Mohon tunggu...
Siti Nur Hasanah
Siti Nur Hasanah Mohon Tunggu... Administrasi - Guru/PNS

Istri/Ibu/Guru yang senantiasa melangitkan doa yg terbaik. Silahkan follow blog saya: http://nurhasanahsmpn5.blogspot.com/ twitter: @SitiNHS / Facebook: Siti Nur Hasanah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Adab Komunikasi Siswa di Era Pembelajaran Daring

16 Mei 2020   15:32 Diperbarui: 16 Mei 2020   22:06 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dok. Coddy Apps Academy via KOMPAS.com)

Karakter sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa. Individu berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang telah dibuat.

Karakter baik bagi siswa sangatlah penting. Hal itu semakin terasa tatkala berada di era daring seperti saat ini akibat pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). Terutama bagi siswa SMP yang tengah melaksanakan pembelajaran dari rumah.

Dokpri
Dokpri
Siswa SMP adalah siswa-siswi yang berusia sekitar 12-16 tahun, merupakan anak yang memasuki transisi perubahan masa anak-anak menuju masa remaja. Biasanya mereka ingin menunjukan jati dirinya dengan berperilaku mengimitasi idola-idolanya. Akibatnya, mereka menampakan berbagai macam perilaku.

Cara pembentukan karakter baik bagi siswa agar kelak bisa menjadi warga masyarakat yang berkepribadian baik, yang bersikap dan perilaku religius, toleran, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, tanggung jawab, mandiri, demokratis, menghargai karya orang lain dan cinta damai adalah melalui penerapan disiplin tata tertib sekolah. Sementara hal itu sulit diterapkan dalam pembelajaran via daring seperti saat ini.

Pembelajaran dari rumah yang dilaksanakan dengan model daring via berbagai aplikasi jarak jauh maupun medsos semakin menampakkan karakter masing-masing siswa. Apalagi di grup WhatsApp. Sementara komunikasi antara guru dan siswa yang paling intens salah satunya di grup WhatsApp.

Dokpri
Dokpri
Siswa yang karakternya baik karena sudah terbentuk dalam menerapkan disiplin tata tertib sekolah akan baik pula dalam berkomunikasi via chat di WhatsApp.

Namun bagi siswa yang karakternya kurang baik karena belum mampu menerapkan disiplin tata tertib sekolah akan melakukan hal-hal yang membuat guru yang berada dalam grup terpancing emosinya.

Mereka belum bisa membedakan antara komunikasi dengan teman dan komunikasi dengan guru. Apalagi komunikasi melaui bahasa tulis. Hal ini dirasakan oleh semua guru SMP, terutama wali kelas. Karena wali kelaslah yang berada di garda terdepan sebagai pemandu pembelajaran siswa via daring.

Beda dengan pembelajaran secara langsung/bersemuka. Siswa masih memiliki rasa takut, segan, atau malu dengan teman-temannya. Belum lagi ditambah dengan sentuhan-sentuhan nurani, ekspresi wajah, gerakan tubuh dari seorang guru. Semua itu menumbuhkan rasa empati, sayang, bahkan rasa iba.

Segala rasa itu akan sulit muncul/tumbuh pada pembelajaran via daring. Di sini semakin dirasakan bahwa kehadiran seorang guru dalam pembelajaran bersemuka tidak bisa digantikan 100% dengan pembelajaran via daring. Secanggih apapun teknologi yang digunakan.

Menurut Imam Al-Ghazali, salah satu adap siswa terhadap guru selayaknya tidak banyak berbicara di depan guru. Banyak berbicara bisa berarti merasa lebih tahu daripada orang-orang di sekitarnya. Apabila hal ini dilakukan di depan guru, maka bisa menimbulkan kesan seolah-seolah siswa lebih tahu daripada gurunya. Hal ini tidak baik dilakukan kecuali atas perintah guru atau guru yang memintanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun