan sejak 14 Agustus 2014. Definisi GNNT adalah penggunaan instrument non tunai untuk melakukan transaksi keuangan dalam masyarakat. Adapun tujuannya yaitu efisiensi transaksi dan cash handling cost, meminimalisasi fraud uang palsu, dan aspek kesehatan (maksudnya uang tunai yang beredar di masyarakat dari tangan ke tangan, pasti mengandung banyak kuman). Oleh sebab itu, kartu non tunai tentunya lebih higienis.

Di Di samping itu uang tunai memiliki beberapa kelemaha, yaitu:

1. Beaya yang besar

Maksudnya, pengelolaan uang rupiah (meliputi perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan, penarikan, dan pemusnahan) oleh Bank Indonesia memerlukan beaya yang besar.

2. Kurang praktis

Maksudnya, harus menyediakan uang kembalian (jasa marga membutuhkan uang kembalian Rp2 miliar per hari). Akan terjadi antrian karena waktu transaksi yang lama.

3.Tidak tercatat

Maksudnya, dapat memberi peluang penggunaan untuk tindakan kriminal (pencucian uang dan terorisme). Perencanaan ekonomi kurang akurat karena ada banyak transaksi yang tidak tercatat (shadow economy).

Sedangkan manfaat penggunaan Non-Tunai adalah:

1. Praktis

Tidak perlu membawa banyak uang tunai dan higienis.

2. Akses lebih luas

Meningkatkan akses masyarakat ke dalam system pembayaran.

3. Tranparansi dan Keamanan

Membantu usaha pencegahan dan identifikasi kejahatan kriminal.

4. Perencanaan Ekonomi lebih Akurat

Transaksi tercatat lebih lengkap sehingga perencanaan lebih akurat.

5.Velocity of Money

Meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian.

6.Efisiensi Rupiah

Menekan beaya pengelolaan uang rupiah dan cash handling.

Uang Elektronik bisa digunakan di mana saja, di antaranya:

Sarana Transportasi, Pembayaran Tol, Parkir, SPBU, Restoran, dan
Belanja di Marchant Uang Elektronik.

Dari beberapa penjelasan di atas, saya makin tertarik dengan penggunaan Uang Elektronik atau Non-Tunai. Tidak menyesal sudah membeli saat di meja registrasi. Namun karena kurang paham cara Top Up, di akhir sesi Tanya jawab, saya menghampiri Bu Herlina untuk minta penjelasan. Tanpa pernah terpikirkan, tiba-tiba salah satu panitia berlari menghampiri dan memberi satu kartu Flazz dari BCA yang sudah di Top Up senilai Rp 100.000,oo. Aduuhhh … bahagianya. Padahal saya tidak berkesempatan untuk bertanya, juga tidak memenangkan kuis. Kalau sudah menjadi rizeki memang tidak akan kemana dan datangnya rizeki tak akan pernah salah alamat. Apalagi bisa berkesempatan selfie dengan Bu Herlina dari ASPI. Hehehe….

1427649907743217567
1427649907743217567

Kartu Flazz BCA (dok.pri)

142765141957953354
142765141957953354

Selfie bersama Bu Herlina dari ASPI (dok.pri)



Saya semakin tertarik dengan penggunaan Uang Elektronik karena bisa dialihkan kepada siapa saja dan tidak ada jangka waktu pemakaian (expired). Untuk itu, akhirnya kartu Flazz satunya aku kasihkan kepada putriku tercinta yang sering jauh dariku karena kost di Surabaya.

Di sesi kedua, setelah isoma, diisi hiburan “Stand Up Comedy” oleh Mas Didik Gigis. Dengan kelihaiannya bercuap-cuap, Mas Didik mampu mengocok perut para Kompasianer yang hadir. Kami pun benar-benar merasa terhibur dengan celotehnya, sejenak bisa melupakan kesedihan atau pun kegalauan yang tengah mengusik jiwa. Cie … cie ….

Dengan berakhirnya celoteh Mas Didik, berakhir pula acara nangkring kali ini. Tak lupa para Kompasianer yang hadir selfie bareng dan seru-seruan mumpung bisa bersua/kumpul bareng.

1427650348776144147
1427650348776144147

Para Konek dari Surabaya, Mojokerto, dan Madiun (dok.pri)

1427650752815661011
1427650752815661011

Selfie Berjamaah Kompasianer Jakarta, Salatiga, Madiun, Malang, Mojokerto, Surabaya

(dok.mas nurul)

Saat melangkah di pintu keluar, tiba-tiba reporter cantik dan imut dari Bank Indonesia menghampiri dan memintaku untuk bersedia diwawancarai sebentar seputar manfaat penggunaan Uang Elektronik menurut pendapatku. Untuk itu, selain dishoot oleh Kameramen, lumayan saya diberi buku notes dan pulpen cantik Bank Indonesia. Alhamdulillah … lagi-lagi dapat rizeki. Hehehe ….

1427650929771913628
1427650929771913628

(dok.pri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun