Cianjur, 25 Desember 2012
Pada dasarnya segala kebaikan asalnya dari Allah dan keburukan datangnya dari manusia itu sendiri. Sama seperti halnya Zanetta yang tengah berada di meja terakhir sembari menatap lurus sahabatnya di depan sana.Â
Aqila Zahrotul hidayah yang kesekian kalinya mendapat nilai tertinggi dalam pelajaran ekonomi dan akuntasi. Selain dari itu Zanetta melihat jelas Aqila begitu senang dengan ucapan selamat dari Ustadzah Elli yang memang menyayangi Aqila seperti adiknya sendiri.
Zanetta tersenyum senang dan jauh dalam lubuk hatinya ia merasa sedikit...iri. Bukan iri dalam hal ingin menghancurkan prestasi Aqila namun lebih tepatnya iri karena ternyata kesempatan seperti yang Aqila dapatkan belum juga singgah untuk dirinya dan ia rasa kerja kerasnya belum cukup besar untuk bisa mencapai apapun yang bisa ia banggakan minimal untuk dirinya sendiri.
"Aqila you're the best!"
Bahkan Zanetta juga tak pernah mendengar Uswah memujinya dengan segitu riangnya. Zanetta tersenyum lebar berusaha menyembunyikan keinginannya, ia berusaha mengatakan dengan keras bahwa iri hati bisa menyebakan dengki dan itu tidak akan baik bagi persahabatannya.
Zanetta termenung dengan pikirannya saat akhirnya ia tak sadar bahwa Aqila sudah kembali duduk di sampingnya, "Kamu nggak ucapin selamat lho?" tuntut Aqila.
"As always the biggest score. Congratulation Aqila Zahrotul Hidayah."
Aqila tersenyum girang lalu memeluk Zanetta. "Hahahaha....thank you so much!"
Zanetta mengangguk sembari tersenyum membalas ucapan Aqila yang sangat bahagia.
"Pokoknya Zanetta the best lah urusan english!" potong Uswah yang menaikan satu alisnya.