Mohon tunggu...
Nurhidayatullar 09
Nurhidayatullar 09 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa sains

mahasiswa biologi di universitas surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dengan Kloning, Apakah Manusia Bisa Abadi?

28 November 2021   20:50 Diperbarui: 28 November 2021   20:53 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2021 merupakan tahun penuh dengan kejutan, banyak penemuan baru bermunculan hingga kita di beri cobaan yakni adanya Corona virus di tahun 2019. Namun dibalik itu ada hal baik yang patut kita apresiasi.

Ditemukannya Vaksin merupakan awal dari terbebasnya kita dari pandemi ini namun kita tidak boleh puas. Bukan hanya pengetahuan yang terus mengalami pembeharuan, seiring berjalannya waktu penyakit juga mengalami perubahan.

Pada perkembangannya Vaksin pada era saat ini sudah sampai titik merekombinan DNA sebagai target yang akan disisipi, restriksi dan ligasi DNA target dan vektor, transformasi vector ke sel inang dan analisis DNA rekombinan dalam sel inang.

Namun sebenarnya hal ini penuh dengan kontroversi, sebab banyak peneliti masih belum setuju dengan sistem kloning ini. Sistem kloning dianggap perbuatan yang tidak baik yakni mendahului sang pencipta.

Sistem Kloning

Apa itu kloning? Secara umum, kloning berarti penggunaan metode buatan untuk menghasilkan organisme baru dari salinan genetika yang identik. Melalui penggunaan metode buatan ini dikembangkan untuk memodifikasi materi genetik organisme sehingga menghasilkan senyawa baru.

Sejak penemuan struktur DNA pada tahun 1953, ilmuwan telah banyak menggunakan metode ini untuk meningkatkan kualitas ternak dan pertanian hingga mampu menyembuhkan berbagai penyakit pada manusia.

Mengenal He Jiankui

Dia adalah He Jiankui, seorang peneliti biofisika dari SUSTech Shenzhen, ilmuwan pertama (yang diketahui) telah berhasil mengedit genetika bayi manusia dengan nama samaran Lulu dan Nana. He Jiankui dan timnya menargetkan studi pengeditan genome ini untuk mengeliminasi gen CCR5. Pasalnya, virus HIV memerlukan gen ini untuk masuk ke dalam sel darah putih dan menginfeksi tubuh.

Telah berlangsung dua tahun sejak bayi kembar ini dilahirkan (sejak Oktober 2018), Jiankui telah mendorong sebuah gerakan revolusioner dalam sejarah peradaban manusia.

3 Tahun sudah berjalan pasca kelahiran bayi kembar ini , hal ini merupakan stimulus gerakan revolusioner dalam sejarah perdaban manusia. Namun pengeditan genetika pada manusia ini dianggap melanggar etis penelitian. Bahkan beberapa ilmuan dari institusi ternama mengangap bayi tersebut tidak akan berumur panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun