Mohon tunggu...
Nurhayati
Nurhayati Mohon Tunggu... Tutor - Seorang ibu dan pecinta kucing

Jadikan setiap langkah kita sebagai Ibadah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Belajar Ketangguhan Hidup dari Si Belang

28 Mei 2021   20:10 Diperbarui: 28 Mei 2021   20:15 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kisah lainnya tentang si kucing yang hilang.  Selang beberapa bulan dari peristiwa yang menimpa Moi, 3 ekor kucing-kucing mungil kami (sebenarnya empat bersaudara) yang sedang lucu-lucunya, yang lagi senang berkejar-kejaran dan main petak umpat, tiba tiba hilang.

Kami bingung, kenapa mereka bisa menghilang bersamaan dan tiba tiba, seperti ada yg membawanya sekaligus. Kami mencarinya disekitar rumah rumah tetangga. Hasilnya tidak menyenangkan. Kucing-kucing mungil itu bagai ditelan bumi, tak seorangpun  melihatnya.

Akhirnya walau pesimis, kami memasang SW (Status Whatsapp) tentang hilangnya si kucing mungil yang belum sempat kami beri nama itu. Harapan muncul setelah kami menerima WA dari penjual Lotek. Katanya tadi  malam ada anak kucing di depan warung. Khawatir terlindas mobil atau motor, dia mengambilnya. Dia kirimkan foto anak kucing itu. Ternyata betul itu kucing yang kami cari. Dua lagi dimana? Masih tanda tanya.

Sambil terus mencari yang lainnya, kami mencoba menerka-nerka kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan kucing itu sampai di jalan raya karena tempat itu  cukup jauh kalau ditempuh oleh seekor anak kucing seumuran itu.  

Kami mencoba mengingat-ngingat kejadian atau kegiatan kami pada waktu itu. Terlintas seketika, pada malam hari sebelum ketahuan kucing-kucing itu hilang, salah seorang anak kami ada keperluan ke a**amart , mungkin anak-anak kucing itu sedang ngumpet dalam ruangan yang ada dibawah mesin motor. Tidak menunda waktu lagi, saya minta bantuan  anak-anak  tetangga. Mereka disebar untuk mencari kucing di sepanjang  jalan antara rumah  dan a**amart.

Besok harinya datang info bahwa di jalan raya sekitar warung Lotek tadi ada yang melihat anak kucing berwarna abu. Betapa bahagianya kami. Berarti akan ditemukan kucing kedua sebab yang sudah ditemukan  di warung Lotek, bukan yang abu. Harapan untuk menemukannya sangat besar karena lokasi orang melihat yang abu itu sangat dekat dengan lokasi diketemukannya kucing pertama.

Berhari-hari pencarian dipusatkan disekitar itu, namun tidak membuahkan hasil. Antara prasangka baik dan buruk silih berganti. Kadang berpikir mungkin sudah ada yang menemukannya dan membawa kerumahnya untuk dipelihara. Kadang muncul kekhawatiran kucing kecil yang tak berdaya itu masih terlantar dijalan. Berbekal sisa harapan, mencoba mendatangi pedagang-pedagang disekitar a**amart dan tidak terlewatkan kepada tukang parkir serta ojeg-ojeg yang mangkal sekitar itu. Jawabannya, tidak seorangpun yang melihatnya.

Sambil berjalan untuk pulang, mencoba menyapa pemilik warung paling ujung , paling jauh dari a**amart. Dalam obrolan singkat terucap bahwa beberapa hari yang lalu, suaminya menemukan anak kucing yang tampak kelaparan. Karena beliau bukan pecinta kucing, suaminya hanya mengamankannya dari kemungkinan terlindas mobil atau motor dan memberinya makan. 

Dia memasukakannya ke dalam ruangan d imana disitu banyak barang-barang yang tidak digunakan. Dia tidak yakin apakah kucing itu masih ada atau tidak. Pemilik warung dengan baik hati memeriksa keadaan dalam gudang dan hasilnya membuat saya gembira, satu lagi diketemukan. Dari tiga yang hilang, ditemukan dua ekor. Satu lagi sampai sekarang tak tahu bagaimana nasibnya. Kami hanya bisa berdoa mudah-mudahan ada orang yang baik hati merawatnya.

Kisah terakhir yang memberikan kebahagiaan tersendiri untuk kami adalah kisah si Abu yang diadopsi oleh tetangga. Suatu hari anak tetangga itu mengabarkan bahwa Abu sakit mata. Kami suruh dia membawanya ke rumah untuk dilihat keadaan yang sebenarnya.

Kaget bukan main melihat kondisi Abu, matanya menonjol. Ketika diperlihatkan  ke dokter, beliau mengatakan Abu mengalami tumor mata dan harus segera dibuang matanya. Seperti dejavu ketika dulu Moi harus diamputasi. Disamping tidak ada biaya untuk pengobatan kucing (untuk makanannyapun  kewalahan,) kami tak sampai hati membayangkan kucing itu dikeluarkan matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun